• Tentang UGM
  • SIMASTER
  • SINTESIS
  • Informasi Publik
  • SDGs
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
  •  Tentang Kami
    • Sekilas Pandang
    • Sejarah Pendirian
    • Misi dan Visi
    • Nilai-Nilai
    • Pimpinan Fakultas
    • Pimpinan Senat
    • Pimpinan Departemen
    • Pimpinan Program Studi
    • Pimpinan Unit
    • Dewan Penasihat Fakultas
    • Laporan Tahunan
    • Fasilitas Kampus
    • Identitas Visual
    • Ruang Berita
    • Dies Natalis ke-70
  • Program Akademik
    • Program Sarjana
    • Program Magister
    • Program Doktor
    • Program Profesi
    • Program Akademik Singkat
    • Program Profesional & Sertifikasi
    • Program Sarjana Internasional (IUP)
    • International Doctorate in Business (IDB)
    • Kalender Akademik
    • Ruang dan Kegiatan
  • Fakultas & Riset
    • Keanggotaan Fakultas
    • Akreditasi Fakultas
    • Jaringan Internasional
    • Dosen
    • Profesor Tamu dan Rekan Peneliti
    • Staf Profesional
    • Publikasi
    • Jurnal Yang Diterbitkan
    • Kertas Kerja
    • Bidang Kajian
    • Unit Pendukung
    • Kemitraan Konferensi Internasional
    • Call for Papers
    • Pengabdian Kepada Masyarakat
    • Perpustakaan
  • Pendaftaran
  • Home
  • Berita

Positivisme: Paradigma Dominan dalam Penelitian Akuntansi dan Bisnis

  • Berita
  • 19 April 2021, 10.13
  • Oleh : Admin
Heyvon Herdhayinta

Filsafat menjadi dasar pengembangan penelitian akuntansi dan bisnis sebagai upaya memahami realitas melalui pemikiran sistematis, kritis, dan radikal. Filsafat membantu mengembangkan riset dan menghasilkan kebaruan (novelty) juga inovasi (breakthrough) dengan memanfaatkan paradigma untuk dapat memberikan jawaban terbaik dalam praktik. Hal tersebut diungkapkan oleh Heyvon Herdhayinta, S.E., M.Sc., Ph.D. selaku pembicara dalam rangkaian kedua seri webinar bertema “Filsafat dan Pendekatan Penelitian Akuntansi dan Bisnis” pada Jumat (16/04). Seri webinar ini diselenggarakan oleh Laboratorium Akuntansi, Departemen Akuntansi FEB UGM bersama Program Studi Magister Sains dan Doktor (MD) FEB UGM dan pada rangkaian kedua berfokus menelaah lebih lanjut mengenai paradigma positivisme dan neo-positivisme.

Acara dibuka oleh Master of Ceremony (MC), Meliani Mukti, sekaligus memperkenalkan moderator sebagai pemandu berjalannya sesi diskusi, yaitu Achmad Masyhadul Amin, S.E., M.Sc. Acara berlanjut ke sesi inti penjelasan paradigma positivisme oleh pembicara. Positivisme dianggap sebagai paradigma mainstream dan dominan karena paling banyak digunakan dalam penelitian akuntansi dan bisnis. “Karakteristik utama dari paradigma ini adalah realitas yang independen dan objektivitas. Artinya, peneliti melihat apa yang ia teliti terpisah dari peneliti sebagai suatu realitas yang objektif,” jelas Heyvon.

Selain itu, terdapat beberapa karakteristik lain dari paradigma positivisme yang diterangkan Heyvon. Paradigma positivisme cenderung mirip atau mengadopsi pendekatan ilmu alam dan juga mampu menjelaskan suatu fenomena regularitas perilaku sosial manusia secara universal dan kausal. Jika dibandingkan dengan neo-positivisme atau yang dikenal juga sebagai post-positivisme, keduanya masih sama-sama menganut realitas yang sifatnya objektif. Namun perbedaannya, neo-positivisme mulai mempertimbangkan interpretasi subjektif aktor untuk lebih memahami perilaku manusia misalnya dengan mempertimbangkan konteks atau kulturnya.

Selanjutnya, Heyvon juga menjelaskan mengenai metode riset positivisme dan implikasi paradigma tersebut terhadap riset. Desain penelitian positivis umumnya menggunakan metodologi riset kuantitatif dengan data sekunder, eksperimen, ataupun survei. Terdapat sekitar delapan poin implikasi positivisme terhadap riset yang diantaranya data yang dianalisis dapat diuji apakah mendukung hipotesis (testability) dan lebih memilih solusi yang sederhana dalam riset daripada yang kompleks dengan banyak faktor (parsimony).

