
Ingin mendalami manajemen dari sisi riset ilmiah? Program Magister Sains Manajemen (MSi Manajemen) Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM menawarkan jalur akademik yang dirancang bagi calon peneliti, dosen, dan profesional yang ingin mengembangkan pengetahuan berbasis riset. Program ini menitikberatkan pada riset berbeda dengan program Magister Manajemen (MM) yang menitikberatkan pada praktik bisnis.
Ketua Program Studi Magister Sains Manajemen FEB UGM, Dr. Sahid Susilo Nugroho, M.Sc., menekankan bahwa prodi ini tidak hanya mencetak akademisi, tetapi juga profesional yang dibekali tools dan cara berpikir sistematis.
“Harapan kami bukan hanya mencetak dosen berkualitas, tapi juga analis data yang bisa benar-benar dimanfaatkan industri,” tuturnya dalam FEB Overview edisi sharing session Menyiapkan Karier Unggul di Era Digital bersama MSi Manajemen FEB UGM melalui kanal youtube FEB UGM belum lama ini.
Sahid menjelaskan program MSi Manajemen menawarkan konsentrasi keuangan, pemasaran, SDM, knowledge dan innovation, manajemen strategik, serta keuangan syariah. Sebagai bentuk respon terhadap kebutuhan zaman dan menjawab tantangan disrupsi prodi MSi Manajemen menghadirkan aspek Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML), dan Natural Language Processing (NLP). Fokusnya bukan mencetak data scientist, melainkan analis bisnis yang mampu menggunakan Python dan pustaka data lainnya untuk menjawab persoalan manajerial secara nyata. Tantangan ada, terutama karena latar belakang mahasiswa yang beragam, tapi pendekatannya disesuaikan agar tetap relevan dan bisa dipahami.
Selain aspek teknis, mahasiswa juga dibentuk secara emosional dan spiritual. Mereka didorong untuk aktif dalam proyek sosial seperti MD Social Local Friend, terbiasa diskusi dalam lingkungan suportif, dan diwajibkan ikut international conference sebagai bagian dari pembentukan sikap keilmuan. Konferensi ini menjadi tempat mahasiswa mempresentasikan tesisnya dalam bentuk working paper yang nantinya dikembangkan jadi artikel publikasi. Menariknya, seluruh proses ini didanai oleh prodi.
Program ini terbuka untuk semua latar belakang S1, bahkan yang bukan dari FEB. Untuk mahasiswa non-ekonomi, disediakan matrikulasi selama satu semester (2 SKS) yang mencakup manajemen dasar dan metode kuantitatif, agar semua peserta punya level pemahaman yang sama saat masuk ke semester reguler.
Persyaratan masuknya meliputi skor TOEFL minimal 475, TPA minimal 500, serta mengikuti Tes Potensi Keilmuan (TPK). Dalam wawancara, mahasiswa juga akan ditanya soal rencana riset, pemahaman dasar manajemen, serta kemampuan komunikasi ilmiah.
Fasilitas yang disediakan juga lengkap. Mahasiswa punya akses ke jurnal internasional, database untuk riset, serta software analisis seperti STATA, SPSS, dan SampleS. Jelang kelulusan, mahasiswa juga dapat pelatihan karier berupa pembuatan resume, profil LinkedIn, hingga latihan wawancara kerja.
Program ini sudah terakreditasi internasional oleh AACSB selama tiga periode dan meraih akreditasi unggul dari LAMEMBA. Internasionalisasi tidak berhenti di status, tapi ditunjukkan lewat kolaborasi nyata: publikasi internasional, keikutsertaan di konferensi global, hingga kehadiran dosen tamu dari luar negeri—yang diarahkan untuk membawa isu AIdan inovasi ke dalam konteks bisnis.
Mahasiswi aktif MSi Manajemen, Novri Andini Zahirah, membagikan pengalamannya selama kuliah. Setelah lulus S1 dan sempat bekerja, ia memutuskan lanjut studi karena ingin memperkuat landasan riset dan keterampilan strategis. Salah satu pengalamannya yang paling berkesan adalah saat mengikuti guest lecture dari Austria selama tiga hari, di mana mahasiswa diajak langsung praktik coding, membuat prompt, dan mendalami peran AI dalam strategi bisnis.
“Di sesi itu kita belajar bikin prompt dan bahas manfaat AI di bisnis. Jadi kita dilatih untuk hidup berdampingan sama AI, bukan malah takut digantiin,” jelas Novri.
Menurutnya, kuliah di MSi Manajemen membentuk cara berpikirnya jadi lebih tertata dan sistematis. Ia juga merasakan peningkatan dalam kemampuan riset, komunikasi, dan mindset keilmuan. Support dari teman dan dosen sangat terasa, termasuk akses beasiswa dan kesempatan mengikuti proyek-proyek akademik.
Untuk calon mahasiswa, Novri menyarankan agar menyiapkan rencana riset sejak awal. “Waktu wawancara nanti pasti ditanya soal rencana riset. Jadi harus tahu topik apa yang mau diangkat. Terus pelajari lagi dasar-dasar kayak manajemen keuangan, pemasaran, statistik, dan komunikasi,” katanya.
Novri sendiri adalah penerima Beasiswa Unggulan, yang mengharuskan adanya LoA dan status on-going maksimal semester 3. Selain beasiswa itu, prodi juga menawarkan beasiswa internal dan terbuka untuk yang mendaftar jalur reguler maupun jalur LPDP.
Saat ini, MSi Manajemen menawarkan tiga jalur utama: program reguler (2 tahun), program PMDSU (4 tahun langsung lanjut doktor), serta program dual degree bekerja sama dengan Curtin University Australia. Mahasiswa jalur dual degree akan menjalani satu tahun di UGM dan satu tahun di Australia, dan lulus dengan dua gelar sekaligus: Magister Sains Manajemen dan Master of Commerce (M.Com).
Prodi juga menekankan pentingnya study-life balance. Ada field trip sebelum ujian untuk menyegarkan pikiran, dan dukungan terhadap kesehatan mental mahasiswa sangat diperhatikan. Mahasiswa juga mendapat pelatihan menjelang kelulusan untuk mempersiapkan dunia kerja.
Dengan pendekatan yang adaptif dan integratif, MSi Manajemen FEB UGM hadir sebagai program yang menjawab kebutuhan masa kini menggabungkan riset, teknologi, dan kemanusiaan. Bagi kamu yang ingin belajar lebih dari sekadar teori dan siap menjawab tantangan dunia bisnis masa depan, inilah tempat yang layak dipertimbangkan.
Reportase: Orie Priscylla Mapeda Lumalan
Sustainable Development Goals: