Manajemen Transformasi Digital dari Perspektif Perbankan
- Detail
- Ditulis oleh Hayfaza
- Kategori: Berita
- Dilihat: 740
Dalam menaja transformasi digital, Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (MM FEB UGM) Kampus Jakarta mengadakan Executive Series, yaitu diskusi publik bersama eksekutif perusahaan besar di Indonesia. Pada seri ini, Executive Series mengundang narasumber yaitu Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Acara dimulai dengan sambutan dan pembukaan oleh Direktur Program Studi MM FEB UGM Kampus Jakarta Prof. Dr. Tandelilin Eduardus, M.B.A. Executive Series ini dimoderatori Luluk Lusiantoro, S.E., M.Sc., Ph.D. Sesi diawali dengan sesi foto bersama dengan para audiens, lantas dilanjutkan dengan pengenalan profil pembicara oleh moderator. Acara ini memiliki tema utama "Akselerasi Digitalisasi Perbankan di Tengah Ketidakpastian Global".
Memasuki sesi utama, Jahja memulai dengan kilas balik transformasi digital yang telah dimulai dari 1982, namun masih one-sided, misalnya komputasi dengan Common Business Oriented Language (COBOL) yang Jahja kenalkan dan aplikasikan ketika ia menjadi Direktur keuangan Kalbe Farma. Jahja mengingat masa kuliahnya, ketika pembelian barang dan jasa didominasi uang kas. Sedangkan sekarang, transaksi dilakukan dengan instan melalui platform. Jahja mencoba mendalami proses perpindahan dari manual ke digital, terutama pada internal perusahaan.
Jahja menekankan adanya 2 jenis korporasi: perusahaan konvensional dan perusahaan rintisan (startup), serta perbedaan situasi dalam ketenakerjaan lintas generasi dan digitalisasi, sehingga perlu sinkronisasi dan hamonisasi. Jahja juga mengajak audiens untuk menilik perspektif pelanggan, dalam kasus BCA nasabah yang masih banyak diisi kalangan senior. Jahja menekankan adaptasi produk yang harus user friendly tidak boleh njlimet, harus bisa dipakai segala usia. Jahja juga menjelaskan mengenai konsep paralel dalam produk, sehingga menyediakan opsi bagi pelanggan untuk memilih jenis produk sesuai preferensi dan kenyamanan. Dalam kasus BCA, terjadi perkembangan dan peralihan dari sistem SMS Banking, Internet Banking, hingga dikembangkan yang paling mutakhir My BCA. Jika ditilik dari efektivitas, akan lebih efektif jika produk lama dihapuskan, namun BCA memilih untuk mempertahankan sebab masih banyaknya nasabah yang menggunakan.
Jahja lantas memaparkan secara spesifik mengenai hal-hal yang perlu diperhaikan dala transformasi digital, terutama dari segi perbankan: sinkronisasi sumber daya manusia, legal compliance, risk management. Jahja juga menekankan perbedaan pengelolaan kartu kredit, kartu debit, serta dompet digital terkhusus dalam konteks transformasi digital. Dalam hal ini Jahja menjelaskan bahwa dalam pengamatannya, nasabah perlu kenyamanan dalam sebuah akun, meskipun nasabah memiliki banyak dompet digital dan rekening, namun pada akhirnya ia akan menggunakan satu rekening utama untuk transaksi sehari-hari serta mendapatkan benefit yang berkelanjutan. Selepas presentasi, Executive Series diakhiri dengan sesi tanya jawab yang berlangsung partisipatif dan antusias.
Reportase: Hayfaza Nayottama
Video selengkapnya: https://youtu.be/68TvXhrxisM