Memetakan Potensi Prospektif Filantropi Islam: BWI dan UGM Selenggarakan Peluncuran Aplikasi Samawi
- Detail
- Ditulis oleh Hayfaza
- Kategori: Berita
- Dilihat: 891
Dalam rangka mendukung dan menopang efektifitas dan akuntabilitas perwakafan di seluruh penjuru Indonesia, pada Selasa (13/6), Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) berkolaborasi dengan Badan Wakaf Indonesia (BWI) mengadakan kegiatan Peluncuran Aplikasi SAMAWI (Sistem Akuntansi dan Manajemen Wakaf Indonesia) dan Seminar Wakaf di Lantai 8 Gedung Pusat Pembelajaran FEB UGM.
Peluncuran ini diawali dengan Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan, Prof. Supriyadi, M.Sc., Ph.D., CMA., CA., Ak. Prof. Supriyadi menggarisbawahi urjensi pengelolaan wakaf serta kontribusi UGM pada perwakafan nasional. Lantas, Prof. Dr. Ir. H. Mohammad Nuh, D.E.A. selaku Ketua Badan Pelaksana BWI, memaparkan keynote speech mengenai urjensi endowment fund yang salah satu bentuknya dalam Islam adalah Waqf, pada PTN-BH. Prof Nuh juga menggarisbawahi mengenai upaya BWI untuk terus mendukung wakaf yang produktif dan berkembang, tak lupa Prof. Nuh memaparkan bahwa PTN-BH di Indonesia sudah memulai mengalokasikan dana untuk Wakaf, serta berharap UGM segera menyusul.
Selepas sambutan dan keynote speech, dilakukan peluncuran aplikasi Samawi secara simbolis oleh Prof. Supriyadi, Prof. Nuh, dan Prof. Mahfud, diiringi tepuk tangan meriah para audien. Lantas, acara beranjak menuju sesi Seminar Wakaf yang dimoderatori oleh Muhammad Akbar Fadzkurrahman Annahl, M.Sc., Dosen FEB UGM. Pada sesi ini, Dr. Imam Teguh Saptono, Wakil Ketua Badan Pelaksana BWI, menjelaskan secara komprehensif dan prospektif mengenai konsep wakaf yang selaras dengan konsep investasi, yaitu nazir akan berikhtiar memperbesar Return on Equity (ROE). Nazir juga berperan sebagai trustee sekaligus manajer investasi, yang memberi kemaslahatan bagi waqif sekaligus mauquf alaih. Namun, Prof. Imam Teguh juga memaparkan concern terkait pelaporan nazir selaku perorangan maupun organisasi, yang masih perlu dicatat secara integratif, teragregasi, dan terintegrasi dalam data BWI, hal ini yang kemudian akan diases oleh Prof. Mahfud melalui aplikasi Samawi. Prof. Imam Teguh mengakhiri presentasinya dengan harapan berbasis statistika, bahwa di 2030, kaum milenial Indonesia akan menerapkan filantropi Islam yang akan membuat mereka bahagia, salah satu instrumen utamanya adalah melalui Wakaf.
Prof. Mahfud Sholihin, Ph.D., Ak., CA., CPA(Aust)., Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM melanjutkan sesi ini dengan pemaparan mengenai skena pengunaan Samawi yang sesimpel update status. Prof. Mahfud mengawali pemaparan dengan mengenalkan Samawi, kaitannya dengan PSAK112, serta fungsionalitasnya yang utamanya mencakup pelaporan Wakaf, agregasi dan penjurnalan otomatis, serta integrasi data dengan BWI. Prof. Mahfud juga menjelaskan mengenai adanya Samawi-Edu yang berupa Learning Management System (LMS), untuk keperluan pendidikan. Prof. Mahfud lantas menerangkan tutorial serta laman Samawi yang dapat langsung dicoba oleh audiens. Prof. Mahfud selaku pemrakarsa Samawi juga menjelaskan bahwa flow aplikasi ini sudah urut dari penerimaan - pengelolaan - hingga penyaluran manfaat, kesemua prosesnya dapat di-input dengan mudah dan otomatis, sudah terklasifikasi dalam debit maupun kredit, serta tercatat dalam penjurnalan dan buku besar. Usai sesi Prof. Mahfud, Akbar selaku moderator membuka sesi tanya-jawab yang diikuti dengan sangat antusias oleh audiens. Berbagai permasalahan praktik oleh nazir maupun waqif didiskusikan dan dijawab oleh narasumber dengan baik. Berakhirnya ses tanya-jawab mengakhiri acara ini, dan ditutup dengan sesi dokumentasi.
Reportase: Hayfaza Nayottama
Lihat video selengkapnya di https://www.youtube.com/live/9IidyW4NBIs