Selamat jalan Dr. Tony Prasetiantono
- Detail
- Ditulis oleh Wheni
- Kategori: Obituari
- Dilihat: 6205
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) sangat berduka karena kehilangan salah satu dosen terbaik sekaligus ekonom handal Indonesia, Tony Prasetiantono, M.Sc., Ph.D. Beliau meninggal di usia 56 tahun pada Rabu 16 Januari 2019 pukul 23.30 di Jakarta dengan meninggalkan seorang istri dan seorang putri.
Tony lahir di Muntilan, 27 Oktober 1962. Beliau lulus dari FEB UGM pada 1986, meraih gelar Master of Science dari University of Pennsylvania, Philadelphia, Amerika Serikat pada tahun 1991 dan gelar Ph.D dari Australian National University, Canberra tahun 2005.
Selain mengajar, beliau tercatat sebagai anggota Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI) periode 2017-2020 dan telah menduduki jabatan komisaris di beberapa perusahaan (2003-sekarang). Beliau juga aktif menjadi pembicara di perbagai seminar dan menulis buku serta aktif menulis di media massa. Di sisi lain, kecintaan almarhum terhadap musik Jazz sudah tidak diragukan lagi. Salah satu event musik bertaraf Internasional yang terlahir dari tangan dinginnya adalah Economics Jazz Live (EJL) yang menghadirkan para musisi jazz papan atas dunia. Dalam setiap perhelatan EJL yang digelar pertama kali tahun 1987 hingga konser terakhir Sabtu, (03/11/2018) yang berganti nama menjadi UGM Jazz, Tony banyak melibatkan mahasiswa dan dosen dalam kepanitiaan. Hal tersebut tidak lain agar mahasiswa dapat belajar banyak hal di luar kegiatan perkuliahan mereka dan memiliki pengalaman langsung dalam mengelola event internasional di bidang industri kreatif.
Banyak kolega dan rekan dosen yang tidak percaya kepergian Tony secepat ini. Rabu (16/01/2019) malam di salah satu restoran di Jakarta, beberapa dosen FEB UGM termasuk Tony sedang makan malam bersama dan bersenda gurau. "Selama bercengkerama, kami membicarakan banyak hal dengan bercanda dan tidak ada firasat atau tanda akan ditinggalkan oleh sahabat terbaik Tony Prasetiantono, Ph.D. begitu cepat" ungkap Prof. Dr. R. Agus Sartono, MBA yang saat ini menjabat sebagai Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK). Hal senada diungkapkan oleh Rimawan Pradiptyo, Ph.D. rekan sesama dosen di FEB UGM "Tadi malam kami masih makan malam bersama dosen-dosen FEB UGM yang kebetulan ada di Jakarta dan seperti biasa kami guyon ger-geran, lemas badan saya menerima kenyataan itu".
Kebaikan dan perhatian Tony semasa hidupnya akan selalu dikenang oleh koleganya. Prof. Dr. Abdul Halim menyampaikan pesannya melalui pesan elektronik "Dari belahan bumi dengan beda waktu 6 jam kami ikut mendoakan kepergian saudara kami, banyak kenangan atas kebaikanmu dan ditengah kesibukanmu mengabdi kepada negeri, beliau masih sempat mengajari menulis artikel di koran". Sedangkan Rimawan Pradiptyo, Ph.D. juga menambahkan "Beliau selalu terbuka jika ditanyai para yuniornya, beliau tidak segan-segan memberikan saran dan selalu sopan dan memilih kata-kata yang tepat saat berbicara. Beliau juga tidak segan mendorong dan memberikan pujian kepada para yuniornya".
Dengan dedikasi besarnya pada dunia pendidikan dan musik jazz, kepergian Tony tentu membuat banyak kalangan merasa kehilangan. Dekan FEB UGM, Eko Suwardi, M.Sc. Ph.D. yang juga merupaka teman seangakatan menyampaikan "Sivitas akademika FEB UGM, dan UGM secara umum, merasa kehilangan beliau. Pak Tony merupakan salah satu ekonom terkemuka yang analisisnya sangat tajam dan kerap memberikan informasi tentang perekonomian kepada masyarakat".
Banyaknya kolega dan relasi yang menghadiri pemakaman almarhum membuktikan bahwa Tony adalah sosok yang dihormati banyak orang. Karangan bunga pun berdatangan dari berbagai kalangan, dari alumni berbagai angkatan, rekan sekolah, kalangan industri, dunia perbankan, dan juga dari Bapak Presiden Jokowi. Sungguh, kami keluarga besar FEB UGM merasa sangat kehilangan putra terbaiknya...
Terima kasih telah atas segala kasih, teladan, karya dan pengabdianmu... Sugeng tindhak mas Tony…
Sumber: Erma Wheni