Menginformasikan Penetapan Standar Akuntansi dan Audit Melalui Riset yang Berdampak
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 1286
Rangkaian ketiga dari World Class Professor (WCP) Program 2020 berhasil digelar secara daring pada (30/10/2020) yang lalu dengan membawa tema "Impactful Research: Informing Accounting and Auditing Standard Setting". WCP Program 2020 diadakan dengan tujuan agar para dosen atau peneliti di Indonesia dapat meningkatkan dan mengembangkan kehidupan akademik, kompetensi, juga kontribusinya terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi nasional.
Webinar WCP Program 2020 yang ketiga ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu sesi perspektif internasional dan perspektif Indonesia. Sesi perspektif internasional mengawali jalannya pelaksanaan webinar. Pada sesi panel diskusi ini, Prof. Keryn Chalmers, Presiden IAAER dan Dekan dari Swinburne Business School, Swinburne University of Technology, berperan sebagai moderator. Sebagai pembicara pertama, Prof. Ann Tarca, salah satu anggota International Accounting Standards Boards (IASB) dari University of Western Australia, membahas topik mengenai IASB dan peluang riset. Prof. Tarca menyampaikan bahwa IASB mengupayakan penerapan standar yang konsisten dan mencerminkan fundamental ekonomi dari entitas. Selain itu, IASB juga diharuskan untuk melakukan pengaturan standar berbasis bukti yang dikumpulkan dari beberapa sumber seperti stakeholders, grup konsultatif, dan staff penelitian. IASB mencari bukti dari dampak penerapan suatu standar tertentu bagi preparers, auditor, regulator, dan pasar modal.
Sesi panel diskusi berlanjut ke bahasan mengenai peran penelitian akademis dalam pengembangan auditing yang disampaikan oleh Prof. Roger Simnett, seorang guru besar akuntansi dari UNSW Sydney Business School dan CEO Australian Auditing and Assurance Standards Board. Bahasan topik pada sesi ini melingkupi program kerja IAASB yang telah bertransisi menuju strategi baru, perspektif tentang seputar penelitian, tren dalam penelitian internasional, dan respons IAASB terhadap Covid-19. Menurut Prof. Simnett, dalam memilih topik riset, akademisi dapat mencermati apa yang standard setters butuhkan karena saat ini masih sedikit riset yang merujuk pada standar dan regulasi auditing.
Pembicara terakhir dalam sesi perspektif internasional, Prof. Donna L. Street, seorang Direktur Penelitian dan Edukasi IAAER dari Accounting University of Dayton, hadir melanjutkan topik yang telah dibahas pembicara-pembicara sebelumnya tetapi lebih berfokus pada kontribusi IAAER terhadap penelitian yang menginformasikan pengaturan standar. Prof. Street menjelaskan berbagai program IAAER sebagai lembaga pendorong penelitian yang bermanfaat bagi penyusunan standar auditing dan akuntansi oleh para akademisi skala internasional. Panel diskusi perspektif internasional ini pun diakhiri dengan sesi tanya jawab untuk ketiga pembicara oleh moderator, Prof. Chalmers, dengan menembakkan beberapa pertanyaan dan juga menyampaikan pertanyaan yang telah diajukan oleh partisipan acara.
Sesi selanjutnya adalah sesi perspektif Indonesia yang dibawakan oleh Dr. Singgih Wijayana, M.Sc., dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM yang juga menjabat sebagai anggota DSAK IAI sebagai moderator. Sesi panel diskusi kedua ini diisi oleh pembicara-pembicara dari anggota DSAK IAI yang juga merupakan akademisi. Yang pertama, Dr. Elvia Rosantina Shauki, S.E., M.B.A. dari departemen akuntansi Universitas Indonesia memulai sesi dengan membahas hal-hal yang dicari dan dibutuhkan jurnal maupun standard setters. Dr. Elvia menekankan bahwa temuan itu perlu lebih kritis dan lebih dari sekadar mengonfirmasi entitas pelapor telah menerapkan standar dengan baik atau tidak. Selain itu, menurutnya, suatu penelitian perlu berkontribusi pada perdebatan yang ada dan memberi masukan kepada pembuat standar.
Acara berlanjut dengan menghadirkan pembicara kedua pada sesi panel diskusi ini, yaitu Dr. Ersa Tri Wahyuni, S.E., M.Acc., seorang dosen departemen akuntansi Universitas Padjadjaran. Dalam bahasannya, Dr. Ersa membahas seputar riset seperti apa yang dibutuhkan oleh Dewan Standar di Indonesia. Menurutnya, diperlukan adanya forum diskusi antara Dewan Standar dan Akademisi yang lebih dekat dan hangat untuk bisa berkolaborasi lebih baik lagi. Terakhir, Dr. Devi Sulistyo Kalanjati, S.E., M.Acc., M.Sc., dosen departemen akuntansi Universitas Airlangga menjadi pembicara ketiga pada sesi ini. Dr. Devi menyampaikan mengenai kerangka untuk menganalisis berbagai efek perlakuan akuntansi diantaranya terhadap informasi dan pasar modal pada standar yang ada. Acara webinar WCP Program 2020 yang ketiga ini pun ditutup oleh sesi tanya jawab dengan ketiga pembicara pada panel diskusi.
Reportase: Kirana Lalita Pristy/Sony Budiarso