Isu Korporatisasi, Otonomi, dan Agensifikasi di Perguruan Tinggi
- Detail
- Ditulis oleh Kirana
- Kategori: Berita
- Dilihat: 884
Pada Jumat (25/03) dan (01/04), Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM menyelenggarakan kegiatan Seminar Pusat Kajian Sektor Publik dan Perpajakan (PSST) 2022 dengan mengangkat tema "Isu Akuntansi di Perguruan Tinggi: Korporatisasi, Otonomi, dan Agensifikasi." Kegiatan seminar tersebut dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom Meetings dan kanal YouTube Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Terdapat tiga pembicara hadir dalam seminar tersebut, yaitu Rosaline Tandiono, Ph.D., selaku Dosen Fakultas Ekonomi dan Komunikasi Binus University International, Prof. Dr. Didi Achjari, Ak., CA., selaku Dosen Departemen Akuntansi dan Dekan FEB UGM, dan Budi Waluyo, Ph.D., selaku Dosen dan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan Politeknik Keuangan Negara STAN.
Sebagai pembicara pertama, Rosaline Tandiono menjelaskan materi presentasi yang bertajuk "Commercialisation and Corporatisation in Higher Education Field: A Qualitative Research in Accounting." Secara garis besar, Rosaline membahas seputar pemahaman dari komersialisasi dan korporatisasi di Pendidikan tinggi, bagaimana komersialisasi dan korporatisasi tersebut bermula, seperti apa keadaannya di Indonesia, dan membahas risetnya terkait topik tersebut. Menurutnya, universitas-universitas bukanlah suatu organisasi yang independen, hal tersebut adalah gambaran dari Pendidikan tinggi dewasa ini. Universitas dipengaruhi pemerintah, pembuat kebijakan, badan-badan profesional, dan berbagai stakeholders lainnya.
Selain itu, Rosaline juga menyebutkan dampak neoliberalisme terhadap Pendidikan, yaitu sebelumnya Pendidikan dianggap sebagai public goods yang berarti semua orang berhak mendapatkannya. Akan tetapi, kini Pendidikan lebih dianggap sebagai private goods. Di akhir pembahasan materinya, Rosaline mengelaborasikan pengalaman riset akuntansinya terkait topik komersialisasi dan korporatisasi di perguruan tinggi. "Mengapa kita perlu peduli mengenai topik ini? Secara umum adalah untuk meningkatkan kesadaran akan perubahan tujuan pendidikan tinggi. Sebagai akademisi, perlu adanya upaya untuk merenungkan peran mereka dalam organisasi dan pada akhirnya mendesak mereka untuk memutuskan dan bertindak," ujarnya.
Prof. Didi Achjari, sebagai pembicara kedua, membahas topik bahasan yang bertajuk "Managing Autonomous Universities: Financial and Political Challenges." Secara umum, Prof. Didi membahas seputar Pergurutan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) dari segi bentuk pendanaan, mekanisme pendanaan dari APBN, dan akuntabilitas PTN-BH. Beliau juga menyatakan bahwa menurutnya PTN BH bukanlah privatisasi Pendidikan tinggi berdasarkan UU No.12 Tahun 2012 karena negara tetap "hadir" di PTN-BH. Selain itu, Prof. Didi juga menyebutkan beberapa implikasi penetapan PTN-BH sebagai pengusaha kena pajak, salah satunya adalah cacat filosofis karena perguruan tinggi bukanlah entitas/institusi yang bertujuan mencari keuntungan/laba dan cacat logika karena dapat terjadi surplus kas yang tidak sama dengan laba yang kemudian dikenai pajak.
Selanjutnya adalah sesi pembahasan materi oleh pembicara ketiga, Budi Waluyo, Ph.D., yang membahas topik "Balancing Financial Autonomy and Control in Agencification: Issues Emerging from the Indonesian Higher Education." Berdasarkan penjelasan materinya, agensi dapat diartikan sebagai organisasi/unit yang bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas publik (kebijakan, regulasi, pemberian layanan), tetapi beroperasi di lengan pemerintah nasional atau lokal. Tidak ada hubungan hierarkis langsung (lagi). Agensi mungkin berbeda dalam bentuk hukum, jenis pembiayaan dan kondisi manajemen internal. Selain itu, ia juga menjelaskan lima belas pembelajaran yang dapat diambil dari topik tersebut, salah satunya otonomi keseluruhan agensi sebenarnya merupakan produk dari keseimbangan manajerial, kebijakan, keuangan dan otonomi hukum. Namun, tidak ada hubungan langsung antara berbagai jenis otonomi ini. Acara seminar tersebut kemudian diakhiri dengan sesi tanya jawab antara partisipan dan para pembicara.
Reportase: Kirana Lalita Pristy.
Video webinar: https://youtu.be/JPlO5mPnINU