Penerapan Etika dalam Membangun Keberlanjutan Bisnis
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2000
Kamis (13/7), Global Summer Week (GSW) 2023 menyelenggarakan perkuliahan seri ke-11 oleh Dr. Zaleha Othman, Dosen Othman Yeop Abdullah Graduate School of Business, Universiti Utara Malaysia (UUM). Dalam kuliah ini, mahasiswa GSW 2023 diajak menjelajahi konsep etika dalam bisnis dan hubungannya dengan keberlanjutan.
Dr. Zaleha memulai perkuliahan dengan pengenalan terhadap etika bisnis, dalam konteks terkini. Ia menjelaskan bahwa terdapat sifat konflik antara kapitalisme dan etika dalam bisnis sering kali menimbulkan pertanyaan apakah profitabilitas harus menjadi fokus utama bisnis atau apakah pertimbangan etika juga harus diberikan prioritas. Ia mengutip Robert Freeman yang berpendapat bahwa profitabilitas harus menjadi tujuan utama bisnis dan bahwa etika bisnis bertentangan dengan hal tersebut. Namun, teori kontrak sosial menunjukkan bahwa bisnis memiliki kewajiban untuk mempertimbangkan dampak yang lebih luas dari tindakan mereka terhadap masyarakat.
Dr. Zaleha melanjutkan bahwa kebutuhan yang semakin meningkat akan keberlanjutan telah mengubah lanskap bisnis, dari pendekatan yang berfokus pada pemegang saham menjadi perspektif yang lebih global. Transisi ini mengharuskan bisnis untuk mempertimbangkan etika sebagai sarana untuk mendorong keberlanjutan. Kerangka kerja etika mendukung gagasan bahwa bisnis dapat sukses sambil juga berkontribusi pada masa depan yang berkelanjutan. Etika merupakan dasar filosofis untuk berbagai aspek studi bisnis, termasuk manajemen rantai pasokan, sumber daya manusia, dan akuntansi manajerial. Prinsip dasar etika adalah "melakukan hal yang benar," Dari perspektif hukum kewarganegaraan, etika sering sejalan dengan apa yang dianggap sebagai hal yang benar untuk dilakukan, misalnya membayar pajak.
Dr. Zaleha lantas menyimpulkan bahwa terdapat ada kebutuhan bagi bisnis untuk menyesuaikan model mereka agar lebih berkelanjutan secara etis. Hal ini termasuk menggabungkan pilar Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) ke dalam operasional, memastikan praktik keselamatan lingkungan, dan mempromosikan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja. Tiga kriteria untuk keberlanjutan etis adalah keseimbangan, menciptakan, dan proses, yang menekankan perlunya keseimbangan antara urgensi ekologis, keinginan sosial, dan nilai ekonomi. Dengan berpegang pada keberlanjutan etis, bisnis dapat berkontribusi pada masa depan yang lebih berkelanjutan sambil juga memastikan kesuksesan jangka panjang mereka. Zaleha mengakhiri seri kuliah ke-11 GSW 2023 dengan sesi diskusi dan tanya jawab yang diikuti dengan antusias oleh peserta.
Reportase: Hayfaza Nayottama