Berbagi Semangat Bertahan di Masa Pandemi Melalui Seminar Pandemic Insight
- Detail
- Ditulis oleh Kirana
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2664
Kita semua telah melalui masa pandemi Covid-19 selama lebih dari setahun dan hingga kini tidak ada yang tahu kapan akan berakhir, topik mengenai semangat bertahan para pejuang pandemi menjadi relevan untuk didiskusikan dan didesiminasikan bersama. Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-66 bersama dengan Pengurus Pusat Keluarga Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (KAFEGAMA) dan KAFEGAMA DIY pun menyelenggarakan Seminar Pandemic Insight dengan mengangkat tema "Semangat Bertahan Pejuang Pandemi" pada Sabtu (11/09). Harapannya dari seminar ini partisipan dapat menjadi lebih semangat lagi untuk berbagi, bekerja sama, dan saling membantu satu sama lain dalam era pandemi ini.
Seminar Pandemic Insight dimulai oleh moderator yang akan memandu keseluruhan acara, M. Ryan Sanjaya, selaku Dosen Departemen Ilmu Ekonomi FEB UGM. Sebelum memasuki acara inti, Dr. Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia dan Ketua Umum PP KAFEGAMA, memberikan kata sambutan (keynote speech) terlebih dahulu. Dalam sambutannya, Dr. Perry Warjiyo mengajak partisipan untuk merenungi banyaknya rahmat dari Tuhan yang dilimpahkan-Nya selama masa pandemi dan tetap optimis bersama-sama berkontribusi menumbuhkan Indonesia secara lebih guyub, rukun, dan migunani. Beliau berpesan, "Kuncinya adalah bersyukur, ikhtiar maksimal bersama, dan membangun harapan optimis."
Selanjutnya memasuki acara inti, yaitu panel materi tentang pengalaman tiga pembicara hebat mengenai bagaimana mereka merespons pandemi Covid-19. Pembicara pertama adalah Dr. Rimawan Pradiptyo M.Sc., selaku Inisiator Gerakan SONJO (Sambatan Jogja) yang berbagi pengalamannya tentang gerakan tersebut. Dalam mengatasi pandemi, SONJO memiliki motto "Cukup 1M", yaitu MAU, yang berarti mau mengatasi pandemi, mau berintegritas, mau berempati, dan mau bersinergi. Menurutnya, SONJO diperlukan untuk memobilisasi sumber daya selama pandemi dengan memanfaatkan platform Whatsapp Group (WAG).
Berbekal prinsip integritas dan transparansi sebagai modal utama mendapatkan kepercayaan masyarakat, SONJO berupaya menyelesaikan permasalahan dengan memunculkan permintaan berbentuk keluhan dan persediaan berbentuk kontribusi di saat yang bersamaan. Gerakan yang diinisiasi SONJO ini juga sebenarnya lebih difokuskan untuk menyongsong pasca pandemi, jadi tidak hanya secara jangka pendek saja. Program-program yang dijalankan SONJO secara garis besar terbagi ke dalam 2 sektor, yaitu kesehatan dan ekonomi, di antaranya SONJO Database Rewangan yang merupakan sistem rujukan pasien Covid-19 antar rumah sakit dan Etalase Pasar SONJO (EPS).
Sesi seminar kemudian berlanjut ke pembicara kedua, yaitu Hermawan Ardiyanto yang mewakili Tim Percepatan Vaksin KADIN DIY. Hermawan dalam materinya berbagi seputar upaya pelaksanaan dan kontribusi Vaksin Gotong Royong KADIN DIY. Dilatarbelakangi dilema para pelaku usaha yang tetap ingin berproduksi tetapi terkendala kewajiban prosedur kesehatan, KADIN pun menggagaskan program Vaksin Gotong Royong yang diperuntukkan bagi karyawan industri dan perdagangan sebanyak 100.000 sasaran (dengan harga yang disubsidi) serta pelaku UMKM dan Koperasi sebanyak 20.000 sasaran (tanpa dipungut biaya).
Tujuan program ini adalah untuk memudahkan dan memfasilitasi pelaku usaha di DIY agar bisa menjangkau vaksinasi Covid-19, baik dari segi keterjangkauan harga maupun akses, demi menciptakan kondisi yang aman untuk berproduksi atau memberi pelayanan. Hingga kini, jumlah total pelaku usaha yang berhasil divaksinasi melalui program Vaksin Gotong Royong DIY adalah sebanyak 45.201 orang. Melalui upaya ini, harapannya perekonomian Indonesia akan terbantu untuk segera bergerak menuju pertumbuhan positif.
Pembicara ketiga pada seminar ini berasal dari kalangan milenial yang memiliki latar belakang usaha rintisan (start-up). Sebagai CEO dan Co-Founder LingoTalk, Andre Benito bercerita seputar sepak terjang usaha rintisannya selama pandemi Covid-19. LingoTalk sendiri adalah platform edukasi pembelajaran bahasa dengan dukungan teknologi (edtech) yang baru didirikan tahun 2020 lalu. Walaupun berdiri tepat di tengah-tengah masa pandemi, LingoTalk tetap berperan aktif mengikuti berbagai program akselerasi bisnis yang diadakan pemerintah Indonesia seperti StartupStudioID oleh Kominfo dan BEKUP oleh Kemenparekraf maupun program bertaraf internasional seperti Alibaba Cloud dan Block71 SE Asia Booster Accelerator Program.
Tak hanya sekadar berpartisipasi saja, Andre Benito pun juga sekaligus berhasil membawa LingoTalk mencapai peringkat teratas (top-rank) dalam berbagai program akselerasi bisnis yang diikutinya. Melalui partisipasi dalam program-program akselerasi bisnis tersebut, usaha rintisan LingoTalk turut memberi kontribusi dan berperan dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional. Untuk jangka panjangnya, LingoTalk berkomitmen untuk hadir memberdayakan (exist to empower) dan berinvestasi pada individu (investing on people) demi menjembatani kesenjangan keahlian/keterampilan masyarakat serta membantu mengembangkan potensi sumber daya manusia di Indonesia.
Reportase: Kirana Lalita Pristy/Sony Budiarso.