Dampak Artificial Intelligence Terhadap Profesi Akuntan
- Detail
- Ditulis oleh Kurnia
- Kategori: Berita
- Dilihat: 767
Perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) telah memberikan dampak signifikan terhadap berbagai sektor, termasuk akuntansi. AI merupakan teknologi yang memungkinkan mesin meniru perilaku dan pengambilan keputusan manusia. Dalam akuntansi, AI mengotomatiskan tugas-tugas rutin seperti entri data, pembukuan, dan rekonsiliasi, meningkatkan efisiensi serta akurasi dalam pembuatan laporan keuangan.
Hal tersebut disampaikan oleh Yuni Yuningsih, CPA., M.Com., Ph.D., selaku dosen dan peneliti di The School of Accounting, Economic, and Finance, Faculty of Business and Law, Curtin University, Australia dalam Public Lecture bertajuk Dampak Artificial Intellegence (AI) Terhadap Profesi Akuntansi yang berlangsung pada 2 September 2024 di di Ruang Auditorium Drs Soekamto, M.Sc., Program Magister Akuntansi FEB UGM.
Yuni menyebutkan bahwa AI juga memainkan peran penting dalam mengidentifikasi tren dan anomali dalam data, membantu akuntan mematuhi peraturan, serta memberikan wawasan yang mendalam. Kondisi tersebut menyebabkan adanya pergeseran peran akuntan dalam sebuah institusi atau perusahaan. Kini akuntan lebih banyak terlibat dalam analisis strategis yang sebelumnya lebih pada pemroses data manual. Kehadiran AI ini juga mendorong akuntan untuk beradaptasi dan menguasai keterampilan baru seperti pemahaman alat AI dan analisis data untuk mendukung pengambilan keputusan.
Yuni mengatakan beberapa perusahaan besar seperti PwC, EY, dan KPMG telah mengintegrasikan AI ke dalam operasi keuangan mereka. Misalnya, PwC menggunakan AI untuk melakukan penilaian risiko dan audit keuangan. EY memanfaatkan AI untuk persiapan pajak dan layanan konsultasi. Lalu, KPMG mengintegrasikan AI ke dalam manajemen klien dan pelaporan keuangan.
Meskipun AI dapat mengotomatisasi banyak tugas, Yuni menuturkan bahwa AI tidak dapat sepenuhnya meniru kemampuan pengambilan keputusan yang etis oleh manusia. Selain itu, klien akan terus menghargai sentuhan pribadi dan kepercayaan yang dibangun melalui interaksi dengan manusia. Kehadiran AI di sektor akuntansi ini tidak berarti menggeser profesi akuntan namun menjadi alat bantu dalam meningkatkan kinerja akuntan.
Di akhir paparannya Yuni menekankan perlunya adaptasi di era AI, termasuk dalam pendidikan akuntansi. Guna menyiapkan generasi akuntan masa depan perlu dilakukan penyesuaian kurikulum seperti mengintegrasikan literasi data, analisis, dan manajemen teknologi dalam program akuntansi. Selain itu, penekanan pada pembelajaran sepanjang hayat menjadi penting agar akuntan dapat mengikuti perkembangan teknologi AI.
Reportase: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals