Filantropi Islam: Bergerak Bersama Membangun Bangsa
- Detail
- Ditulis oleh Merisa
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3139
Dunia filantropi di Indonesia memegang kunci dalam konteks sosial. Dalam hal ini, konstelasi politik, sosial, ekonomi Indonesia membuat Muhammadiyah memiliki modal dalam hal yang luas untuk mobilisasi dalam bentuk zakat, infaq, wakaf, dan sedekah. Praktik berzakat secara filantropi di Indonesia sendiri baru dimulai pada tahun 90-an. Sebelumnya, masyarakat muslim melakukan zakat, infaq, wakaf dan sedekah secara konvesional, yaitu dengan memberikan kepada orang-orang sekitar yang membutuhkan tanpa melalui lembaga yang terakreditasi.
Untuk mengupas lebih dalam mengenai hal tersebut, Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM mengadakan webinar Bersama Lazismu PP Muhammadiyah dengan membawakan topik "Peran Filantropi Islam dalam Membangun Perekonomian Bangsa." Acara ini dilaksanakan secara hybrid pada hari Rabu (13/04). Peserta webinar ditujukan untuk dosen, peneliti, praktisi, dan masyarakat umum. Acara ini dipandu oleh Diyah Putriani, S.E., M.Ec., Ph.D. selaku pengajar di Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM.
Webinar ini diisi dengan dua pembicara yang hebat di bidangnya. Pembicara pertama ialah Andar Nubowo, D.E.A. selaku Badan Pengurus Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Lazismu Pusat. Andar menjelaskan terkait Lazismu yang memiliki visi untuk menjadi Lembaga Amil Zakat yang terpercaya, akuntabel, dan transparan sehingga perlu menggunakan pendekatan modern. Lazismu telah melakukan gerakan dasar untuk mewujudkan negeri yang adil dan makmur yang sesuai dengan firman Allah. Lazismu telah bergerak untuk mengabdi di banyak negara selain Indonesia, yaitu Australia, Singapura, India, Palestina, Inggris, dan masih banyak lagi.
Andar juga menjelaskan terdapat beberapa aksi nyata yang dilakukan Lazismu untuk meningkatkan perekonomian Negara Indonesia. Aksi tersebut berupa membangun Klinik Apung Said Tuhuleley untuk masyarakat Maluku yang digunakan untuk memberikan pelayanan kesehatan. Selain itu, Lazismu juga menyalurkan zakat ke Indonesia bagian timur yang masyarakat muslimnya hanya sebanyak 3% sehingga menunjukkan bahwa Lazismu juga membantu masyarakat yang beragama lain. Ada juga Bank Ziska (Zakat, Infaq, Sedekah, Wakaf) di Jawa Timur untuk mengelola dana zakat secara professional seperti bank.
Sementara itu, pembicara kedua ialah Prof. Mahfud Sholihin, M.Acc., Ph.D. selaku Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Ketua DSAS IAI, dan Ketua Peneliti Entropy UGM Hibah LPDP. Prof Mahfud menekankan bahwa kita sebagai umat muslim hendaknya melakukan wakaf, zakat, infaq, dan sedekah menggunakan harta terbaik yang kita miliki. Oleh sebab itu, ia mengembangkan aplikasi Taman Ziswaf (Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf) dan Sawut (Sistem Akuntansi Wakaf Uang Tunai) yang ditujukan untuk memetakan pengembangan usaha masyarakat. Sawut sendiri hadir didasari oleh isu yang ada di Lembaga Filantropi Islam pada pengumpulan dana masyarakat, yaitu tentang transparansi akuntabilitas yang rendah.
Prof. Mahfud juga menjelaskan data akumulasi wakaf tunai yang meningkat signifikan pada tahun 2008-2020, yaitu dari 1,9 juta pada tahun 2008 dan tahun 2020 mencapai 600 juta lebih. Selain itu, jumlah wakif juga meningkat disetiap tahun. Pada tahun 2008 jumlah wakif hanya sebanyak 9 orang sementara tahun 2020 meningkat hingga 1.870 orang. Pada tahun 2021, total dana yang dihimpun ialah sebesar 414,79 Miliar. Sementara itu, total dana yang disalurkan ialah sebesar 342,79 Miliar.
Reportase: Merisa Anggraini