Cerita Mahasiswa FEB UGM Ikuti KKN Mengabdi di Berbagai Penjuru Nusantara
- Detail
- Ditulis oleh Kurnia
- Kategori: Berita
- Dilihat: 478
Kuliah Kerja Nyata (KKN) menjadi salah satu momen berharga bagi mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), termasuk mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB). Pada periode KKN periode 2 tahun 2024 yang berlangsung bulan Juli-Agustus 2024 lalu, FEB UGM mengirimkan sebanyak 379 mahasiswanya untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat di berbagai daerah Indonesia.
Sesuai dengan misinya, FEB UGM berkomitmen menumbuhkembangkan pemimpin masa depan dalam ilmu ekonomi dan bisnis untuk mengembangkan aspek keberlanjutan, para mahasiswanya turut serta dalam upaya pengembangan desa, penguatan ekonomi lokal hingga peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui program-program KKN yang dijalankan. Berikut sekelumit kisah dari beberapa mahasiswa FEB UGM yang turut ambil bagian dalam program KKN di berbagai kawasan nusantara.
Kembangkan Agrowisata di Kalimantan Timur
Bonifasius Kharisma Pascal Silalahi, mahasiswa Ilmu Ekonomi angkatan 2021 menjalani KKN di Desa Wono Sari, Kecamatan Sepaku, Kalimantan Timur. Pengalaman ini memberinya kesempatan untuk berkontribusi dalam pengembangan pariwisata desa yang baru diresmikan oleh pemerintah sebagai desa wisata.
Bonifasius dan teman-temannya merancang pengembangan Desa Wono Sari menjadi desa agrowisata dengan Goa Tapak Raja sebagai destinasi utama. Selain itu, mereka juga merancang master plan bank sampah untuk mengurangi praktik pembakaran sampah yang menjadi masalah lingkungan di desa tersebut.
Dia mengungkapkan ada banyak momen berkesan yang ia dapatkan selama KKN. Salah satu momen yang akan terus diingatnya adalah berkesempatan mengikuti upacara HUT ke-79 RI di Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Ini adalah pengalaman sekali seumur hidup, kami bisa melihat langsung pembangunan IKN dan bagaimana dampaknya bagi desa-desa sekitar. Pembangunan IKN ternyata membawa banyak manfaat bagi perekonomian dan infrastruktur desa-desa di sekitar,” paparnya.
Banyak kesan positif yang ia rasakan selama menjalani masa KKN di Kalimantan Timur. Ia pun mudah beradaptasi dengan warga karena sebagian besar penduduknya merupakan transmigran dari Jawa Timur.
“Surprisingly, aku merasa mudah untuk beradaptasi disini karena mayoritas penduduknya adalah transmigran dari Jawa Timur, yang sehari-hari juga berkomunikasi dalam Bahasa Jawa,” ungkapnya.
Kenalkan Digital Marketing Bagi Warga Maluku Tenggara
Berbeda dengan Zaid Alfarizi, mahasiswa Akuntansi angkatan 2021 yang menjalani KKN di Kei Kecil, Maluku Tenggara. Saat masa awal ia tantangan dalam proses adaptasi, terutama karena adanya perbedaan budaya. Ia dan rekan-rekan satu sub-unitnya harus tinggal terpisah di rumah warga.
"Hal yang menjadi culture shock saat KKN di Wain Baru adalah kami tidak tinggal bersama dalam satu pondokan, tetapi kami masing-masing tinggal bersama di rumah warga setempat dan kebetulan saya tinggal sendiri dalam 1 rumah,” jelasnya.
Kendati begitu, pengalaman selama mengikuti KKN di Pulau Kei Kecil begitu berkesan di benak Zaid. Selain keindahan alam yang cukup memesona, pantainya yakni Ngurbloat memiliki pasir terhalus di dunia dan memiliki mini Raja Ampat di Pulau Bair, Wargai Kei Kecil sangat ramah menyambut mahasiswa KKN UGM.
Selama sekitar 1,5 bulan, Zaid dan tim juga melaksanakan berbagai program yang bersifat lintas disipliner. Salah satunya adalah memberikan pelatihan digital marketing bagi Ibu-ibu PKK untuk membantu pemasaran produk lokal secara daring. Tak hanya itu, mereka juga mengadakan program edukasi belajar komputer, diversifikasi dari produk olahan, inventarisasi kearifan lokal, transplantasi terumbu karang, hingga penyelenggaraan festival budaya untuk mempromosikan pariwisata di Kei Kecil.
“Kami membuat dua kegiatan yaitu Sail to Iswadi dan festival Iswadi sebagai kegiatan penutup dalam KKN di Kecamatan Kei Kecil Timur ini,” jelasnya.
Dorong Pemasaraan Produk Ikan Patin Riau
Lain halnya dengan Genoveva Jenny Ruth, mahasiswa Manajemen angkatan 2021 yang menjalani KKN di Desa Koto Mesjid, Provinsi Riau. Di daerah yang dikenal sebagai Kampung Patin itu, ia dan teman-temannya belajar tentang budidaya dan pengolahan ikan patin menjadi berbagai produk seperti ikan salai, ikan asin, dan kerupuk kulit patin.
Melihat potensi tersebut, Jenny dan tim KKN UGM mengembangkan program untuk mendorong promosi dan pemasaran aneka produk ikan patin yang dihasilkan warga. Selain itu, mereka juga memberikan pendampingan UMKM lokal dalam mengurus legalitas produk mulai dari pendaftaran izin usaha, izin edar produk hingga sertifikasi halal. Program tersebut dilakukan dengan menggandeng Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UMK setempat.
“Program-program yang kami lakukan diharapkan dapat membantu meningkatkan kapasitas bisnis pelaku UMKM dan produk olahan ikan patin dari Koto Mesjid dapat semakin dikenal dan diterima di pasar yang lebih luas,” urainya.
Jenny mengaku lewat kegiatan KKN ia berkesempatan untuk belajar hal-hal baru, berproses serta berbagai ilmu yang diperoleh selama kuliah di FEB UGM kepada masyarakat.
Pengalaman ketiga mahasiswa ini menggambarkan peran mahasiswa dalam memberikan dampak positif bagi kemajuan masyarakat. Melalui program KKN, para mahasiswa muda ini tidak hanya belajar namun juga berkontribusi nyata bagi pengembangan daerah di Indonesia.
Reportase: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals