FEB UGM Targetkan Akreditasi dari AACSB
- Detail
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3493
Sampai saat ini, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM terus berupaya untuk memperoleh akreditasi dari Association to Advance Collegiate School of Business (AACSB). Untuk mencapai akreditasi tersebut, salah satu yang harus dilakukan ialah mengimplementasikan learning goals. Learning goals umum yang telah disusun untuk program S-1 dan S-2 adalah communication skills, team work, dan ethics.
Menurut Dekan FEB UGM, Prof. Dr. Marwan Asri, M.B.A., selain learning goals yang bersifat umum, masing-masing program studi juga telah merumuskan learning goals spesifik. “Adapun learning goals untuk program doktor adalah menjadikan alumni program doktor kita sebagai peneliti yang berkualitas dan independen,” kata Marwan saat menyampaikan Pidato Dekan dalam rangka Dies Natalis ke-56 FEB UGM di Ruang Sidang FEB, Senin (19/09).
Marwan menambahkan jumlah mahasiswa program S-1 (termasuk International Undergraduate Program-IUP) sebesar 2.469 mahasiswa (42%). Untuk program pascasarjana, mahasiswa terbanyak adalah mahasiswa Program Magister Manajemen, 2.190 mahasiswa (38%). Dari komposisi ini, terlihat bahwa jumlah total mahasiswa aktif pascasarjana di FEB UGM lebih besar dibandingkan dengan jumlah mahasiswa aktif Program S-1 (reguler, internasional, dan swadaya).
Dengan jumlah dosen tetap yang hanya 139 orang dan jumlah mahasiswa mencapai 5.821 orang, rasio dosen tetap/mahasiswa menjadi 1:42. Karena itu, bantuan dosen tidak tetap, baik dari lingkungan UGM maupun non-UGM, sangat diperlukan terutama untuk program-program magister. “Hanya saja, supaya ada goal congruence dengan proses pengajuan akreditasi AACSB, diharapkan kepada pengelola prodi dalam memilih dosen dari luar FEB atau luar UGM agar memilih mereka yang mempunyai kualifikasi akademik sesuai dengan kriteria yang kita miliki,” tutur Marwan.
IUP dalam pandangan Marwan merupakan strategic business unit yang harus dikelola dengan serius. IUP merupakan salah satu 'kendaraan' yang strategis untuk digunakan mencapai visi FEB menjadi pemain global. Dengan melihat semakin strategisnya peran IUP dan semakin pesatnya pertumbuhan IUP, akreditasi dari AACSB adalah sebuah keniscayaan yang harus dicapai. “Saya yakin, salah satu sebab semakin banyaknya universitas di luar negeri yang mengajak bekerja sama adalah karena mereka tahu bahwa kita mempunyai learning goals yang jelas dan sedang dalam proses akreditasi AACSB,” tambahnya.
Hanya saja, diakui Marwan Asri, terkait dengan penyelenggaraan program internasional tersebut, masih dijumpai beberapa masalah yang sering dikeluhkan oleh mahasiswa asing yang belajar di program internasional itu. Masalah yang dimaksud berkaitan dengan penggantian jadwal. “Sebenarnya ini juga berlaku untuk semua program studi, yaitu agar bapak dan ibu dosen dapat menepati jadwal yang sudah disusun dan tidak sering mengganti jadwal,” pesan Marwan.
Pada kesempatan itu, Marwan memberikan data peningkatan jumlah mahasiswa yang mendaftar program IUP pada tahun 2011, yakni mencapai 255 orang. Jumlah ini meningkat sekitar 61% daripada tahun 2010, yang jumlah pendaftarnya sebesar 158 orang. Dari jumlah pendaftar itu, pada 2011, program IUP FEB menerima sebanyak 76 orang. Dijelaskan Marwan, kerja sama dengan universitas di luar negeri juga meningkat.
Pada 2010/2011 lalu telah ditandangani kerja sama baru dengan 4 universitas di luar negeri, Saxion University of Applied Science dan Hanze University of Applied Science (Belanda), University of Victoria (Canada) dan Hochshule Osnabruck University of Applied Science (Jerman). “Selain itu, jumlah mahasiswa asing yang datang ke FEB UGM juga semakin banyak. Tahun 2011 ini ada 53 mahasiswa asing yang datang ke FEB untuk studi di program S-1 maupun Double Degree Program maupun student exchange,” imbuhnya.
Selain Pidato Dekan, pada puncak Dies Natalis ke-56 FEB tersebut juga diisi dengan Orasi Ilmiah oleh Prof. Dr. Zaki Baridwan, M.Sc berjudul 'Akuntansi dan Pelaporan Berkelanjutan' (Sustainability Accounting and Reporting) serta peluncuran buku Manajemen Perspektif.
Sumber: Satria/UGM