
Visualisasi produk kini menjadi elemen kunci dalam pemasaran digital, termasuk bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Terlebih di tengah persaingan pasar yang semakin kompetitif dan berbasis digital, kemampuan menghadirkan citra produk yang menarik, estetis, serta komunikatif menjadi faktor yang memengaruhi minat konsumen.
Penguasaan teknik fotografi yang baik dapat meningkatkan daya tarik visual dan nilai jual produk. Dengan kemampuan ini, pelaku UMKM dapat menampilkan produknya secara profesional di berbagai platform digital. Sebagai upaya untuk mendukung UMKM dalam pemasaran digital, Bidang Kajian Kewirausahaan, Inovasi, dan UMKM Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) berkolaborasi dengan Rumah BUMN menghadirkan pelatihan bertajuk Meningkatkan Daya Tarik Visual Produk dengan Teknik Fotografi Tepat pada Rabu, 16 Juli 2025 di FEB UGM. Pelatihan ini menghadirkan Dr. Muhammad Fajar Apriyanto, S.Sn., M.Sn., dosen sekaligus praktisi seni fotografi, yang membagikan wawasan teknis dan artistik dalam fotografi produk.
Muhammad Fajar Apriyanto menjelaskan bahwa sudut pengambilan gambar atau angle menjadi salah satu elemen kunci dalam menciptakan citra produk yang menarik. Sebab, angle memengaruhi bagaimana objek terlihat dalam hasil gambar. Ada tiga jenis sudut utama yang dibahas yakni sudut normal (eye level), sudut tinggi (high angle), dan sudut rendah (low angle). Sudut normal diambil sejajar dengan mata manusia dan menghasilkan tampilan netral. Sudut tinggi diambil dari atas dan menciptakan kesan objek yang kecil atau tidak berdaya. Sementara itu, sudut rendah diambil dari bawah, sehingga objek tampak lebih kuat, besar, atau dominan.
Muhammad Fajar Apriyanto menyampaikan selain angle, jenis lensa juga memiliki peran penting dalam fotografi. Terdapat tiga jenis lensa berdasarkan panjang jangkauan pandangnya yakni lensa standar, lensa sudut lebar atau wide, dan lensa tele. Lensa standar memberikan hasil yang paling mendekati pandangan mata manusia. Lensa wide digunakan untuk menangkap area yang lebih luas, sementara lensa tele efektif untuk memfokuskan objek dari jarak jauh dan menghasilkan latar yang kabur (efek bokeh), yang membuat objek semakin menonjol.
Selain sudut pandang, lanjutnya, unsur artistik tak kalah penting dalam fotografi produk. Muhammad Fajar Apriyanto mengatakan bahwa dalam pendekatan still life photography, diperlukan ketelatenan, cita rasa estetika, dan kepekaan visual untuk menata produk sedemikian rupa sehingga tampak hidup dan menarik. Sentuhan seni inilah yang mampu memberikan “nyawa” pada produk, bukan sekadar sebagai objek mati, tetapi sebagai subjek visual yang membangun koneksi emosional dengan calon konsumen.
Reportase: Orie Priscylla Mapeda Lumalan
Editor: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals