• Tentang UGM
  • SIMASTER
  • SINTESIS
  • Informasi Publik
  • SDGs
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
  •  Tentang Kami
    • Sekilas Pandang
    • Sejarah Pendirian
    • Misi dan Visi
    • Nilai-Nilai
    • Pimpinan Fakultas
    • Pimpinan Senat
    • Pimpinan Departemen
    • Pimpinan Program Studi
    • Pimpinan Unit
    • Dewan Penasihat Fakultas
    • Laporan Tahunan
    • Fasilitas Kampus
    • Identitas Visual
    • Ruang Berita
    • Dies Natalis ke-70
  • Program Akademik
    • Program Sarjana
    • Program Magister
    • Program Doktor
    • Program Profesi
    • Program Akademik Singkat
    • Program Profesional & Sertifikasi
    • Program Sarjana Internasional (IUP)
    • International Doctorate in Business (IDB)
    • Kalender Akademik
    • Ruang dan Kegiatan
  • Fakultas & Riset
    • Keanggotaan Fakultas
    • Akreditasi Fakultas
    • Jaringan Internasional
    • Dosen
    • Profesor Tamu dan Rekan Peneliti
    • Staf Profesional
    • Publikasi
    • Jurnal Yang Diterbitkan
    • Makalah Kerja
    • Bidang Kajian
    • Unit Pendukung
    • Kemitraan Konferensi Internasional
    • Call for Papers
    • Pengabdian Kepada Masyarakat
    • Perpustakaan
  • Pendaftaran
  • Home
  • Berita

Pentingnya Kolaborasi Antara Dunia Akademisi dan Industri dalam Mengurus Sumber Daya Manusia

  • Berita
  • 16 November 2021, 12.35
  • Oleh : Admin
Miftahudin KADIN

Ketika kita berbicara mengenai dunia keilmuan dan industri, ada satu titik bahwa keduanya selalu bekerja sama dengan yang baik dan diwaktu yang lain tidak dapat bekerja sama dengan baik. Untuk itu penting adanya keselarasan akademisi dan praktisi dalam mengurus bidang Sumber Daya Manusia (SDM) dan bagaimana bidang SDM mempunyai kontribusi nyata di dunia industri. Atas dasar hal tersebut pada Jumat (05/03/2021), Laboratorium Manajemen, Departemen Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) menyelenggarakan Forum Manajemen dengan topik “Keselarasan Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Terkini dan Tuntutan Transformasi Industri di Indonesia”. Seminar ini diselenggarakan melalui Zoom Meetings dan menghadirkan narasumber yaitu Sari Sitalaksmi, Ph.D., Dosen Departemen Manajamen FEB UGM, dan Miftahudin selaku Wakil Ketua Komite Tetap Pelatihan Ketenagakerjaan, Kamar Dagang dan Industri (KADIN Indonesia). Seminar ini dimoderatori oleh Rr. Tur Nastiti, Ph.D., Dosen Departemen Manajamen FEB UGM.

Sari Sitalaksmi, Ph.D. membahas mengenai Riset SDM Mode-2 Kolaborasi Akademisi Dan Praktisi. Sari Menjelaskan mengenai Riset SDM Mode-2, yaitu bagaimana kolaborasi antara akademisi dan praktisi. Ia menjelaskan bahwa terdapat gaps of field di human resource di Indonesia, kesenjangan tersebut antara lain, kesenjangan riset bidang SDM di Indonesia, kurangnya penelitian akademik di bidang SDM tetapi di tingkat makro nasional, kurangnya penelitian SDM dengan menggunakan lensa alternatif pluralism, kurangnya penelitian tentang hubungan industrial dari perspektif SDM, serta penelitian di bidang ini lebih banyak berasal dari disiplin ilmu hukum, sosiologi, dan politik.

“Singapura menginvestasikan sekitar 4,5 juta dolar Singapura untuk meneliti 23 sektor peta transformasi industri, dunia akademisi dan praktisi membahas bersama apa kebutuhan selama 10 tahun ke depan”, kata Sari.

Menurutnya, dari hal tersebut apabila diturunkan lebih lanjut akan menimbulkan tanggung jawab bagi bisnis, perguruan tinggi, dan sertifikasi. Oleh karena itu, ketika ada perubahan sesuatu di Singapura, industri bergerak sebagai supply side-nya, dan akademisi menyediakan kebutuhan SDM untuk lima tahun yang akan datang. Hal ini selaras dengan Departemen Manajemen FEB UGM yang selalu melihat kembali apa relevansinya dengan kebutuhan yang akan datang. Inilah menurut Sari, pentingnya kolaborasi antara dunia industri dan akademisi.

Sesi selanjutnya adalah penjelasan mengenai praktek manajemen SDM oleh Miftahudin. Miftahudin mengawali pemaparannya dengan membahas mengenai aspek perburuhan yang diatur ILO (International Labour Organization) menjadi salah satu concern terutama perusahaan anggota Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) yang berafiliasi dengan perusahaan asing. Prinsip yang diatur ILO inilah yang kemudian diregulasikan dengan regulasi ketenaga kerjaan di Indonesia.

“Isu SDM adalah isu yang selalu ada kita harus mencari alternatif, kalau kita masih mengandalkan resources atau pendekatan yang lama ternayata kita membawa evidence bahwa pendekatan yang lama itu membawa kita ke titik kali ini, we have to change“, kata Miftahudin.

Miftahudin menyampaikan bahwa total penduduk Indonesia sekitar 270 juta, kemudian terdapat estimasi ke depan terdapat 320 juta jiwa pada tahun 2035. Dalam konteks tersebut, menurutnya akan terdapat penambahan penduduk kurang lebih 50 juta.

“Dalam hal ini kita membahas productivity, daya saing, kualitas SDM, menjadi make sense, apakah dengan tambahan 50 juta jiwa tadi itu harus sama dengan kebutuhan:, kata Miftahudin.

“Dalam kalangan dunia usaha dan dunia industri, kita tertantang untuk menciptakan lapangan kerja sesuai itu”, tambah Miftahudin.

Miftahudin juga mengkritisi terkait dengan productivity, Miftahudin mengatakan bahwa productivity itu sering dianggap sebagai hasil, bukan sebagai target yang ingin dicapai.

“Productivity kita naik tiga persen, tiga persen itu cukup, kurang, atau berlebih, perlu tegas targetnya berapa, idealnya Indonesia itu naik productivity-nya berapa, ketika kita tidak berani stated target productivity berapa dan akhirnya dianggap sebagai result, maka tidak akan ada effort.”, ungkapnya.

Menurutnya, ini akan berdampak pada SDM, untuk itu masalah yang terjadi perlu diidentifikasi dan bagaimana memastikan bahwa hasil riset tidak diterima sebagai given saja, tapi harus diterima sebagai apa yang harus kita lakukan ke depannya. Untuk itu, perlu dibuat perencanaan yang matang, setiap sektor membutuhkan SDM berapa banyak, dan kualitas seperti apa yang dibutuhkan. Untuk memetakan hal tersebut, menurut Miftahudin tidak bisa diserahkan kepada seseorang atau badan, tapi harus menciptakan kolaborasi antara dunia akademisi dan industri.

Reportase: Sony Budiarso

Views: 649

Related Posts

Osnabruck University

FEB UGM dan Osnabrück University of Applied Sciences Perkuat Kemitraan Strategis

Berita Jumat, 7 November 2025

Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB UGM) bersama Osnabruck University of Applied Sciences sukses menggelar Student Visit 2025. Kegiatan ini merupakan kunjungan singkat yang bertujuan untuk memperkenalkan budaya, prinsip keberlanjutan di kampus masing-masing, dan UMKM atau industri kreatif yang berkelanjutan di daerah Yogyakarta, dengan diikuti oleh 22 mahasiswa dari kedua universitas.

Tim Sokin

Tim Sokin FEB UGM Raih Juara 2 dalam Karya Tulis Ilmiah Sanggar Sains 

Prestasi Jumat, 7 November 2025

Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) kembali meraih prestasi di kancah nasional. Tim Sokin yang terdiri dari Vania Yuni Kusvita (Akuntansi 2023), Dita Pratiwi Harahap (Akuntansi 2023), dan Fryan Carol Simarmata (Akuntansi 2023) berhasil meraih Juara 2 dalam ajang Karya Tulis Ilmiah Sanggar Sains (KATALIS Vol.

MBCC FEB UGM 2025

Tim JEV Consulting FEB UGM Raih Juara 2 Mini Business Case Competition 2025

Berita Kamis, 6 November 2025

Mahasiswa FEB UGM kembali meraih prestasi dalam ajang Mini Business Case Competition 2025 yang diselenggarakan secara daring pada 29 Agustus–4 Oktober 2025. Kompetisi ini diikuti oleh 80 tim dari berbagai universitas ternama di Indonesia, seperti  ITB, UI, UGM, ITS, UB.

Dalam kompetisi tersebut, tim JEV Consulting dari FEB UGM berhasil meraih Juara 2.

Unileader 2025

Empat Kompetensi Utama yang Perlu Dikuasai Talenta Masa Depan di Industri FMCG

Berita Kamis, 6 November 2025

Industri Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) terus berkembang dengan kecepatan yang menuntut adaptabilitas tinggi dan pola pikir pembelajar sepanjang hayat. Dalam diskusi Inspiring Unileader Goes to Yogyakarta–Semarang, yang digelar oleh Unilever Indonesia bersama BPM FEB UGM dan LinkToWork, para pemimpin Unilever membagikan pandangan mendalam mengenai apa yang dibutuhkan untuk menjadi future-fit talent di dunia industri masa kini.

Indonesia Head of Modern Trade and Personal Care Unilever Indonesia, Prawita Raharja menyebutkan bahwa talenta masa depan bukan hanya diukur dari kemampuan akademik, melainkan dari kesiapan mental dan karakter yang kuat.

Berita Terkini

  • FEB UGM dan Osnabrück University of Applied Sciences Perkuat Kemitraan Strategis
    7 November, 2025
  • Tim Sokin FEB UGM Raih Juara 2 dalam Karya Tulis Ilmiah Sanggar Sains 
    7 November, 2025
  • Tim JEV Consulting FEB UGM Raih Juara 2 Mini Business Case Competition 2025
    6 November, 2025
  • Empat Kompetensi Utama yang Perlu Dikuasai Talenta Masa Depan di Industri FMCG
    6 November, 2025
  • Dosen Purna Tugas H. Faried Widjaya Mansoer, M.A., Ph.D., Tutup Usia
    5 November, 2025

Agenda

  • 13Nov Pengukuhan Guru Besar: Prof. Gugup Kismono, MBA., Ph.D.
  • 14Nov Public Lecture: Private Equity Introduction
All Events
Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Jln. Sosio Humaniora No.1, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 55281

Peta & Arah
Informasi Kontak Selengkapnya

Direktori Fakultas

  • Informasi Publik
  • Manajemen Ruang
  • Manajemen Aset
  • Manajemen Makam

Mahasiswa

  • Komunitas Mahasiswa
  • Layanan Mahasiswa
  • Asrama Mahasiswa
  • Pengembangan Karir
  • Paparan Internasional
  • Beasiswa
  • Magang

Alumni

  • Komunitas Alumni
  • Layanan Alumni
  • Pelacakan Studi
  • Pekerjaan & Magang
  • Beasiswa

Social Media

© 2025 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM

Kebijakan PrivasiPeta Situs

💬 Butuh bantuan?
1
FEB UGM Official WhatsApp
Halo 👋
Bisakah kami membantu Anda?
Buka percakapan
[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju