Menjadi Mahasiswa, Menjadi Manusia Bermakna
- Detail
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3187
Mahasiswa adalah fase yang baru. Fase ini berbeda dari fase-fase sebelumnya, yakni SD, SMP, dan SMA. Pada ketiga fase tersebut, tututan bagi seorang siswa adalah belajar. Sedangkan, mahasiswa memiliki tututan yang lebih besar dari itu. Menjadi mahasiswa berarti menjadi manusia yang kehadirannya bermakna. Hal itu disampaikan oleh Anies Baswedan, Ph.D, salah satu alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) yang juga merupakan pendiri sekaligus ketua Yayasan Indonesia Mengajar pada acara Sosialisasi dan Inisiasi Mahasiswa Baru Fakultas Ekonomika dan Bisnis (Simfoni) 2013 (5/9 silam.
Anies mengungkapkan cara agar menjadi manusia yang seperti itu, "Anda harus menjadi orang-orang yang intelektualitasnya kuat, atau intellectually strong. Juga, morally strong. Dan memiliki leadership yang kuat." Selain itu, ia mengajak agar mahasiswa dapat aktif pula di luar kelas. Meski demikian, ia mewanti-wanti agar jangan sampai kegiatan akademik menjadi terganggu. Karenanya, keduanya penting untuk berjalan secara beriringan. "GPA will get you the job. But your leadership will get you the bright future," tambahnya.
Ia juga mengingatkan agar selain memenuhi kewajiban belajar di dalam kelas dan aktif di luar kelas, mahasiswa juga harus belajar bahasa internasional. Hal ini dikarenakan akan diberlakukannya Asean Economic Community (AEC) pada 2015 esok yang akan mengakibatkan liberalisasi besar-besaran di kawasan Asean, termasuk di dalamnya liberalisasi tenaga kerja. Menurutnya bahasa internasional amat penting untuk dikuasai di tengah tuntutan tersebut. Bahasa resmi yang dipakai di Asean pun bukan bahasa Melayu, tapi bahasa Inggris. Menurutnya, bahasa internasional akan membuat gagasan yang dimiliki bisa mengganda melampaui batas-batas wilayah Indonesia, sampai ke seluruh dunia.
Oleh karenanya, mahasiswa dituntut untuk memiliki kompetensi. Di masa depan teraihnya suatu posisi penting bukan karena mahasiswa merupakan alumni dari universitas atau fakultas tertentu, bukan pula karena suku tertentu, tapi karena apa yang ditawarkan dan apa prestasi yang dimiliki. Sudahkah hal tersebut dimiliki? Yang pasti, menurut Anies, apa yang dikerjakan sekarang pasti punya referensi dengan pengalaman. Kesempatan untuk melakukan pengembangan diri di FEB begitu besar, maka harus dimanfaatkan. Dalam penutup Anies menyampaikan, "The opportunity is yours ladies and gentleman, manfaatkan peluang itu. Kembangkan diri. Anda punya begitu banyak dosen-dosen hebat di tempat ini. Kemudian, songsong masa depan, bukan untuk meraih mimpi, tapi untuk melampaui mimpi."
Sumber: Nadia/FEB