Sukadji Ranuwihardjo, diabadikan jadi nama gedung
- Detail
- Kategori: Berita
- Dilihat: 4105
Nama mantan Rektor UGM, Prof. Dr. Sukadji Ranuwihardjo, M.A., diabadikan pada nama auditorium Magister Manajemen UGM. Peresmian pemberian nama ini ditandai dengan pembukaan selubung nama auditorium Sukadji Ranuwihardjo oleh sang Istri, Prof. Dr. Soetarlinah Sukadji Ranuwihardjo, Senin (17/12). Disaksikan Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Prof. Wihana Kirana jaya, Ph.d., dan Ketua Prodi MM FEB UGM, Prof. Lincolin Arsyad, Ph.D.
Sang istri, Soetarlinah, nampak terharu mengetahui nama suaminya diabadikan di sebuah gedung milik MM UGM yang 24 tahun lalu, tepatnya 2 juli 1988, pernah diresmikannya saat masih menjabat sebagai Dirjen Dikti Depdikbud. Suara Soetarlinah bergetar dan lirih saat mengawali sambutannya. Tidak banyak yang disampaikan istri mantan Rektor UGM ini. Kecuali ucapan terima kasih.
“Terima kasih, sudah diabadikan namanya,” ujarnya pelan. Terdiam sejenak, ia melanjutkan kalimatnya.
“Semoga, ruang pertemuan ini makin bermanfaat,” pesannya seraya menutup sambutan.
Lincolin Arsyad bercerita, Prof. Sukadji merupakan pemrakarsa berdirinya program MM UGM bersamaan dengan pendirian MM Universitas Indonesia. Prof Sukadji mendapat kepercayaan oleh Mendikbud Fuad Hasan untuk meresmikan pembukaan program studi Magister Manajemen UGM. “Dia dipercaya Fuad Hasan untuk meresmikan prodi yang dulu diprakarsainya,” kata Lincolin.
Wihana Kirana punya kenangan khusus dengan Prof Sukadji. Rumahnya yang berada dalam satu komplek perumahan dosen UGM dimanfaatkan Wihana untuk konsultasi skripsinya yang dibimbing Sukadji. “Karena rumah kami berdekatan, saya sering datang konsultasi,” kenang Wihana yang ayahnya merupakan pengajar di FE UGM.
Yang paling diingat Wihana terhadap sosok Sukadji adalah sikapnya yang tegas dan berperilaku sederhana. Di setiap kesempatan, Sukadji selalu menekankan pentingnya mengedepankan etika keilmuan. “Pandangan beliau tentang pembangunan masyarakat, tidak hanya mengacu pada nilai-nilai industri dan tapi juga nilai-nilai institusi. Model-model institusi ini dia ajarkan pada ilmu ekonomi,” katanya.
Wihana mengapresiasi dan mendukung inisiatif Lincolin Arsyad saat ingin mengganti nama auditorium MM UGM menjadi auditorium Sukadji Ranuwihardjo. “FEB berterima kasih pada Prof sukadji. Kami punya pemikir besar di FEB. Tidak hanya ada yang jadi wapres atau dirjen,” katanya.
Prof. Dr. Sukadji adalah sosok yang tidak asing di lingkungan UGM. Hampir separuh umurnya dihabiskan jadi pejabat. Selain menjadi dosen Fakultas Ekonomi, pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekonomi 1969-1973, setelah itu menjadi Rektor UGM 1973-1981. Selanjutnya menjadi Dirjen Dikti tahun 1984-1991. Terakhir, menjadi komisaris Bank BRI tahun 1999-2001. Pria kelahiran Blitar, 9 November 1931 ini tutup usia pada 11 agustus 2007 dalam usia 76 tahun.
Sumber: gusti/ugm