Sustainable Investment and Financing (SIF) untuk Pengembangan Infrastruktur
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 1520
Penelitian dan Pelatihan Ekonomi dan Bisnis (P2EB) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) dan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) sebagai Co-host menyelenggarakan Parallel Session T20 Indonesia Summit 2022 dengan topik "Promoting Sustainable Investment and Financing (SIF) as A New Approach for Infrastructure Development" pada Selasa (06/09). Think20 (T20) adalah grup keterlibatan resmi G20 yang menyatukan lembaga wadah berpikir dan pusat penelitian terkemuka di seluruh dunia. Acara tersebut dilaksanakan secara luring di Bali dan juga disiarkan melalui live broadcast di kanal YouTube Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM.
Berperan sebagai Chair yang memimpin pelaksanaan diskusi adalah Fauziah Zen, selaku Co-Chair Task Force 8 T20 Indonesia. Pada awal acara, terdapat keynote speech yang disampaikan oleh Bambang Susantono sebagai Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara. Sementara itu, untuk sesi diskusi panel yang merupakan inti acara, dihadirkan sejumlah pembicara terkemuka, yaitu Stefanus Hadiwijaja selaku Co-Chair CEO Kelompok Kerja Pembiayaan Infrastruktur B20, Sinthya Roesly selaku Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, PT PLN (Persero), dan Nicolas Buchoud selaku Co-Chair Task Force 8 T20 Indonesia.
Topik yang diangkat pada sesi diskusi panel ini membawa isu lintas sektoral yang setidaknya mencakup isu Sustainable Development Goals (SDGs), perubahan iklim, pembangunan infrastruktur, project risking, dan blended finance. Tujuan dari sesi ini adalah untuk bertukar ide atas kemajuan terbaru dari keuangan berkelanjutan, mendiskusikan contoh, tantangan, dan peluangnya yang pada akhirnya dimuat menjadi proposal untuk rekomendasi ke dealer G20.
Infrastruktur berkelanjutan mencakup sistem yang dibangun atau secara alami yang menyediakan berbagai layanan yang memastikan keberlanjutan ekonomi, keuangan, sosial, lingkungan, dan kelembagaan. Sedangkan, keuangan berkelanjutan adalah proses mempertimbangkan pertimbangan lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) ketika membuat keputusan investasi di sektor keuangan, yang mengarah pada investasi jangka panjang yang lebih banyak dalam bidang ekonomi berkelanjutan.
Berdasarkan diskusi panel yang berlangsung, infrastruktur benar-benar merupakan pendorong fundamental dari pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan. Beberapa negara terbesar di dunia berhasil mendorong pertumbuhan untuk waktu yang lama melalui pembangunan infrastruktur. Akan tetapi, secara global kita tahu bahwa terdapat kesenjangan besar dalam pembiayaan infrastruktur. Dengan menyadari adanya kesenjangan besar tersebut, kita perlu memikirkan tentang bagaimana mempercepat pengembangan transisi yang adil yang menjadi rekomendasi kepada para pemimpin G20.
Mengenai skema pembiayaan Indonesia untuk infrastruktur berkelanjutan dan juga termasuk transisi energi, menurut Sinthya Roesly adalah salah satu topik utama yang perlu diselesaikan oleh semua orang di platform global dan juga platform regional. Kita perlu melakukan transisi energi dan bertanggung jawab dalam mempersiapkan proyek coklat (brown project) menjadi proyek hijau (green project) untuk dapat diserap oleh pasar. Indonesia saat ini telah menyiapkan transisi energi dan terdapat tantangan karena perlu pemahaman yang sama tentang bagaimana melakukannya dan bagaimana dampak transisi energi dapat diserap oleh pemerintah dari anggaran fiskal.
Sedangkan, terkait platform investasi global untuk proyek pembangunan, menurut Nicolas Buchoud ketika kita memperluas pemahaman dari hanya investasi infrastruktur ke efek limpahan (spillover effects) yang mungkin terjadi, maka terlihat bahwa jarang ada tempat terstruktur yang signifikan untuk memikirkan apa yang berpotensi menjadi output dalam hal kesejahteraan dari pembangunan tersebut. Oleh karena itu, think tanks (wadah berpikir) dibutuhkan dan menjadi alasan tepat untuk meluncurkan inisiatif seperti platform investasi global untuk infrastruktur berkelanjutan. Acara kemudian diakhiri dengan pidato penutup yang disampaikan oleh Prof. Danang Parikesit selaku Lead Co-Chair Task Force 8 T20 Indonesia.
Reportase: Kirana Lalita Pristy