BUMN harus berkembang berkompetisi secara sehat serta bersama-bersama bersinergi melayani untuk bangsa
- Detail
- Ditulis oleh Nindya
- Kategori: Berita
- Dilihat: 1497
Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis kembali menggelar acara rutin Executive Series bertajuk "Nurturing and Managing Leaders in State-Owned Enterprise of Indonesia" bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini M. Soemarno. Acara yang berlangsung di Auditorium Sukadji Ranuwihardjo MM FEB UGM ini dimulai pukul 13.30 WIB, pada hari Kamis (12/4) dan dihadari lebih dari ratusan peserta mahasiswa S1 dan S2. Acara dibuka dengan sambutan Dekan FEB UGM, Eko Suwardi, M. Sc., Ph.D yang kemudian dilanjutkan oleh sambutan dari Wakil Rektor UGM Bidang Kerja Sama dan Alumni, Dr. Paripurna, S.H., M.Hum., LL.M.
Memasuki acara inti, acara ini dipandu oleh salah satu dosen FEB UGM yaitu Dr. Hani Handoko, MBA. Pada kesempatan itu, Rini Soemarno membagikan pengalamannya selama menjadi Menteri BUMN. Beliau memulai dengan menceritakan tantangan dan tanggung jawab yang harus ia hadapi ketika pada tahun 2014 silam, Jokowi meminangnya menjadi Menteri BUMN Indonesia. Tanggung jawab pertama yang harus dihadapi yaitu Rini Soemarno melalui BUMN harus mengembalikan Indonesia menjadi negara yang berdaulat, mandiri secara ekonomi, dan berkepribadian dalam budaya. Untuk mencapai tujuan itu, Rini Soemarno memulai dengan menganalisis kelemahan Indonesia, termasuk apakah investor asing tertarik untuk menanamkan sahamnya di Indonesia atau tidak.
Kemudian, Rini Soemarno mengungkapkan ketertinggalan Indonesia dalam beberapa hal. Pertama, ketersediaan listrik Indonesia masih rendah sehingga tidak tercukupinya tenaga listrik untuk melakukan usaha. Kedua, konektitivas Indonesia sebagai negara kepulauan lemah. Hal ini mengakibatkan biaya logistik menjadi tinggi dan tidak kompetitif jika dibandingkan dengan negara lain. Dengan demikian, saat ini salah satu program utama BUMN adalah mengerjar ketertinggalan itu.
Tantangan pertama menjadi tantangan bagi Perusahaan Listrik Negara (PLN). Rini menjelaskan bahwa di akhir tahun 2014, PLN memiliki kekuatan tenaga listrik (power plant) sebesar 46.000 megawatt dan panjang transmisi 40.000 kilometer. Pada saat itu, elektrifikasi 82 persen, artinya masyarakat yang menikmati listrik dari PLN hanya 82 persen. Kemudian, presiden menargetkan bahwa sampai akhir 2019 elektrifikasi harus meningkat menjadi 98 persen dan paling utama adalah tersedianya listrik bagi industri. Selama lima tahun masa kerja Kabinet Kerja ini, BUMN (melalui PLN) diminta untuk menambah tenaga listrik sebesar 35.000 megawatt dan membangun menambah transmisi 46.000 kilometer.
Kemudian, untuk masalah kedua terkait konektivitas, dalam lima tahun Kabinet Kerja ini, BUMN harus bisa menyelesaikan pembangunan Tol Trans-Jawa yang dapat menyambungkan Jawa sampai Banyuwangi dan membangun Tol Trans-Sumatera dengan total 1.800 kilometer. Selain itu, saat ini BUMN juga diminta untuk membangun pelabuhan, terutama dibagian timur Indonesia. "Salah satu yang menjadi utama dalam pembangunan ini adalah bahwa kita harus Indonesiasentris. Artinya, pembangunannya harus bisa menyebar dirasakan seluruh masyarakat Indonesia. Dengan demikian, diharapkan pertumbuhan ekonomi juga akan tumbuh bersama-bersama di seluruh Indonesia," jelas Rini Soemarno.
Selanjutnya, Rini menjelaskan tantangan lain yang dihadapi ketika ia mulai menjabat menjadi Menteri BUMN. "Saya ingin bisa menyatukan 143 BUMN ini dalam hal pemikiran. Tidak berjalan sendiri-sendiri dan saling mematikan BUMN lain." kata Rini. Kemudian, Rini juga menekankan bahwa yang menjadi tantangan adalah menyadarkan seluruh direksi BUMN bahwa BUMN merupakan milik bangsa dan negara. Untuk itu, diharapkan BUMN dapat dikelola dengan komitmen transparansi yang tinggi, good corporate governance, profesional dan dengan komitmen berkelanjutan (sustainable). Selanjutnya, yang menjadi utama adalah bahwa BUMN ini harus berkembang berkompetisi secara sehat serta bersama-bersama bersinergi melayani untuk bangsa. Sejalan dengan hal tersebut, kini kementerian BUMN juga memiliki slogan baru yaitu "BUMN Hadir untuk Negeri."
Terakhir, sebelum dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, Rini Soemarno memberikan pesan kepada seluruh peserta yang hadir kuliah umum tersebut. "Segala sesuatu jika kita ada niat dan yakin, pasti akan diberikan jalan. Terlebih jika niat itu bukan hanya untuk kepentingan pribadi. Dan jangan lupa untuk terus belajar, belajar, dan belajar di manapun, tutup Rini.
Sumber: Nindya