Kenali Program Studi Ilmu Ekonomi yang Sumbangkan Analis Handal ke Dunia Ekonomi
- Detail
- Ditulis oleh Kurnia
- Kategori: Berita
- Dilihat: 769
Nama Prof. Boediono tentunya tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Namun tahukah Anda jika pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Presiden ke-11 Indonesia adalah salah satu alumni dan Guru Besar UGM yang lahir dari Program Studi (Prodi) Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM)?
Selain Prof. Boediono, prodi Ilmu Ekonomi FEB UGM telah berhasil mencetak ribuan alumni yang sukses bekerja di berbagai sektor kehidupan. Prodi Ilmu Ekonomi memiliki prospek kerja yang cukup menjanjikan dan permintaan terhadap lulusan ini cukup tinggi di berbagai sektor. Tidak heran jika banyak mahasiswa baru yang mengincar jurusan Ilmu Ekonomi saat melanjutkan pendidikan tinggi karena prospek kerja yang luas baik di lembaga pemerintahan, swasta, BUMN, peneliti, dan masih banyak lainnya.
Setiap tahunnya, Prodi Ilmu Ekonomi ramai diperebutkan calon mahasiswa baru di setiap jalur seleksi masuk UGM. Pada tahun 2023 lalu, jumlah pendaftar prodi ini mencapai 2.851 orang dengan tingkat selektivitas mencapai 1:24. Artinya hanya ada satu pendaftar yang diterima dari setiap 24 pendaftar. Selektivitas masuk prodi ini tergolong tinggi dengan acceptance rate mencapai 5 persen.
Prodi ini dikenal dengan reputasi akademik yang kuat dan kemampuan dalam menjaga kualitas secara berkelanjutan. Hal tersebut dibuktikan dengan capaian akreditasi Unggul dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Selain itu, prodi Ilmu Ekonomi sebagai salah satu prodi di FEB UGM yang masuk dalam lingkup terakreditasi oleh The Association to Advance Collegiate Schools of Business (AACSB). Bahkan, dalam hasil pemeringkatan QS WUR by subject 2024, prodi ini menempati ranking 151-200 dunia.
Kepala Prodi Ilmu Ekonomi FEB UGM, Sekar Utami Setiastuti, Ph.D., mengungkapkan Prodi Ilmu Ekonomi FEB UGM merupakan prodi yang tergolong unik. Meskipun masuk ke dalam kluster sosial humaniora, mahasiswa prodi Ilmu Ekonomi tidak hanya belajar memahami fenomena sosial namun menggunakan pendekatan kuantitatif. Mahasiswa Prodi Ilmu Ekonomi perlu mempelajari bidang ilmu matematika sebagai alat untuk melakukan analisis dalam teori ekonomi. Selain itu, kemampuan untuk memahami matematika diperlukan untuk mendukung pengambilan keputusan di bidang ekonomi melalui pengolahan data statistik. Pemahaman matematika yang kuat sangat diperlukan untuk menghasilkan lulusan yang berdaya saing di level internasional. Bahkan di sejumlah universitas luar negeri seperti Princeton, MIT, Brown, NYU, Yale dan Columbia mengelompokkan ekonometrika dan ekonomi kuantitatif masuk dalam kategori STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics).
Sekar mengatakan Prodi Ilmu Ekonomi memiliki visi untuk menjadi prodi sarjana ilmu ekonomi terbaik di Indonesia dan Asia Tenggara dalam memajukan pendidikan dan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu ekonomi. Lulusan yang dihasilkan diharapkan menguasai kompetensi untuk berpikir kritis dan analisis yang kuat dalam menyelesaikan persoalan.
Prodi Ilmu Ekonomi FEB UGM memiliki keunggulan dengan pengembangan kurikulum terkini yang terus diperbarui sesuai dengan dinamika ekonomi global. Saat ini prodi ini tengah menyusun kurikulum baru yang disesuaikan dengan visi misi baru FEB UGM sebagai kampus berkelanjutan.
“Pada kurikulum 2024 kita akan membuka dua mata kuliah baru yaitu Ekonomi Sirkular dan Keseimbangan dan Keberlanjutan Bumi. Kedua mata kuliah tersebut melengkapi portofolio mata kuliah terkait lingkungan yang sebelumnya ada Ekonomika Lingkungan dan Ekonomika Energi,” paparnya Senin (20/5).
Selain menghadirkan aspek keberlanjutan dalam mata kuliahnya sebagai upaya menumbuhkembangkan pemimpin masa depan dalam ilmu ekonomi dan bisnis untuk mengembangkan aspek keberlanjutan, Sekar menyebutkan Prodi Ilmu Ekonomi FEB UGM juga menawarkan pengalaman bagi mahasiswa international undergraduate program (IUP) untuk mendapatkan paparan internasional. Hal itu diwujudkan melalui double degree program dan exchange program dengan beberapa universitas mitra di luar negeri misalnya The University of Melbourne, Erasmus School of Economics (Rotterdam), University of Groningen, University of Hull, Saxion University of Applied Sciences, dan Hochschule Pforzheim. Melalui program itu mahasiswa diharapkan bisa memperoleh pengalaman belajar yang berbeda sekaligus memperluas jejaring di dunia internasional.
Sebagai bagian dari FEB UGM, prodi ini memiliki kerja sama internasional yang dengan lebih dari 40 universitas mitra internasional. Salah satunya, Prodi Ilmu Ekonomi FEB UGM sejak tahun 2020 menjadi bagian dari Partnership of Asian Management Schools (PAMS) yang menawarkan program akademik singkat di kampus luar. FEB UGM menggandeng empat universitas mitra, yakni Woosong University, Foreign Trade University, Sun Yat-sen University, dan Universiti Kebangsaan Malaysia.
Rizqi Akhyar Prasetya, mahasiswa Prodi Ilmu Ekonomi angkatan 2021 menyebutkan ia merasakan pengalaman belajar yang sangat komprehensif selama menjalani perkuliahan. Pembelajaran yang didapatkan tidak hanya berfokus pada teori mendalam, tetapi beberapa mata kuliah seperti development economics, public economics, dan lainnya juga membahas penerapan praktisnya dalam berbagai konteks nyata.
Rizqi mengatakan ada satu keunikan yang baru ia rasakan setelah menjadi mahasiswa ilmu ekonomi adalah pendekatan multidisipliner yang digunakan yaitu penggunaan analisis matematis yang sangat kental untuk setiap mata kuliahnya. Sebagai seseorang yang dulunya mengambil jurusan IPS, tentu hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk bisa bertahan. “Namun disisi saya merasa bangga karena inilah yang menjadi pembeda antara ilmu ekonomi dengan jurusan soshum lainnya. Kami disini sangat matematis dan bagi sebagian orang ini terasa keren,” paparnya.
Rifqi mengaku ia juga memiliki banyak kesempatan untuk terlibat dalam berbagai kegiatan non-akademik dan organisasi mahasiswa. Hal tersebut sangat bermanfaat untuk mengembangkan soft skills seperti leadership dan komunikasi. "Saya beberapa kali menjabat di berbagai organisasi dan kepanitiaan yang dari sana mendapatkan banyak pengalaman, relasi, serta skills yang meningkat seiring berjalannya waktu," tuturnya.
Reportase: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals