
Kemiskinan dan ketimpangan ekonomi masih menjadi tantangan besar dalam pembangunan di Indonesia. Untuk menghadirkan solusi berbasis riset yang dapat memberikan dampak nyata dalam mengatasi kemiskinan dan ketimpangan, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) melalui Departemen Ilmu Ekonomi membentuk Bidang Kajian EQUITAS (Equitable Transformation for Alleviating Poverty and Inequality) pada tahun 2022.
Koordinator Bidang Kajian EQUITAS, Wisnu Setiadi Nugroho, S.E., M.Sc., M.A., Ph.D., menyampaikan bahwa bidang kajian yang berdiri di tahun 2022 ini memiliki beberapa program dengan tujuan untuk menghasilkan penelitian, studi, buletin, dan kolom opini yang dapat digunakan sebagai referensi bagi para pembuat kebijakan dan sebagai sumber informasi bagi masyarakat luas dalam bidang kemiskinan dan ketimpangan sosial.
“Bidang Kajian EQUITAS bertujuan untuk mendalami berbagai aspek kemiskinan dan ketimpangan ekonomi melalui penelitian, publikasi, dan kolaborasi. Program kerja kami berfokus pada pengembangan keahlian dalam bentuk peningkatan kapasitas dan kompetensi bagi mahasiswa S1, S2, dan S3 FEB UGM dalam melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat untuk menghasilkan penelitian yang berdampak nyata bagi kebijakan pemerintah,” jelasnya.
Memiliki misi untuk mencetak penelitian berkualitas, EQUITAS mencanangkan beberapa aktivitas yang menjadi program unggulan, seperti publikasi riset dan pengetahuan di berbagai platform, pelatihan, dan kolaborasi. Wisnu menyebutkan bahwa untuk program publikasi memiliki beberapa cabang program, seperti podcast bedah buku yang bertemakan kemiskinan pembangunan yang diunggah melalui media YouTube, publikasi artikel di website EQUITAS FEB UGM dan media koran online, serta publikasi infografis mengenai topik-topik yang sedang hangat dibicarakan.
Bidang kajian ini telah berkolaborasi dengan berbagai lembaga seperti Lazismu dan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tahun 2024, lanjutnya, EQUITAS mendapatkan hibah dari Lazismu untuk melakukan evaluasi dampak dari dana beasiswa Sang Surya yang ditujukan kepada mahasiswa atau mahasiswi kurang mampu. Lalu, kolaborasi juga dilakukan dengan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang bekerja sama dengan the International Food Policy Research Institute (IFRI) mendiskusikan metode pengukuran garis kemiskinan dengan aspek nutrisi. Selain itu, kerja sama juga dilakukan dengan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Bidang Keistimewaan untuk pelatihan evaluasi dampak program keistimewaan dan juga melaksanakan diskusi, memberikan masukan, dan saran terkait program makan bergizi gratis.
Dalam program pelatihan, bidang kajian ini telah menyelenggarakan beberapa pelatihan yang diikuti oleh banyak peserta dan berdampak untuk masyarakat. Wisnu mengatakan saat ini, mereka tengah mengembangkan program “Sekolah Kesejahteraan” untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait kemiskinan dan distribusi pendapatan. Kedepannya, pelatihan ini akan menjadi bagian dari kurikulum perkuliahan yang melibatkan masyarakat umum serta Lembaga Swadaya Masyarakat dengan metode pembelajaran yang fleksibel secara daring.
“Program ini akan berfokus pada evaluasi kebijakan-kebijakan pemerintah terkait permasalahan kemiskinan, pengukuran distribusi pendapatan, serta peninjauan perkembangan ekonomi dan dampak kebijakan terhadap harga,” jelas Wisnu.
Terobosan lain yang sedang dirancang EQUITAS adalah publikasi outlook yang akan dirilis setiap enam bulan atau setahun sekali. Publikasi ini bertujuan untuk menganalisis tren kemiskinan berdasarkan data terbaru yang dirilis oleh BPS dan memberikan wawasan yang lebih mendalam untuk pemangku kebijakan.
Ke depan, Wisnu berharap bidang kajian ini dapat terus berkembang dan menarik lebih banyak akademisi untuk berkontribusi.
“Kemiskinan adalah isu yang akan selalu relevan dan berkembang. Jika kemiskinan hilang, berarti dunia telah mencapai kesejahteraan sempurna, yang dalam kenyataan tidak mungkin terjadi. Saya harap semakin banyak dosen dan peneliti yang beregenerasi untuk mempertahankan keberlanjutan bidang kajian ini,” harapnya.
Dengan visi dan program yang telah dirancang, EQUITAS berkontribusi untuk terus melakukan inovasi dalam publikasi serta kolaborasi yang berdampak. Selain itu, EQUITAS berkomitmen untuk menjadi pusat penelitian yang berfokus dalam bidang kemiskinan dan ketimpangan.
“Kami berharap EQUITAS dapat menjadi bidang kajian yang tidak hanya berkontribusi pada perkembangan keilmuan tetapi juga memberikan dampak sosial yang nyata bagi masyarakat dan menjadi rujukan untuk pembuat kebijakan dalam bidang kemiskinan dan ketimpangan ekonomi,” pungkasnya.
Reportase: Shofi Hawa Anjani
Editor: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals