
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) melalui Unit Publikasi Ilmiah kembali menyelenggarakan The 13th Gadjah Mada International Conference on Economics and Business (GAMAICEB). Konferensi internasional tahunan yang akan digelar pada 23-24 Juli 2025 di The Alana Hotel & Convention Center, Yogyakarta ini akan mengangkat isu strategis terkait pengembangan sektor pariwisata yang berkelanjutan, inklusif, dan memberdayakan masyarakat.
Ketua panitia GAMAICEB, Arika Artiningsih,Ph.D., menyampaikan GAMAICEB merupakan agenda rutin yang diselenggarakan setiap tahunnya sejak tahun 2013. Forum ini diadakan sebagai sarana yang mempertemukan para akademisi, peneliti, serta praktisi untuk saling bertukar ide, pengetahuan, dan mendiseminasikan riset terbaru dalam bidang ekonomi dan bisnis. Pada tahun ini, konferensi mengusung tema “Bridging Academics and Practices: Boosting Social Impact in Tourism“.
“Tema ini diangkat untuk mendorong kolaborasi antara dunia akademik dan praktik industri dalam menciptakan dampak sosial positif melalui sektor pariwisata yang berkelanjutan, inklusif, dan berkeadilan,” jelasnya, Rabu (16/07/2025).
Arika menjelaskan bahwa sektor pariwisata memiliki potensi besar untuk mendorong pembangunan berkelanjutan dan menciptakan dampak sosial yang bermakna. Di era globalisasi saat ini, pariwisata tidak hanya menjadi pendorong ekonomi, tetapi juga menjadi platform untuk pertukaran budaya, pemberdayaan komunitas, dan pelestarian lingkungan.
Indonesia sebagai salah satu destinasi pariwisata terkemuka di Asia Tenggara menawarkan perpaduan luar biasa antara keindahan alam yang menakjubkan, warisan budaya yang beragam, dan tradisi yang kaya. Namun, potensi pariwisata Indonesia tidak hanya terletak pada kemampuannya menarik pengunjung, tetapi juga dalam kapasitasnya untuk mendorong perubahan sosial dan ekonomi yang positif. Dengan menghadirkan solusi atas tantangan seperti keberlanjutan, inklusivitas, dan pertumbuhan yang merata, industri pariwisata Indonesia dapat menjadi model dalam memanfaatkan asetnya untuk memberi manfaat bagi masyarakat lokal serta melestarikan warisan budaya dan lingkungan.
“Konferensi ini menjadi wadah untuk mengeksplorasi bagaimana riset akademik dapat mendukung pembuatan kebijakan dan praktik industri untuk meningkatkan dampak sosial pariwisata. Sinergi antara akademisi dan praktik inilah yang menjadi kunci untuk membuka potensi penuh pariwisata sebagai katalisator perubahan positif baik secara lokal maupun global,” urainya.
Konferensi ini rencananya akan menghadirkan sejumlah tokoh penting yaitu MAsisten Deputi Peningkatan Kapasitas SDM Aparatur dan Pendidikan Vokasi, Dr. Andar Danova L. Goeltom, M.Sc, CPM (Asia), CHE.,; Presiden Direktur Taman Mini Indonesia Indah, Intan Ayu Kartika, dan Direktur Responsible Borneo-REBORN, Prof. Hiram Ting sebagai pembicara kunci.
Lebih lanjut Arika menjelaskan konferensi diikuti 125 peserta dengan 110 diantaranya akan mempresentasikan hasil riset terbarunya pada sesi presentasi paralel yang membahas isu-isu terkini di bidang akuntansi, ekonomi, manajemen, kewirausahaan, investasi, hingga pemasaran dengan fokus pada penguatan sektor pariwisata. Mereka berasal dari berbagai universitas, institusi, lembaga, maupun perusahaan dari Indonesia, Jepang, Malaysia, Mexico, dan Vietnam. Melalui kegiatan ini para peserta diharapkan dapat mendiskusikan solusi konkret bagi tantangan di industri pariwisata global.