General Lecture Islam dan Akuntansi oleh Dr. Mohammad Hudaib
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3184
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) dengan bangga menyelenggarakan General Lecture bertemakan "Topik Riset pada Akuntansi, Etika, dan Kepemimpinan Islami" pada Senin (9/2) di Auditorium BRI, Gedung Magister Sains dan Doktor (MD) di FEB UGM. Hadir pada kesempatan kali itu Dr. Mohammad Hudaib dari Adam Smith Business School, The University of Glasgow, United Kingdom sebagai pembicara.
Acara diawali dengan sambutan dan penjelasan oleh Mahfud Sholihin, Ph.D., Ketua Departemen Akuntansi, sekaligus berperan sebagai moderator pada General Lecture kali itu. Usai sambutan dilanjutkan dengan salam dan doa dari Dr. Mohammad Hudaib sekaligus pemaparan General Lecture. Topik dibuka dengan pertanyaan "What is necessary for the alternative and critical accounting research' to emerge?" tanya Dr. Mohammad Hudaib.
Ruang berkapasitas 180 orang tersebut dipenuhi dengan peserta General Lecture tanpa menyisakan kursi kosong. Sangat terlihat peserta menyimak acara dengan saksama dari Dr. Mohammad Hudaib menyampaikan filosofi dalam bahasa arab bahwa Islam itu luas dan dapat mengatur seluruh aspek kehidupan manusia termasuk didalamnya kepemimpinan dan akuntansi. Namun, manusia sendiri yang menjauhkan hal-hal tersebut dari Islam.
General Lecture yang diselenggarakan oleh Departemen Akuntansi ini tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa S1, S2, dan S3 FEB UGM, namun juga dihadiri oleh beberapa dosen, yang salah satunya adalah Prof. Dr. Suwardjono, M.Sc. Selain itu ada beberapa peserta dari Universitas lain seperti dari Universitas Ahmad Dahlan dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Salah satu peserta dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Muhammad Iqbal Fasa mengutarakan pendapatnya bahwa Islamic Accounting mempunyai prospek dan harapan besar. Tetapi standarisasi dalam Akuntansi Syariah ataupun Keuangan Syariah harus diperhatikan secara lebih baik dan digunakan secara menyeluruh. Harapannya, akuntansi dunia dan Indonesia memiliki standar yang sama di masa mendatang.
Sumber: Azka/FEB