
Bisnis tidak melulu soal laba. Di tengah ketidakmerataan akses pendidikan, kesehatan, hingga peluang kerja, wirausaha sosial hadir sebagai jalan baru untuk mengubah tantangan sosial menjadi solusi berkelanjutan. Pendekatan ini tidak hanya menempatkan profit sebagai tujuan akhir, tetapi juga mendorong bisnis untuk memberi dampak nyata bagi masyarakat.
Dr. Nadeera Ranabahu dari University of Canterbury menjelaskan wirausaha sosial merupakan suatu pendekatan bisnis yang berakar dari nilai-nilai solidaritas dan kepedulian terhadap masyarakat. Tidak seperti kewirausahaan komersial yang berfokus pada pencapaian keuntungan finansial, wirausaha sosial menempatkan nilai sosial sebagai tujuan utama. Hal ini tercermin dalam misi bisnis yang diarahkan untuk menjawab permasalahan sosial, seperti kemiskinan, ketimpangan akses pendidikan, isu lingkungan, hingga pemberdayaan kelompok rentan. Wirausaha sosial tidak hanya berbicara tentang profit, tetapi tentang bagaimana sebuah usaha mampu memberikan dampak yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.
Dalam sesi Innovative Business Models for a Sustainable and Inclusive Future di Global Summer Week (GSW) 2025 di FEB UGM belum lama ini, Nadeera memaparkan keberagaman bentuk wirausaha sosial, mulai dari model berbasis filantropi hingga model yang memadukan pendekatan sosial dan komersial, serta model komersial penuh yang tetap mengalokasikan sebagian keuntungannya untuk kepentingan sosial. Perbedaan mendasar antara ketiganya terletak pada siapa yang membayar, bagaimana bisnis didanai, serta siapa yang menjadi tenaga kerja utama. Namun, satu hal yang menyatukan ketiganya adalah misi sosial yang menjadi napas utama setiap keputusan bisnis.
Untuk membantu mahasiswa memahami dan merancang ide wirausaha sosial, Nadeera yang juga peneliti integrasi ekonomi kelompok minoritas, inovasi sosial, serta keberlanjutan memperkenalkan kerangka Social Lean Canvas. Kerangka ini berfungsi sebagai peta jalan membangun model bisnis berbasis dampak sosial yang mencakup elemen seperti tujuan usaha, segmen pelanggan dan penerima manfaat, permasalahan utama yang ingin diselesaikan, solusi yang ditawarkan, nilai unik yang dimiliki, struktur pendapatan dan biaya, serta indikator keberhasilan yang mencakup aspek sosial maupun ekonomi.
Diskusi ini terasa semakin penting di tengah krisis global. Ketika pasar dan pemerintah tidak mampu sepenuhnya menyediakan perumahan, kesehatan, atau pendidikan yang layak, wirausaha sosial membuka peluang untuk melahirkan solusi alternatif. Wirausaha sosial mampu menciptakan lapangan kerja dan memberdayakan komunitas, dan penyediaan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat marjinal.
Reportase: Orie Priscylla Mapeda Lumalan
Editor: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals