Tim mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) berhasil meraih juara dua dalam GBSN 2025 Social Logistics Challenge yang diselenggarakan oleh Global Business School Network. Dalam kompetisi global yang digelar secara online pada 13 November 2023 ini, menantang mahasiswa untuk mengembangkan solusi logistik sosial berbasis teknologi dan berkelanjutan.
Kembangkan LINTAS
Mahasiswa UGM yang tergabung dalam tim Kiki’s Logistic Service beranggotakan Jacques Ethan Nathanael Gultom (Akuntansi, 2022), Muhammad Rafi Lukmantoro (Akuntansi, 2022), Nabila Kaori Refonsa (Ilmu Ekonomi, 2022), serta Radiansyah Aryawan (Arkeologi, 2022) mengusung gagasan pengembangan LINTAS (Logistik Integrasi Transportasi Apari Sadar). LINTAS merupakan sebuah sistem manajemen transportasi atau transportation management system (TMS) yang dirancang untuk mengoptimalkan distribusi pangan di daerah terpencil Indonesia, salah satunya Kecamatan Long Apari, Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur.
Ethan menjelaskan solusi yang mereka ajukan ini untuk membantu mengurai tantangan berkelanjutan yang dialami wilayah terpencil dan terisolasi secara geografis di Indonesia dalam menjaga akses pasokan pangan yang konsisten. Sistem ini mengintegrasikan berbagai moda transportasi, jaringan logistik berbasis komunitas, data pasokan real time, serta pemantauan Continuous Replenishment (CRP).
“Tujuannya untuk mengurangi keterlambatan pengiriman dan meningkatkan aksesibilitas logistik.
Dengan memanfaatkan manajemen logistik berbasis digital kerangka ini menunjukkan bagaimana teknologi dapat memperkuat ketahanan rantai pasok dan keamanan pangan di daerah dengan infrastruktur dan konektivitas yang terbatas,” urainya Rabu (3/12/2025).
Tingkatkan Distribusi Pangan
Ethan menyampaikan melalui LINTAS diharapkan persoalan sosial logistik yang muncul karena ketergantungan Long Apari terhadap sungai Mahakam sebagai jalur distribusi dapat terpecahkan. Sebab saat musim kemarau, sungai mengalami surut sehingga perahu tidak bisa beroperasi . Kondisi tersebut mengakibatkan seluruh rantai pasokan runtuh. Bahkan, harga beras bisa tembus hingga Rp 1–1,2 juta per 25 kg, BBM menjadi barang langka, listrik padam bergilir, sampai jaringan komunikasi melemah.
Gagasan pengembanan LINTAS muncul setelah Ethan dan tim melakukan kajian mendalam dari sisi geografi, infrastruktur, harga pangan, sampai rantai distribusi. Menurutnya, polanya terlihat jelas, Long Apari memiliki satu titik kegagalan di sungai Mahakam. Dari sanalah. LINTAS dirancang untuk membuat distribusi tidak lagi bertumpu pada satu jalur saja.
“Lewat LINTAS, kita mencoba memutus siklus tahunan ini melalui sistem transportasi yang lebih terintegrasi dengan hub logistik, jalur multimoda, dan TMS+IoT untuk memantau arus barang secara real time,” jelasnya.
Bersaing dengan Ratusan Tim
Prestasi yang diraih tim Kiki’s Logistic Service tidak lepas dari perjuangan panjang yang harus dilalui mulai tahap penyisihan hingga final. Mereka harus bersaing dengan 100 tim lain dari 48 perguruan tinggi dari 48 negara. Selanjutnya di babak final mereka diminta mempresentasikan solusi yang diajukan.
“Saat final kami mempresentasikan solusi hanya dalam waktu sepuluh menit melalui PPT deck yang kami kembangkan, sehingga setiap detail harus ringkas, tajam, dan tepat sasaran,” jelasnya Ethan.
Sementara Nabila mengungkapkan mendapatkan pengalaman berharga dengan keikutsertaan dalam kompetisi ini. Salah satu momen yang berkesan adalah saat melihat presentasi tim Better Vietnam, dari BI Norwegian Business Schools yang meraih juara pertama di kompetisi ini. Menurutnya, dari sisi substansi hingga desain presentasinya cukup berbobot dan memukau.
“Pembelajaran terbesar dari mengikuti kompetisi ini adalah untuk tidak takut mencoba. Sebab, kita tidak akan pernah tahu hasilnya jika tidak mencoba,” ucapnya.
Nabila menyampaikan prestasi yang berhasil diraih tidak lepas dari kerja keras dan kekompakan tim. Selain itu juga dukungan dosen pembimbing yaitu Ahmad Zaki, S.E., M.Acc., Ph.D., serta fasilitasi dari FEB UGM melalui mentoring session. Mereka pun berharap kedepan bisa terus berprestasi dan mengharumkan nama baik fakultas dan universitas.
Reportase: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals
