Kepemimpinan Strategis sebagai Navigasi Industri Keuangan
- Detail
- Ditulis oleh Adella
- Kategori: Berita
- Dilihat: 895
Program Studi Magister Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada (MM FEB UGM) kembali menggelar acara Executive Series dengan mengusung tema “Leadership in Finance” pada Jumat, 26 Mei 2023. Acara ini diselenggarakan di Auditorium Sukadji Ranuwihardjo MM FEB UGM dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube “MMUGM”. Narasumber dari Executive Series kali ini adalah Batara Sianturi selaku CEO Citi Bank Indonesia. Acara dimulai dengan sambutan dari Ketua Program Studi MM FEB UGM, Prof. Amin Wibowo, Ph.D., kemudian dilanjutkan dengan pemaparan narasumber dalam sesi penyampaian materi.
Batara Sianturi memaparkan materi ke dalam enam bahasan. Topik pertama yaitu mengenai “Leadership in Strategic Management”. “Seorang pemimpin harus mempunyai visi, yaitu mencakup di mana posisi (perusahaan) sekarang, ke mana arah (perusahaan) akan melangkah, dan bagaimana (perusahaan dapat) mencapainya,” ujar Batara. Menurutnya, perusahaan dapat menggunakan Poster’s Five Forces dan analisis SWOT dalam menentukan strategi perusahaan. Dalam penerapannya, CITI Indonesia menggunakan analisis SWOT sebagai framework dalam menentukan competitive positioning, yakni dengan mengklasifikan beberapa segmentasi produk dan segmentasi klien CITI terhadap para pesaing. Adapun tiga keunggulan kompetitif yang dimiliki CITI: penawaran produk yang terintegrasi, hubungan baik dengan klien, dan jaringan global.
Selanjutnya, Batara membahas topik “Leadership in Relationship Management”. Baginya, perbankan merupakan bisnis yang berbasis kepada kepercayaan. Oleh karena itu, hubungan dengan pelanggan dan klien sangatlah penting. Dalam penerapannya, CITI sangat memprioritaskan adanya feedback terhadap penilaian kerja dari klien dengan tidak kurang dari tiga puluh matriks, seperti kualitas layanan, hubungan dengan manajer, dan solusi inovatif yang CITI berikan. CITI juga mempunyai beberapa program yang dapat menunjang hubungan baik dengan klien, seperti Client Receptions & Engagement Events, One Citi Solution, Client Obsession Week, Operational Excellence, dan Collaboration for ESG financing.
Pada bahasan ketiga, Batara menyampaikan perihal “Leadership in Technology Management”. Pada awal peluncuran, Facebook memerlukan tiga tahun lamanya untuk mencapai lima puluh juta pengguna. Sementara itu, ChatGPT hanya memerlukan waktu lima hari untuk meraup satu juta pengguna. Hal ini menunjukkan bahwa disrupsi teknologi sangat besar dan cepat pengaruhnya, salah satunya terhadap institusi finansial. “Perusahaan yang baik adalah (perusahaan) yang mengalokasikan budget dan melakukan investasi kembali profit yang didapatkan untuk pengembangan teknologi,” paparnya. Dengan mendukung penerapan AI, perusahaan memiliki potensi yang besar untuk semakin berkembang.
Topik selanjutnya yakni mengenai “Leadership in Enterprise Risk Management”. Selain memperhatikan pendapatan (revenue) dan biaya (cost), Batara menekankan bahwa perusahaan juga harus melakukan manajemen risiko (risk management). Terdapat beberapa lapisan dalam manajemen risiko: pertama yakni manajemen bisnis dan manajemen regional, kedua yakni manajemen risiko kepatuhan independen dan manajemen risiko independen, serta ketiga yakni internal audit. Setelah berhasil memberikan peringkat terhadap beberapa klasifikasi risiko, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan membantu perusahaan untuk memberikan penilaian.
Dalam bahasan kelima, Batara menjelaskan topik “Leadership in Sustainability Management”. Menurutnya, penerapan Environmental, Social, Governance (ESG) dalam bisnis dan perusahaan sangatlah penting. Bahkan, ESG merupakan topik yang sering dibicarakan dan digunakan di lingkup bisnis saat ini. Dalam penerapannya, CITI mendorong mekanisme transisi energi, seperti halnya dengan mengeluarkan green bond, green loan, dan social bond untuk mendukung UMKM yang basisnya adalah pelaku bisnis perempuan. Selain itu, CITI memiliki komitmen keuangan berkelanjutan sebesar 1 triliun dollar hingga tahun 2030 guna mendukung agenda Sustainable Development Goals (SDG).
Topik keenam sekaligus terakhir adalah mengenai “Leadership in Talent Management”. Menurut Batara, adanya kesesuaian antara kultur perusahaan dan juga pekerja sangatlah penting. Oleh karena itu, CITI melalui program Talent Assessment bertujuan menemukan pekerja yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Batara juga menyampaikan bahwa alumni CITI telah berhasil di berbagai bidang, seperti halnya menjadi leader di financial technology, menjadi pejabat pemerintahan, hingga menduduki jabatan strategik di berbagai perbankan di Indonesia. Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab yang disambut dengan meriah oleh seluruh peserta.
Reportase: Adella Wahyu Pradita
Simak video selengkapnya di https://youtu.be/NYSyFR8HQOM