• Tentang UGM
  • SIMASTER
  • SINTESIS
  • Informasi Publik
  • SDGs
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
  •  Tentang Kami
    • Sekilas Pandang
    • Sejarah Pendirian
    • Misi dan Visi
    • Nilai-Nilai
    • Pimpinan Fakultas
    • Pimpinan Senat
    • Pimpinan Departemen
    • Pimpinan Program Studi
    • Pimpinan Unit
    • Dewan Penasihat Fakultas
    • Laporan Tahunan
    • Fasilitas Kampus
    • Panduan Identitas Visual
    • Ruang dan Kegiatan
    • Ruang Berita
    • Acara Mendatang
    • Dies Natalis ke-70
  • Program Akademik
    • Program Sarjana
    • Program Magister
    • Program Doktor
    • Program Profesi
    • Program Akademik Singkat
    • Program Profesional & Sertifikasi
    • Kalender Akademik
  • Fakultas & Riset
    • Keanggotaan Fakultas
    • Akreditasi Fakultas
    • Jaringan Internasional
    • Dosen
    • Profesor Tamu dan Rekan Peneliti
    • Staf Profesional
    • Publikasi
    • Jurnal Yang Diterbitkan
    • Kertas Kerja
    • Bidang Kajian
    • Unit Pendukung
    • Kemitraan Konferensi Internasional
    • Call for Papers
    • Pengabdian Kepada Masyarakat
    • Perpustakaan
    • Kanal Pengetahuan
  • Pendaftaran
  • Home
  • Berita

Obligasi Rekap BLBI Bebani Keuangan Negara

  • Berita
  • 23 Februari 2015, 08.27
  • Oleh : Admin

Puluhan Ekonom dari Kampus UGM mengganggap kebijakan pemberian dana talangan perbankan melalui kebijakan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) pada tahun 1997-1998 dianggap kebijakan tepat dalam

menanggulangi krisis ekonomi. Namun begitu, tidak menutup kemungkinan adanya indikasi korupsi dan timbulnya moral hazard saat pemberian dana talangan sementara dan pemberian surat keterangan lunas BLBI yang perlu dituntaskan agar tidak menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat.

Demikian yang mengemuka dalam diskusi panel ahli yang membahas analisis dampak ekonomi kebijakan BLBI di ruang kertanegara Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Jumat (20/2). Beberapa nara sumber yang hadir dalam diskusi tersebut, diantaranya Dekan FEB UGM Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc. Sc., Mantan Menteri Keuangan Prof. Dr. Bambang Sudibyo, M.B.A., pengamat ekonomi UGM A.Tony Prasetiantono, Ph.D.,  Guru Besar FEB UGM Prof. Dr. Nopirin dan Prof. Dr. Gunawan Sumodiningrat.

Tony Prasetiantono, Ph.D., mengatakan kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) kembali mencuat setelah KPK tengah berupaya menyelidiki indikasi korupsi pada pemberian dana talangan BLBI dan pemberian Surat Keterangan Lunas (SKL) BLBI tersebut. Meski begitu, Tony menilai adanya kebijakan BLBI bermaksud baik karena ingin menyelamatkan mayoritas perbankan yang mengalami kerugian akibat adanya penarikan dana dari nasabah secara besar-besaran pada bulan Oktober, Nopember dan Desember 1997. “Krisis yang awalnya melanda Thailand, ternyata menular ke Indonesia dengan adanya pembelian dollar secara besar-besaran yang menyebabkan nilai tukar rupiah melemah,” katanya.

Karena cadangan devisa BI ketika hanya 19 milyar dollar, pemerintah akhirnya mendapat tawaran bantuan dari IMF. Namun sehari setelah penandantanganan kerja sama dengan IMF di pertengahan januari tahun 1998 justru ditanggapi negatif oleh pasar dimana nilai tukar rupiah mencapai titik terendah Rp 17 ribu.
Sayangnya, kata Tony, pemerintah mengikuti saran dari IMF untuk menaikkan suku bunga deposito bank menjadi 60 persen  melebihi dari suku bunga kredit yang 24 persen per tahun. “Akibatnya bank-bank mengalami kerugian besar,” katanya.

Kebijakan pemerintah melalui BI menutup 16 bank-bank kecil, kata Tony, menimbulkan kepanikan masyarakat yang menarik dana secara besar-besaran di bank. Toni menyebutkan beberapa bank yang waktu itu mengalami kerugian seperti Bank Bumi Daya rugi Rp 30,5 T, Bank Exim rugi 44,5 T dan Bank Bapindo rugi 11 triliun. Bank-bank yang mengalami kerugian tersebut mendapat dana talangan dari pemerintah. Tidak semua bank mengembalikan dana talangan tersebut ke pemerintah, sebaliknya banyak bank yang gulung tikar.

Ditegaskan Tony, BLBI memang sepenuhnya menjadi tanggungjawab Bank Indonesia. Dikarenakan pemerintah tidak memiliki dana tunai sebesar Rp 600-an tirliun untuk menyehatkan perbankan nasional, kebijakan BLBI diganti menjadi kebijakan obligasi rekap (OR) dimana pemerintah hanya membayar bunga sebesar 10 persen. Hal itu berdasarkan saran dari IMF. “ IMF memberi saran dengan istilah  rekayasa akuntansi, pemerintah tidak punya tunai Rp 600 Triliun, tapi punya kemampuan bayar bunga 10 persen. Sampai sekarang pemerintah bayar ke perbankan sebesar Rp 60 triliun setiap tahun yang diambil dari dana APBN,” ujarnya.

Prof. Dr. Bambang Sudibyo MBA mengakui kebijakan obligasi rekap untuk sebagain besar bank dilakukan pada saat dirinya menjabat menteri keuangan. Namun secara teknis pengurusan bank rekap itu dilakukan oleh Darmin Nasution yang menjadi Dirjen Lembaga Keuangan. “Secara teknis yang menangani adalah Pak Darmin Nasution. Saya lihat beliau hati-hati dan teliti sekali,” katanya.

Bambang mengatakan pemerintah saat ini menanggung beban obligasi rekap sehingga harus menggelontorkan dana untuk diberikan ke  ke bank meski kondisi keuangan bank tersebut sudah sangat baik. Untuk menghentikan pembagian dana dari bunga obligasi rekap BLBI, menurutnya butuh kebijakan dan ketegasan pemerintah yang didasarkan pada pertimbangan dari aspek hukum, ekonomi dan politik. “Perlu dicari solusinya secara hukum, ekonomi, dan politik karena ini bukan perkara gampang,” pungkasnya.

Sumber: Gusti/UGM

Views: 226

Related Posts

Tatsbita Ratqa Amany tersenyum sambil memegang hasil kerajinan tangan di acara workshop Day of Art

Mahasiswa FEB UGM Sukses Bangun Bisnis Kerajinan yang Gandeng Ratusan Brand 

Sudut Mahasiswa Jumat, 16 Mei 2025

Siapa sangka, hobi membuat kerajinan tangan sejak kecil bisa menghantarkan Tatsbita Ratqa Amany, mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UGM angkatan 2022, membangun bisnis kreatif yang kini menjangkau puluhan kota di Indonesia? Berawal dari kegemaran pribadi, Tatsbita mendirikan Day of Art, platform workshop kerajinan yang sukses menggandeng ratusan brand nasional hingga internasional.

Agenda Dies Natalis ke-70

Dies Natalis Jumat, 16 Mei 2025

Agenda Kegiatan Dies Natalis ke-70
Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM

 

Agenda Kegiatan

Tanggal Kegiatan Dokumentasi
24 Mei IAI APAFEST 2025, detil
26-27 Juni Konferensi Internasional

  • Accounting and Accountability in Emerging Economies (AAEE) 2025, detil
14-25 Juli Global Summer Week 2025, detil
23-25 Juli Konferensi Internasional

  • The 13th Gadjah Mada International Conference on Economics and Business (GAMAICEB 2025), detil
Agustus Seminar Internasional

  • The 9th Mubyarto Public Policy Forum (MPPF 2025)
13-14 September Family Fun Evening

  • Fun Game
  • Kuliner
19 September Sidang Senat Terbuka

  • Pidato Laporan Tahunan Dekan: Prof. Didi Achjari, S.E., M.Com., Ph.D., Ak.
    Menko Abdul Muhaimin Iskandar menyampaikan strategi pemberdayaan UMKM melalui investasi inklusif di seminar FEB UGM.

    Menko Muhaimin Dorong Mahasiswa Lahirkan Inovasi Pemberdayaan Ekonomi

    Berita Jumat, 16 Mei 2025

    Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM) Republik Indonesia, Dr. (HC) Drs. Abdul Muhaimin Iskandar mendorong mahasiswa untuk terus berinovasi dan berkarya untuk memberikan solusi nyata terhadap berbagai persoalan bangsa, termasuk dalam bidang sosial dan ekonomi.

    Dosen FEB UGM, Muhammad Edhie Purnawan, memberikan pandangan tentang diplomasi ekonomi Indonesia di tengah proteksionisme AS.

    Bertarung di Meja Diplomasi, Menjaga Kedaulatan Ekonomi 

    Suara Akademisi Jumat, 16 Mei 2025

    Oleh Muhammad Edhie Purnawan, S.E., M.A., Ph.D
    Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM

    Di tengah proteksionisme ekonomi Amerika Serikat yang semakin ketat, Indonesia menghadapi ujian berat.

    Berita Terkini

    • Mahasiswa FEB UGM Sukses Bangun Bisnis Kerajinan yang Gandeng Ratusan Brand 
      Mei 16, 2025
    • Agenda Dies Natalis ke-70
      Mei 16, 2025
    • Menko Muhaimin Dorong Mahasiswa Lahirkan Inovasi Pemberdayaan Ekonomi
      Mei 16, 2025
    • Bertarung di Meja Diplomasi, Menjaga Kedaulatan Ekonomi 
      Mei 16, 2025
    • FEB UGM Bahas Potensi Kolaborasi Riset dan Akademik dengan Hochschule Osnabrück
      Mei 15, 2025

    Artikel Terkait

    • Mahasiswa FEB UGM Sukses Bangun Bisnis Kerajinan yang Gandeng Ratusan Brand 
      Mei 16, 2025
    • Agenda Dies Natalis ke-70
      Mei 16, 2025
    • Menko Muhaimin Dorong Mahasiswa Lahirkan Inovasi Pemberdayaan Ekonomi
      Mei 16, 2025
    • Bertarung di Meja Diplomasi, Menjaga Kedaulatan Ekonomi 
      Mei 16, 2025
    • FEB UGM Bahas Potensi Kolaborasi Riset dan Akademik dengan Hochschule Osnabrück
      Mei 15, 2025
    Universitas Gadjah Mada

    Universitas Gadjah Mada
    Fakultas Ekonomika dan Bisnis

    Jln. Sosio Humaniora No.1, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 55281

    Peta & Arah
    Informasi Kontak Selengkapnya

    Departemen

    • Akuntansi
    • Ilmu Ekonomi
    • Manajemen

    Direktori Fakultas

    • Informasi Publik
    • Manajemen Ruang
    • Manajemen Aset
    • Manajemen Makam

    Alumni

    • Komunitas Alumni
    • Layanan Alumni
    • Pelacakan Studi
    • Pekerjaan & Magang
    • Beasiswa

    Social Media

    © 2025 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM

    Kebijakan PrivasiPeta Situs

    Buka percakapan
    1
    💬 Butuh bantuan?
    FEB UGM Official WhatsApp
    Halo 👋
    Bisakah kami membantu Anda?