Kesehatan raga, jiwa, sosial, dan spiritual sangat penting agar tercipta keseimbangan hidup
- Detail
- Ditulis oleh Erma
- Kategori: Berita
- Dilihat: 9317
Kusdhianto Setiawan, Ph.D, Wakil Dekan Bidang Keuangan, SDM, dan Aset Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM memberikan semangat kepada Tenaga Kependidikan (Tendik) agar terus belajar mengasah keterampilan sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang handal, disampaikan pada pembukaan Seminar "Sehat Holistik berbasis Bio-Psiko-Sosio-Spiritual" dan Pelatihan "Komunikasi Efektif dan Public Speaking" yang dilaksanakan pada 4 Desember 2018, di Auditorium Pusat Pembelajaran lt. 8 FEB UGM, dalam acara pengembangan SDM bagi Tenaga Kependidikan (Tendik) di linkungan kerja FEB UGM.
Dalam kegiatan ini Tendik terdiri dari dua sesi, yakni seminar Sehat Holistik berbasis Bio-Psiko-Sosio-Spiritual disampaikan oleh Dr. dr. Zaenal Muttaqien, AIFM (Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM), pelatihan Komunikasi Efektif dan Public Speaking disampaikan oleh Ninda Nindiani, M.A. (Trainer Senior Public Speaking) dan Etiket Menggunakan Media Sosial disampaikan oleh Surahyo Sumarsono., M.Eng. (Trainer Senior bidang IT).
Dalam paparannya, dr. Zainal menekankan pentingnya kesehatan raga, jiwa, sosial dan spiritual bagi tenaga kependidikan agar tercipta keseimbangan hidup. Aktif berolahraga sesuai usianya sangat disarankan untuk menghindari tekanan kerja yang berlebihan dan selalu sehat sampai purna tugas.
Berikutnya, Ninda menjelaskan pada dasarnya memiliki persamaan yaitu sama-sama mempengaruhi orang lain. Public speaking, merupakan seni berbicara di hadapan umum dengan mengedepankan etika dan etiket, dalam rangka menyampaikan informasi dan gagasan untuk memperoleh kepercayaan dan dukungan dari orang lain. Ninda menekankan agar peserta senantiasa belajar dan berlatih untuk menggali dan mengasah potensi yang sudah ada dalam diri masing-masing untuk dapat mengurangi kesalahan dalam berbicara. Pemaparan Ninda cukup menarik dengan menyelipkan beberapa games kata berantai sebagai indikator kejelasan penyampaian informasi dalam berkomunikasi.
Terakhir, Surahyo menjelaskan bagaimana menggunakan media sosial yang biasa kita pakai sehari-hari seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan lain-lain menjadi sesuatu yang berguna bukan hanya untuk membaca berita-berita yang tidak masuk akal dan hoax yang sekarang mulai banyak. Dalam kesempatan kali ini Surahyo juga memberikan gambaran tentang undang-undang ITE yang bisa menjerat akun pengguna apabila melanggarnya dengan hukuman yang berat. Penyalahgunaan media sosial dan pelanggaran etika berkomunikasi di media sosial tersebut tidak hanya akan berimbas pada pribadi namun juga kepada institusi.
"Materi ini diberikan agar tendik semakin percaya diri dalam menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada mahasiswa, dosen dan stakeholder lainnya," kata Kepala Kantor Administrasi FEB UGM, Agus Ridwan, SP. M.M Selasa (4/12/2018). Disamping itu pelatihan ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran kesehatan dengan gaya hidup yang seimbang dan positif. FEB UGM akan menggelar pelatihan lainnya seperti Pelatihan Tata Naskah Dinas agar bermanfaat bagi civitas academika.
Sumber: Erma Wheni Hertuti