Tudingan Neoliberal ke Boediono Bermuatan Politis
- Detail
- Kategori: Berita
- Dilihat: 6022
Ekonom UGM Prof. Dr. Mudrajad Kuncoro menilai tuduhan Boediono sebagai figur yang mengusung neoliberalisme dan titipan dari pihak asing tidak memiliki dasar kuat. Menurutnya, Boediono termasuk orang yang dekat dengan almarhum Prof Mubyarto tentang gagasan ekonomi kerakyatan.
“Itulah orang yang banyak lupa, bersama Mubyarto jadi pendekar ekonomi Pancasila, pernah menulis buku secara bersama tentang ekonomi pancasila,” kata Mudrajad, Jumat (15/5) di Kampus UGM.
Menurut pengamatan Mudrajat, adanya tuduhan neo liberal kepada Boediono sengaja dihembuskan oleh pihak-pihak tertentu. Padahal, kata Mudrajat, Boediono dikenal sebagai orang yang tidak mengejar jabatan. Justru jabatan yang mengejar dia.
“Salah satu contohnya, setelah tidak lagi menjabat Menteri keuangan di era kepemimpinan Megawati, ia balik jadi dosen. Itu nuansa lain yang harus dicatat. Berbeda dengan politisi lain yang mengejar jabatan,” kata Mudrajad menimpali.
Mudrajat menambahkan, Boediono dinilainya juga telah berhasil mengurangi jumlah hutang luar negeri bangsa Indonesia. Sebelum Boediono menjadi Menteri Keuangan, total utang luar negeri Indonesia terhadap PDB di atas 100 persen. Namun selama menjabat, rasio total utang terhadap PDB kurang dari 31 persen. Bahkan, selama meniti karir di Bappenas, Menteri Keuangan, lalu menjadi Menko Perekonomian di Kabinet Indonesia bersatu justru mendukung program BLT, PNPM juga KUR.
“Itu jelas bukan neo liberal. Jadi tuduhan yang dihembuskan selama ini, nampaknya tidak beralasan,” kata ketua jurusan ilmu ekonomi FEB UGM ini.
Dalam pandangan Mudrajat, Indonesia ke depan membutuhkan pemimpin pemimpin yang bisa berpikir tidak linier tapi memberikan terobosan di tengah krisis. Tidak lagi menggunakan pendekatan Washington Consensus dan mainstream economic di Indonesia. Diakui Mudrajat, pekerjaan rumah terbesar bagi siapa pun capres dan cawapres terpilih nantinya akan dihadapkan pada problem kemiskinan yang mencapai 15 persen, masalah pengangguran yang berkisar sekitar 8-9 persen, dan ketimpangan distribusi pendapatan antar daerah yang semakin meningkat.
Diakui Mudarajat, figur Boediono yang profesional dan non partisan diyakini mampu menyelesaikan persoalan ekonomi di Indonesia masa depan. Apalagi melihat track record karier serta kontribusi pemikiran Boediono dinilai berhasil menjalankan kepemimpinan di posisi yang strategis.
Sebagai sesama pengajar di Fakultas Ekonomi UGM, Mudrajad mengaku bangga koleganya mendapat kepercayaan namun yang terpenting adalah perekonomian Indonesia ke depan bisa lebih baik. Terlepas dari siapapun nanti yang terpilih dalam Pilpres mendatang.
“Sebagai kolega dan murid, saya melihat Boediono seorang profesional dan non partisan. Ia juga dekat dengan Megawati dan SBY, siapapun presiden ia akan membantu. Tak melihat partai manapun,” kata Mudrajad.
Sumber : www.ugm.ac.id