• Tentang UGM
  • SIMASTER
  • SINTESIS
  • Informasi Publik
  • SDGs
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
  •  Tentang Kami
    • Sekilas Pandang
    • Sejarah Pendirian
    • Misi dan Visi
    • Nilai-Nilai
    • Pimpinan Fakultas
    • Pimpinan Senat
    • Pimpinan Departemen
    • Pimpinan Program Studi
    • Pimpinan Unit
    • Dewan Penasihat Fakultas
    • Laporan Tahunan
    • Fasilitas Kampus
    • Identitas Visual
    • Ruang Berita
    • Dies Natalis ke-70
  • Program Akademik
    • Program Sarjana
    • Program Magister
    • Program Doktor
    • Program Profesi
    • Program Akademik Singkat
    • Program Profesional & Sertifikasi
    • Program Sarjana Internasional (IUP)
    • International Doctorate in Business (IDB)
    • Kalender Akademik
    • Ruang dan Kegiatan
  • Fakultas & Riset
    • Keanggotaan Fakultas
    • Akreditasi Fakultas
    • Jaringan Internasional
    • Dosen
    • Profesor Tamu dan Rekan Peneliti
    • Staf Profesional
    • Publikasi
    • Jurnal Yang Diterbitkan
    • Kertas Kerja
    • Bidang Kajian
    • Unit Pendukung
    • Kemitraan Konferensi Internasional
    • Call for Papers
    • Pengabdian Kepada Masyarakat
    • Perpustakaan
  • Pendaftaran
  • Home
  • Berita

Peran Asosiasi Ilmiah dalam Membangun Ekosistem Penelitian dan Inovasi yang Lebih Baik

  • Berita
  • 21 Juli 2021, 17.29
  • Oleh : Admin
Closing The 16th IRSA International Conerence

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Indonesian Regional Science Association (IRSA) telah menyelenggarakan Konferensi Internasional Indonesian Regional Science Association ke-16 secara sukses. Konferensi tahunan yang bertemakan “Institutions, Human Capital, and Development” ini diselenggarakan secara virtual melalui Zoom pada 12-13 Juli 2021. Setelah melangsungkan agenda di hari kedua berupa book launching oleh Prof. Iwan Jaya Azis (Cornell University) dan sesi pleno ke-2 oleh Prof. Sabina Alkire (Oxford University) serta Dr. Asep Suryahadi (SMERU Research Institute), rangkaian acara konferensi pun tiba pada sesi terakhirnya, yakni seminar penutupan.

Seminar penutupan tersebut dimoderatori oleh Prof. Budy P. Resosudarmo dari Australian National University dan mendiskusikan topik seputar “Building a Better Ecosystem for Research and Innovation: The Role of Scientific Communities and Associations”. Seperti yang kita ketahui, sains adalah aspek penting dalam mengakumulasi pengetahuan demi memegang kendali atas kehidupan. Agar perkembangan ilmu pengetahuan dapat meningkat dan meluas diperlukan adanya ekosistem yang sehat. Hadirnya asosiasi ilmiah memungkinkan terbangunnya ekosistem yang akan memajukan ilmu pengetahuan.

Dua sosok pembicara menarik dihadirkan pada kesempatan itu, mereka adalah Prof. Jenny Corbett dari Australian National University dan Prof. Arief Anshory Yusuf dari Universitas Padjajaran. Sebagai pembicara pertama, Prof. Jenny Corbett membicarakan poin utama dari lingkup pengalaman internasional terkait asosiasi ilmiah dalam membangun ekosistem penelitian dan inovasi. Menurutnya, asosiasi ilmiah ada bertujuan untuk memfasilitasi pengembangan berbagai disiplin ilmu. Berdasarkan ragamnya, ia mengelompokkan asosiasi ilmiah ke dalam dua kategori, yaitu asosiasi akademik/profesional dan asosiasi berorientasi masalah.

