
Di era digital yang semakin berkembang, media sosial telah masif digunakan sebagai salah satu sarana utama dalam pemasaran. LinkedIn yang awalnya dikenal sebagai platform khusus membangun jaringan profesional dan mencari pekerjaan, kini telah berkembang menjadi salah satu alat efektif untuk meningkatkan kredibilitas dan visibilitas jenama (brand). Banyak perusahaan dan institusi pendidikan yang telah memanfaatkan LinkedIn untuk memperkuat branding dan melakukan analisis industri.
Account Director di LinkedIn, Marsel Mauricius menyampaikan bahwa pemanfaatan LinkedIn sebagai media promosi dapat memberikan dampak yang signifikan, yaitu penguatan citra akademik, peningkatan pendaftaran dan perluasan peluang karier bagi lulusannya, termasuk bagi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM).
Kendati begitu, Marsel mengatakan masih terdapat tantangan yang dihadapi institusi pendidikan dalam mempromosikan diri. Tantangan pertama datang dari institusi itu sendiri, seperti ketidakmampuan institusi dalam menyesuaikan kurikulum pembelajaran dengan perubahan permintaan skill dan pekerjaan. Hal ini diakibatkan oleh pesatnya perubahan teknologi yang menciptakan kesenjangan antara keterampilan yang diajarkan oleh institusi dengan yang sebenarnya dibutuhkan di dunia kerja. Tak hanya itu, masalah teknis juga muncul dari kesulitan institusi dalam memahami dan mengantisipasi perubahan tren di pasar tenaga kerja.
Dalam pelatihan bertajuk “LinkedIn Sebagai Sarana Promosi Program Studi di FEB UGM” melalui Zoom Meeting pada Selasa (25/3/2025), Marsel menyebutkan ditengah perubahan kebutuhan pasar kerja, ekspektasi mahasiswa terhadap universitas semakin tinggi. Mereka tidak hanya melihat kampus sebagai tempat belajar, tetapi juga sebagai jembatan menuju karier mereka di masa depan. Ketidakseimbangan antara ekspektasi dengan tantangan yang ada ini sering kali menyebabkan ketidakpuasan dan irrelevansi antara kemampuan lulusan dengan pekerjaan yang ada. Hal ini membuat program studi yang dimiliki oleh institusi juga menjadi kurang menarik di mata calon pendaftar.
Realitas ketimpangan ini didukung oleh data dari World Economic Forum yang menyatakan bahwa sepertiga dari kompetensi inti yang dibutuhkan dalam pekerjaan sekarang akan berubah dalam lima tahun ke depan.
“Artinya ketika mahasiswa lulus nanti, skill yang mereka pelajari akan sudah tidak relevan lagi. Oleh karena itu, institusi pendidikan perlu lebih proaktif dalam memahami tren keterampilan yang dibutuhkan dan mengintegrasikannya ke dalam sistem pembelajaran,” tuturnya.
Ia pun berbagai strategi yang dapat digunakan institusi pendidikan dalam meningkatkan branding melalui LinkedIn. Pertama yang dapat dilakukan adalah memahami kebutuhan industri saat ini dengan menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan pasar kerja dan memperkuat visibilitas melalui promosi yang menonjolkan keunggulan institusi. Untuk mencari insight industri dapat dilakukan dengan bantuan LinkedIn. Institusi dapat melihat sebaran pekerjaan alumni, jenis pekerjaan atau skill yang sedang banyak dicari, serta data-data lainnya yang berhubungan dengan tren di pasar tenaga kerja.
Marsel mengatakan institusi pendidikan juga perlu memberikan akses ke berbagai pelatihan dan program pengembangan keterampilan, selain dengan pembelajaran di kelas. Platform seperti LinkedIn Learning dapat menjadi salah satu solusi bagi mahasiswa yang ingin memperdalam pengetahuan atau mempelajari keterampilan baru di bidang teknologi, bisnis, dan industri kreatif. Dengan adanya pelatihan serta sertifikasi keahlian, mahasiswa tidak hanya lebih siap bersaing di dunia kerja tetapi juga dapat membangun personal branding yang lebih baik.
Tidak kalah penting, universitas memiliki peran penting dalam membantu lulusan menemukan peluang karir yang sesuai. Poin ini merupakan gabungan dari dua poin sebelumnya, yang menekankan mengenai bagaimana universitas dapat membantu lulusannya mendapatkan pekerjaan melalui kurikulum yang up-to-date dan menyediakan pelatihan keterampilan. Selain itu, penting bagi institusi untuk menjaga koneksi dengan jejaring alumni, serta meningkatkan visibilitas institusi untuk meningkatkan kredibilitas dan kesempatan kerja bagi mahasiswa dan lulusannya. Dengan strategi yang tepat, institusi pendidikan tidak hanya dapat memperkuat reputasi dan visibilitas di sosial media tetapi juga membangun ekosistem pendidikan yang up-to-date dan selaras dengan perkembangan dunia kerja di masa depan.
Reportase: Najwah Ariella Puteri
Editor: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals