
Keterampilan pertolongan pertama psikologis dibutuhkan dalam berbagai situasi krisis seperti perubahan lingkungan, masalah hubungan, atau pengalaman traumatis. Untuk mendukung kesehatan mental mahasiswa, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) menggelar pelatihan Psychological First Aid (PFA) pada Jumat (28/2/2025) di Ruang U-103.
Sesi pelatihan yang diisi oleh Psikolog Career and Student Development Unit (CSDU), Anisa Yuliandri, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Dalam pelatihan tersebut Anisa menekankan bahwa PFA dapat dilakukan oleh siapapun tanpa harus memiliki latar belakang profesional.
“PFA adalah serangkaian tindakan dengan memberikan dukungan emosional yang dapat dilakukan oleh siapapun. Tujuannya untuk memberikan perhatian kepada individu yang membutuhkan dalam situasi krisis serta membantu mereka mengelola stres dan mencegah isolasi sosial,” ujarnya.
Anisa menjelaskan bahwa setiap individu memiliki penyebab tekanan psikologis yang berbeda tergantung pada pengalaman traumatis, perubahan lingkungan, permasalahan hubungan, dan kekhawatiran masa depan. Gangguan kondisi diri dapat muncul dalam berbagai aspek, seperti pikiran, perilaku, emosi, dan kondisi fisik. Oleh karena itu, pertolongan psikologis sangatlah diperlukan untuk mencegah kondisi tersebut memburuk dengan melihat piramida pertolongan psikologis.
“PFA dilakukan oleh keluarga, kerabat, rekan kerja, dan teman sebagai bentuk dukungan awal. Jika diperlukan, bantuan dapat diteruskan ke dokter atau tokoh agama, kemudian ke relawan terlatih. Pada tingkat yang lebih lanjut, profesional kesehatan mental seperti psikolog dan psikiater. Jika kondisi semakin kompleks, individu dapat dirujuk ke rumah sakit jiwa untuk perawatan intensif,” jelasnya.
Anisa menyebutkan ada tiga langkah utama dalam menjalankan Psychological First Aid (PFA), yaitu Look, Listen, dan Link. Langkah pertama dapat dimulai dengan Look dengan mengamati lingkungan sekitar dan individu yang sedang mengalami krisis. Hal ini penting untuk mengenali siapa yang membutuhkan bantuan, serta memahami perubahan perilaku atau reaksi yang membutuhkan dukungan emosional.
Selanjutnya, Listen yaitu mendengarkan dengan sepenuh hati tanpa memaksa. Dalam tahap ini, tiga indera manusia yaitu mata, telinga, dan hati digunakan untuk memberikan atensi penuh, mendengarkan kekhawatiran dan mencoba memahami perasaan mereka tanpa menghakimi. Kemudian yang terakhir adalah Link. Langkah ini membantu individu mengatasi masalah yang dihadapinya dan menghubungkannya dengan bantuan yang dapat mereka butuhkan, seperti layanan psikologis atau dukungan sosial lainnya.
“Melalui tiga langkah utama ini, PFA dapat memberikan dukungan yang efektif bagi individu dalam mengatasi krisis psikologis dan memastikan individu mendapatkan dukungan yang tepat pada saat yang dibutuhkan,” ujar Anisa.
Dengan adanya pelatihan dan layanan ini, FEB UGM berkomitmen untuk mendukung kesehatan mental mahasiswa agar dapat menghadapi tantangan kehidupan dengan lebih baik. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan keterampilan mahasiswa dalam memberikan dukungan emosional terhadap siapapun dalam situasi darurat.
Dalam upaya menciptakan kampus yang sehat dan inklusif, FEB UGM menyediakan layanan psikologis melalui Career and Student Development Unit (CSDU) FEB UGM. Selain itu, civitas akademika UGM dapat mengakses berbagai layanan psikologis di lingkungan UGM, seperti Unit Konsultasi Psikologi (UKP) Fakultas Psikologi UGM, Mental Health Emergency Response Line (MHERL), Gadjah Mada Medical Center (GMC), dan Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM.
Reportase: Elena Situmorang
Editor: Shofi Hawa Anjani
Sustianble Development Goals