Selanjutnya, Prof. Corbett menjelaskan fungsi-fungsi umum suatu asosiasi ilmiah yang berkontribusi membangun ekosistem penelitian di suatu negara. Secara internal, banyaknya kegiatan asosiasi dapat dibagi menjadi empat fungsi penting. Yang pertama adalah pembangunan komunitas dengan mengadakan konferensi dan menawarkan jasa konsultasi. Yang kedua, produksi tata kelola sains yang dilakukan dengan menerbitkan publikasi jurnal dan mengumpulkan data. Ketiga, reproduksi bidang dalam artian memastikan adanya keberlanjutan bidang dengan mendorong penelitian generasi berikutnya. Keempat, menghadirkan “modal” akademik (indikator harga diri) dengan misalnya memberi penghargaan pada anggotanya.

Prof. Corbett kemudian mengemukakan dampak-dampak positif dari asosiasi ilmiah terhadap penelitian dan inovasi, diantaranya mampu membantu meningkatkan kualitas penelitian serta terbangunnya jejaring komunitas lintas institusi. Selain itu, fenomena internasionalisasi pun juga menjadi tantangan terkait peluang bagi asosiasi lokal yang dibahas Prof. Corbett. Meskipun demikian, menurutnya asosiasi lokal akan tetap memiliki peran-perannya tersendiri secara domestik.

Diskusi berlanjut ke pembicara kedua, Prof. Arief Anshory Yusuf, yang lebih berfokus pada ekosistem penelitian dan peran asosiasi ilmiah yang ada di Indonesia. Di awal sesinya, Prof. Arief menampilkan beberapa fakta seperti Indonesia yang menjadi produsen paper terbesar di jurnal tidak kredibel dan juga status World Class University yang rasanya jauh sekali untuk bisa disandang universitas di Indonesia. Fakta-fakta itu merupakan permasalahan yang perlu bersama-sama dipecahkan. Menurutnya, permasalahan di Indonesia tersebut hadir salah satunya karena faktor struktural seperti rendahnya anggaran pendidikan dan rendahnya kualitas sumber daya manusia jika dibandingkan negara lain. Beliau menyebutkan ketergantungan sistem pendidikan tinggi di Indonesia akan sistem insentif yang kurang baik juga menjadi salah satu penyebabnya.

Lantas, bagaimana peran asosiasi ilmiah seperti IRSA di dalam lingkungan Indonesia yang menantang ini? Menurut Prof. Arief, terdapat empat fungsi terpenting yang dapat menggambarkan bagaimana asosiasi mampu berperan. Pertama, fungsi komunikatif yang memajukan komunikasi saintifik dan berperan mempublikasikan jurnal. Kedua adalah fungsi profesional yang mendukung karir individu dan mewakilkan kepentingan kolektif. Ketiga, yaitu fungsi transfer dengan menyediakan wadah bertemunya peneliti dan pengguna hasil riset. Keempat adalah fungsi promosi di mana asosiasi dapat memberi saran pada keputusan kebijakan suatu institusi dan mengadvokasi scientific temper kepada masyarakat.

Asosiasi IRSA sendiri di Indonesia telah berhasil berperan menjadi wadah yang menyatukan 57 institusi berbeda baik dari sektor pendidikan maupun sektor pemerintahan atau swasta terkait dalam konferensi tahunannya. Acara pun berlanjut dengan sesi tanya jawab antara partisipan seminar dan pembicara yang kemudian diakhiri penutupan konferensi secara seremonial oleh Prof. Devanto S. Pratomo selaku Wakil Ketua IRSA. Prof. Devanto hadir memberikan ucapan penutup yang resmi mengakhiri keseluruhan acara, setelah sebelumnya juga ada pengumuman BKF best paper award dan LGI research award.

Reportase: Kirana Lalita Pristy/Sony Budiarso.

Views: 260

Related Posts

Novat Pugo Sambodo

Dosen FEB UGM Soroti Dampak Ekonomi Konsumsi Minuman Manis

Berita Rabu, 1 Oktober 2025

Konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) bukan hanya ancaman bagi kesehatan, tetapi juga menjadi beban ekonomi negara. Dari risiko obesitas hingga lonjakan biaya layanan kesehatan, dampaknya meluas hingga membebani anggaran negara. 

Dosen Program Studi Ilmu Ekonomi FEB UGM, Novat Pugo Sambodo, S.E., MIDEC., mengungkapkan bahwa meskipun minuman berpemanis bisa saja dilepas ke pasar tanpa intervensi pemerintah, risikonya jauh lebih besar daripada yang dibayangkan.

Ahmad Zaki

Tantangan dan Peluang ESG Assurance dalam Audit Laporan Keberlanjutan

Berita Rabu, 1 Oktober 2025

Isu Environmental, Social, and Governance (ESG) semakin menjadi perhatian penting di dunia bisnis. Perusahaan tidak hanya dituntut menyajikan laporan keuangan yang andal, tetapi juga melaporkan upaya keberlanjutan mereka.

Rennta Chrisdiana Awie

Tips Menjaga Kesehatan Mental Bagi Mahasiswa

Berita Selasa, 30 September 2025

Menjalani perkuliahan di kampus bukan hanya soal mengejar prestasi akademik, tetapi juga menjaga keseimbangan diri. Hal inilah yang disampaikan Educator dan Social Activist, Rennta Chrisdiana Awie, M.Sc., dalam kegiatan FEBinvinity: Pembekalan Mahasiswa Penerima KIP-K di Auditorium Gedung Pusat Pembelajaran FEB UGM, Sabtu (20/09/2025). 

Rennta menekankan bahwa perjalanan setiap mahasiswa penuh dengan aktivitas padat sejak pagi hingga sore hari.

Dies Natalis Ke-45 MD FEB UGM

Rayakan Dies Natalis Ke-45, MD FEB UGM Perkuat Kolaborasi dan Publikasi 

Berita Selasa, 30 September 2025

Program Studi Magister dan Doktor (MD) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) menggelar tasyakuran peringatan Dies Natalis ke-45 di lobi Gedung MD, Senin (29/9/2025).

Ketua Program Doktor Ilmu Manajemen, Prof. Dr.

Berita Terkini

  • Dosen FEB UGM Soroti Dampak Ekonomi Konsumsi Minuman Manis
    1 Oktober, 2025
  • Tantangan dan Peluang ESG Assurance dalam Audit Laporan Keberlanjutan
    1 Oktober, 2025
  • Tips Menjaga Kesehatan Mental Bagi Mahasiswa
    30 September, 2025
  • Rayakan Dies Natalis Ke-45, MD FEB UGM Perkuat Kolaborasi dan Publikasi 
    30 September, 2025
  • FEB UGM Berikan Pembekalan Bagi Mahasiswa Penerima Beasiswa KIP-K
    30 September, 2025
Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Jln. Sosio Humaniora No.1, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 55281

Peta & Arah
Informasi Kontak Selengkapnya

Direktori Fakultas

  • Informasi Publik
  • Manajemen Ruang
  • Manajemen Aset
  • Manajemen Makam

Mahasiswa

  • Komunitas Mahasiswa
  • Layanan Mahasiswa
  • Asrama Mahasiswa
  • Pengembangan Karir
  • Paparan Internasional
  • Beasiswa
  • Magang

Alumni

  • Komunitas Alumni
  • Layanan Alumni
  • Pelacakan Studi
  • Pekerjaan & Magang
  • Beasiswa

Social Media

© 2025 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM

Kebijakan PrivasiPeta Situs

💬 Butuh bantuan?
1
FEB UGM Official WhatsApp
Halo 👋
Bisakah kami membantu Anda?
Buka percakapan
[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju