Kesehatan Mental Mahasiswa di Masa Pandemi
- Detail
- Ditulis oleh Merisa
- Kategori: Berita
- Dilihat: 4124
Perubahan kondisi perkuliahan dari yang awalnya tatap muka menjadi daring memberikan dampak yang besar bagi mahasiswa. Akibat dari perubahan yang secara tiba-tiba tersebut, menimbulkan rasa stres pada sebagian mahasiswa. Ditambah lagi dengan terbatasnya aktivitas fisik sehingga menjadi penghalang untuk mahasiswa mengembangkan diri. Melihat isu tersebut, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM mengadakan webinar pada Jumat (25/02) yang mengangkat tema "FEBInvinity: How to Managing Stress and Creating Balance during Online Class."
Acara ini dilaksanakan secara daring melalui zoom meetings dan ditujukan kepada seluruh mahasiswa FEB UGM dari program sarjana, magister, maupun doktoral. Webinar kali ini mengundang pembicara yang profesional di bidangnya, yakni Idei Khurnia Swasti, S,Psi., M.Psi., seorang Psikolog sekaligus Dosen Fakultas Psikologi UGM dan dimoderatori oleh Sarah Jessica Putri Budiane selaku mahasiswa S1 manajemen FEB UGM.
Sesi webinar dibuka dengan kata sambutan yang diberikan oleh Sekar Utami Setiastuti, S.E., M.Sc., Ph.D. selaku Kepala Program Studi Sarjana Ilmu Ekonomi FEB UGM. Sekar menegaskan bahwa kesehatan mental merupakan kunci dari kesuksesan. Hal tersebut dapat dimulai dengan mengenali diri sendiri. Sekar juga berpesan agar mahasiswa tidak menutup mata dengan keadaan pandemi saat ini sehingga diharapkan untuk dapat membatasi aktivitas fisik dengan orang lain.
Pada sesi webinar yang dibawakan oleh Idei ini membahas tentang stress, ciri-ciri stres, hingga bagaimana cara mengatasinya. Ia menjelaskan bahwa kesehatan mental adalah keadaan dinamis dari keseimbangan internal. Tujuan dari sehat mental ialah untuk mencapai emotional wellbeing, psychological wellbeing, dan social wellbeing. Ia menegaskan bahwa sehat mental itu bukan cuma untuk diri sendiri, tetapi juga berpengaruh pada orang di sekitar kita.
Selanjutnya, Idei menjelaskan tentang hal-hal yang dapat memicu stres atau yang disebut stressor. Di antaranya ialah frustasi yang disebabkan oleh tidak tercapainya keinginan diri sendiri, konflik internal, perubahan terhadap situasi seperti pandemi, dan tekanan yang dapat berasal dari diri sendiri maupun orang lain. Satu di antara kondisi mahasiswa saat ini ialah mahasiswa mengalami gangguan tidur dan makan, kekhawatiran nilai akademik, serta perasaan kesepian selama pandemi.
Idei juga memaparkan bahwa ada beberapa cara untuk memanajemen stres dalam perkuliahan daring. Pertama ialah melakukan pembelajaran mandiri atau self regulated learning untuk mengembangkan pengelolaan diri. Kedua, kesadaran kelompok yang saling peduli akan satu sama lain. ketiga, bantuan teman sebaya yang berdampak positif pada motivasi dan kemampuan mahasiswa untuk merefleksikan hasil belajar. Dengan begitu, mahasiswa diharapkan dapat mengatur stres sehingga nantinya akan tercipta kesehatan mental yang baik.
Reportase: Merisa Anggraini