Menurut Heyvon, keterbatasan serta kritik terhadap positivisme juga perlu menjadi pertimbangan peneliti dalam melakukan risetnya. Paradigma positivisme biasanya hanya mengamati “permukaan” yang tampak tanpa memahami makna secara lebih dalam. Tujuan dari paradigma ini pun untuk mencapai generalisasi di mana faktanya ada hal-hal seperti perilaku manusia yang tidak bisa digeneralisasi dan akan tetap ada unsur subjektivitas.

Reportase: Kirana Lalita Pristy/Sony Budiarso.

Views: 3,097

Related Posts

CISDI

Membedah Dampak Cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan

Berita Rabu, 24 September 2025

Minuman manis sudah lama menjadi favorit banyak orang Indonesia. Rasanya yang manis dan harganya yang relatif murah membuatnya semakin mudah dijangkau masyarakat.

Adi Utarini

Peneliti UGM Teliti Efektivitas Nyamuk Wolbachia untuk Menekan Kasus DBD di Indonesia

Berita Rabu, 24 September 2025

Indonesia menjadi salah satu negara dengan angka kematian akibat demam berdarah tertinggi di Asia. Kombinasi antara iklim tropis yang panas dan lembab menciptakan kondisi ideal bagi pertumbuhan nyamuk Aedes aegypti, yang merupakan vektor utama penyebar penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Societal Impact Symposium 2025

FEB UGM dan University of Southampton Gelar Societal Impact Symposium 2025 untuk Dorong Riset yang Berdampak bagi Masyarakat

Berita Selasa, 23 September 2025

Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB UGM) bekerja sama dengan University of Southampton, Inggris, menggelar Societal Impact Symposium 2025 yang bertajuk “From Ivory Tower to Community Square: Making Business and Economics Research Matter.” Acara ini diselenggarakan secara hybrid pada Senin (22/09), dengan pelaksanaan luring di Ruang Multimedia FEB UGM dan Pertamina Tower Ruang 5.3, serta daring melalui Zoom Meeting.

Simposium ini diadakan untuk menjawab ekspektasi bahwa sekolah bisnis tidak hanya menghasilkan riset inovatif, tetapi juga mampu memberi dampak sosial yang nyata.

Diskusi Publik Equitas dan AEI

Ekonom Indonesia Sampaikan Tujuh Desakan Darurat Ekonomi

Berita Senin, 22 September 2025

Bidang Kajian Pengentasan Kemiskinan dan Ketimpangan/EQUITAS (Equitable Transformation for Alleviating Poverty and Inequality) bekerja sama dengan Aliansi Ekonom Indonesia (AEI) menggelar diskusi publik bertajuk Tujuh Desakan Darurat Ekonomi pada Jum’at (19/9/2025) di FEB UGM.

Berita Terkini

  • Membedah Dampak Cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan
    24 September, 2025
  • Peneliti UGM Teliti Efektivitas Nyamuk Wolbachia untuk Menekan Kasus DBD di Indonesia
    24 September, 2025
  • FEB UGM dan University of Southampton Gelar Societal Impact Symposium 2025 untuk Dorong Riset yang Berdampak bagi Masyarakat
    23 September, 2025
  • Ekonom Indonesia Sampaikan Tujuh Desakan Darurat Ekonomi
    22 September, 2025
  • Peran Strategis Akuntansi dalam Menjawab Tantangan Emisi Karbon
    22 September, 2025

Agenda

  • 24Sep Pembukaan Konsentrasi Accounting and Sustainability di Prodi Magister Sains Akuntansi
All Events
Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Jln. Sosio Humaniora No.1, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 55281

Peta & Arah
Informasi Kontak Selengkapnya

Direktori Fakultas

  • Informasi Publik
  • Manajemen Ruang
  • Manajemen Aset
  • Manajemen Makam

Mahasiswa

  • Komunitas Mahasiswa
  • Layanan Mahasiswa
  • Asrama Mahasiswa
  • Pengembangan Karir
  • Paparan Internasional
  • Beasiswa
  • Magang

Alumni

  • Komunitas Alumni
  • Layanan Alumni
  • Pelacakan Studi
  • Pekerjaan & Magang
  • Beasiswa

Social Media

© 2025 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM

Kebijakan PrivasiPeta Situs

💬 Butuh bantuan?
1
FEB UGM Official WhatsApp
Halo 👋
Bisakah kami membantu Anda?
Buka percakapan
[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju