• Tentang UGM
  • SIMASTER
  • SINTESIS
  • Informasi Publik
  • SDGs
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
  •  Tentang Kami
    • Sekilas Pandang
    • Sejarah Pendirian
    • Misi dan Visi
    • Nilai-Nilai
    • Pimpinan Fakultas
    • Pimpinan Senat
    • Pimpinan Departemen
    • Pimpinan Program Studi
    • Pimpinan Unit
    • Dewan Penasihat Fakultas
    • Laporan Tahunan
    • Fasilitas Kampus
    • Identitas Visual
    • Ruang Berita
    • Dies Natalis ke-70
  • Program Akademik
    • Program Sarjana
    • Program Magister
    • Program Doktor
    • Program Profesi
    • Program Akademik Singkat
    • Program Profesional & Sertifikasi
    • Program Sarjana Internasional (IUP)
    • International Doctorate in Business (IDB)
    • Kalender Akademik
    • Ruang dan Kegiatan
  • Fakultas & Riset
    • Keanggotaan Fakultas
    • Akreditasi Fakultas
    • Jaringan Internasional
    • Dosen
    • Profesor Tamu dan Rekan Peneliti
    • Staf Profesional
    • Publikasi
    • Jurnal Yang Diterbitkan
    • Kertas Kerja
    • Bidang Kajian
    • Unit Pendukung
    • Kemitraan Konferensi Internasional
    • Call for Papers
    • Pengabdian Kepada Masyarakat
    • Perpustakaan
  • Pendaftaran
  • Home
  • Berita

Interpretivisma, “Payung” untuk Menjelaskan Fenomena Konstruk Sosial dalam Realita

  • Berita
  • 26 April 2021, 09.46
  • Oleh : Admin
Dian Kartika Rahajeng

Pemahaman Filsafat pada pendekatan riset sangatlah penting bagi peneliti dalam melakukan Penelitian Akuntansi dan Bisnis. Pada Jum’at (23/4), Program Magister Sains dan Doktor Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) berkolaborasi dengan Laboratorium Departemen Akuntansi FEB UGM menyelenggarakan webinar ketiga dalam ketujuh seri webinar bertema “Filsafat dan Pendekatan Penelitian Akuntansi dan Bisnis” yang membahas berbagai paradigma yang berbeda pada tiap sesinya. Seri ke-3 webinar kali ini mengusung topik bahasan mengenai ‘Paradigma Interpretivisma’ dalam Penelitian Akuntansi dan Bisnis. Webinar ini diselenggarakan secara daring melalui platform Zoom Meetings dan dapat disimak juga melalui Kanal Youtube Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Moderator yang memantik diskusi pada webinar kali ini adalah Achmad Faizal Azmi S.E., B.Sc., M.Sc, Dosen FEB UGM. Narasumber yang akan membahas topik Paradigma Interpretivisma adalah Dian Kartika Rahajeng, S.E., M.Sc., Ph.D, Dosen FEB UGM sekaligus Kepala Laboratorium Departemen Akuntansi Universitas Gadjah Mada.

Ajeng mengawali diskusi dengan menjelaskan konsep dasar filsafat dan penelitian. Ia menyampaikan bahwa memahami filsafat dan paradigma adalah cara pandang memaknai fenomena atau suatu realita. “Fenomena memang ada di depan kita, tapi bagaimana kita melihatnya, akan membawa definisi kebenaran dalam cara pandang tertentu. Ini yang menjadi perdebatan”, paparnya.

Ajeng mengutarakan bahwa perbedaan cara pandang bukanlah sesuatu yang salah, sebab filsafat adalah mengenai bagaimana cara seseorang melihat sesuatu dan dari bagaimana cara manusia bereaksi atas fenomena, dan memaknai suatu situasi tersebut. Terkait fenomena apa yang ingin dipelajari, saat kemudian manusia melihat banyak fenomena spesifik, menurutnya, manusia akan fokus pada suatu fenomena, dan memilih sebuah realita untuk diulas.

“Setelah memahami dan melihat sesuatu, misalnya ada fenomena startup, fintech, fraud. Kita tidak membatasi diri dalam konsep yang dasar. Yang kita jelaskan lebih dari itu, contohnya lebih ke kehidupan, how we see and understand things, bagaimana dan apa yang ingin dipelajari, dari situ kita akan mengetahui bagaimana suatu realitas data dipahami, dikembangkan, dan diimplementasikan”, ungkap Ajeng.

Setelah memahami dan melihat fenomena, perlu untuk menyusun, Epiostemologi, yaitu apa tujuan dan manfaat kita dalam fenomena yang akan diteliti hingga kemudian memilih metodologi dan pendekatan riset, menetapkan paradigma, dan menetapkan instrumen yang tepat untuk penelitian.

Terkait definisi, menurut Ajeng, Paradigma Interpretivisma mengandung ilmu interaksi antar manusia yang akan mengandung ilmu sosiologi. Sebab, pandangan Interpretivisma diperoleh dari realita dekonstruksi oleh aktor-aktor didalamnya, yaitu konstruk sosial yang didalamnya banyak individu. Pendekatan Interpretivisma ini berpendapat bahwa pengetahuan itu dimediasi oleh proses intrepretasi oleh aktor-aktor sosial yang diukur dengan proses logis dan intrepretasi yang subjektif, ditujukan pada individu atau konstruk sosial.

“Misalnya melihat fenomena kasus fraud, kita tahu realita fraud bagaimana sih orang-orang atau individu didalamnya bereaksi dalam fenomena atau kasus ini. Hal ini sangat logis untuk mendefinisikan kasus fraud dari perspektif terdampak, untuk mengetahui apa sebenarnya yang mereka rasakan”, kata Ajeng.

Oleh karena itu, metode penelitian dalam Paradigma Interpretivisma yang dapat digunakan salah satunya menggunakan wawancara dan observasi Intrepretasi subjektif yang diselaraskan intrepretasi para aktor. Tak terbatas kedua hal itu, metodologi yang digunakan dalam pendekatan Interpretivisma sangat beragam, misalnya menggunakan metode Etnografi, dimana manusia menempatkan diri pada lingkungan dan ekosistem tersebut dalam durasi yang lama untuk memahami konstruk sosial yang ada.

Ajeng mengatakan bahwa Interpretivisma menjadi “payung” beberapa pemikiran yang berbeda seperti fenomenologi, hermeneutika, interaksi simbolik, dan sebagainya. Interpretivisma adalah payung yang sangat luas yang kemudian bisa menjelaskan dan memandang fenomena dalam konstruk sosial dalam realita. Namun, terkadang interpretivisma sering kali sering ditempatkan dalam dikotomi dengan pendekatan positivisma dan dikaitkan dengan istilah seperti post-positivisma, sehingga batas dengan Paradigma Positivisma menjadi kurang jelas. Ini disebabkan karena Positivisma juga mengatakan bahwa manusia itu menjadi aktor sentral dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), perlu dipertimbangkan persepsi mereka, opini mereka, dan perspektif mereka. Ia mengutip pendapat Lincoln (2011) yang mengatakan bahwa pada tingkat filosofis, interpretivisma memegang pandangan yang yang kontras tetapi terdapat tumpang tindih metodologi, sehingga batas paradigma menjadi kabur.

Terakhir, Ajeng menyampaikan tantangan dalam melakukan penelitian dengan pendekatan Interpretivisma.

“Sebagai seorang peneliti, harus meng-capture semua fenomena dan persepsi dalam fenomena tersebut. Misalnya aktor A, B, dan C memiliki perspektif yang berbeda-beda. Tantangannya di dalam Interpretivisma kalau ada miss saja, misalnya akan mendekati A dan B saja tanpa C, dan D maka tidak lengkap. Pada saat interview, kita harus mendapatkan perspektif yang luas yang bisa menjelaskan fenomena dari berbagai sisi.”, jelasnya.

Terkait keunggulan, menurut Ajeng, Paradigma Interpretivisma memiliki keunggulan yaitu validitas internal yang lebih tinggi, data kualitatif yang kaya dan eksploratif, serta mampu mendengarkan suara dan insight individu dari komunitas yang sulit atau tak tersentuh. Sedangkan keterbatasannya adalah objektivitasnya yang kurang, populasi yang terbatas, dan rawan akan kemungkinan kehilangan reliabilitas dari penelitian sebelumnya.

“Kaca mata itu tidak bisa dibandingkan bagaimana kita melihat sesuatu, itu tergantung fenomena yang akan diteliti, tidak ada yang benar tidak ada yang salah, tapi yang harus kita pastikan adalah kita memakai kaca mata yang tepat, that’s point”, pungkas Ajeng.

Reportase: Sony Budiarso/Kirana Lalita Pristy

Views: 188

Related Posts

Apia Dewi Agustin

Kisah Apia, Penerima Beasiswa PMDSU Jadi Lulusan Terbaik Magister Sains Akuntansi FEB UGM

Wisuda Sabtu, 26 Juli 2025

Masih ingat dengan Apia Dewi Agustin? Namanya sempat mencuri perhatian publik beberapa waktu lalu karena kisah inspiratifnya. Gadis yang berasal dari sebuah pelosok desa di Kab.

Primastuti Indah Suryani

Optimasi Media Sosial Tingkatkan Visibilitas UMKM

Berita Jumat, 25 Juli 2025

Membangun merek dan menjangkau konsumen kini tidak lagi mengandalkan promosi konvensional. Media sosial saat ini telah menjadi kanal utama dalam membentuk citra usaha. Melalui pelatihan bertema “Optimasi Sosial Media dengan Pembuatan Konten”, FEB UGM mendorong pelaku UMKM melakukan optimasi media sosial untuk dengan pengembanagn strategi konten yang efektif sebagai upaya untuk meningkatkan visibilitas UMKM.

Pelatihan yang diselenggarakan oleh Bidang Kajian Kewirausahaan, Inovasi, dan UMKM pada 17 Juli 2025 di FEB UGM ini menghadirkan Primastuti Indah Suryani, M.Si., M.M., selaku content creator dan digital marketing trainer.

Field Trip GSW 2025

GSW 2025 Ajak Mahasiswa Asing Belajar Dunia Industri dan Seni di Yogyakarta

Berita Jumat, 25 Juli 2025

Suara denting logam menggema di sebuah workshop kerajinan perak di Kotagede, Yogyakarta. Di atas landasan besi, lempengan perak ditempa perlahan oleh tangan-tangan terampil. Sementara di sudut lain asap patri mengepul halus, berpadu dengan aroma logam panas yang menguar di udara.

Pemandangan ini menjadi pengalaman berkesan bagi Ali Matough Ali Essa, mahasiswa University of Glasgow, Inggris.

Andar Danova L Goeltom

Green Jobs dan Kurikulum Hijau, Kunci Masa Depan Pariwisata Indonesia

Berita Kamis, 24 Juli 2025

Perubahan besar tengah terjadi di industri pariwisata global. Wisatawan saat ini, terutama generasi muda dan wisatawan internasional, semakin peduli terhadap dampak lingkungan dari aktivitas perjalanan mereka.

Berita Terkini

  • Kisah Apia, Penerima Beasiswa PMDSU Jadi Lulusan Terbaik Magister Sains Akuntansi FEB UGM
    Juli 26, 2025
  • Optimasi Media Sosial Tingkatkan Visibilitas UMKM
    Juli 25, 2025
  • GSW 2025 Ajak Mahasiswa Asing Belajar Dunia Industri dan Seni di Yogyakarta
    Juli 25, 2025
  • Green Jobs dan Kurikulum Hijau, Kunci Masa Depan Pariwisata Indonesia
    Juli 24, 2025
  • Tingkat Pengangguran Menurun, Dosen FEB UGM Sebut Pekerjaan Layak Masih Jadi PR
    Juli 24, 2025

Artikel Terkait

  • Kisah Apia, Penerima Beasiswa PMDSU Jadi Lulusan Terbaik Magister Sains Akuntansi FEB UGM
    Juli 26, 2025
  • Optimasi Media Sosial Tingkatkan Visibilitas UMKM
    Juli 25, 2025
  • GSW 2025 Ajak Mahasiswa Asing Belajar Dunia Industri dan Seni di Yogyakarta
    Juli 25, 2025
  • Green Jobs dan Kurikulum Hijau, Kunci Masa Depan Pariwisata Indonesia
    Juli 24, 2025
  • Tingkat Pengangguran Menurun, Dosen FEB UGM Sebut Pekerjaan Layak Masih Jadi PR
    Juli 24, 2025
Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Jln. Sosio Humaniora No.1, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 55281

Peta & Arah
Informasi Kontak Selengkapnya

Departemen

  • Akuntansi
  • Ilmu Ekonomi
  • Manajemen

Direktori Fakultas

  • Informasi Publik
  • Manajemen Ruang
  • Manajemen Aset
  • Manajemen Makam

Alumni

  • Komunitas Alumni
  • Layanan Alumni
  • Pelacakan Studi
  • Pekerjaan & Magang
  • Beasiswa

Social Media

© 2025 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM

Kebijakan PrivasiPeta Situs

💬 Butuh bantuan?
1
FEB UGM Official WhatsApp
Halo 👋
Bisakah kami membantu Anda?
Buka percakapan