Tinjauan Terhadap Aset Digital dari Tiga Sudut Pandang Profesi Keuangan
- Detail
- Ditulis oleh Hayfaza
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2601
Pada Kamis (11/8) Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) Kementerian Keuangan Republik Indonesia menggelar acara perdana yaitu Pre-Event 1 dalam rangkaian Profesi Keuangan Expo Tahun 2022. Pre-Event 1 Profesi Keuangan Expo Tahun 2022 digelar secara hybrid di Function Hall, Lt.8 Gedung Pembelajaran Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) serta via Zoom Meetings dan mengangkat tajuk "Aset Digital di Mata Profesi Keuangan". Seminar ini mengundang tiga narasumber dari tiga profesi Keuangan yaitu Akuntansi, Penilai, dan Aktuaria. Seminar ini dimoderatori oleh Yudistira Hendra Permana, S.E., M.Sc., Ph.D.
Seminar dibuka oleh MC dan dilanjutkan dengan lantunan lagu Indonesia Raya dan Himne Gadjah Mada. Acara dilanjutkan dengan sambutan oleh Dekan FEB UGM, Prof. Dr. Didi Achjari, M.Com., Ak., CA dan Wakil Dekan Sekolah Vokasi UGM, Dr. Leo Indra Wardhana, S.E., M.Sc., CFP. Prof. Didi dan Dr. Leo sepakat bahwa Aset Digital di zaman ini menjadi topik bahasan yang 'sexy' untuk dibahas oleh akademisi maupun praktisi Keuangan. Seminar dilanjutkan dengan pembacaan Keynote Speech serta pembukaan dari Kepala PPPK, Firmansyah N. Nazaroedin, Ak., M.Sc. CA. Untuk memantik diskusi tentang Aset Digital, dibacakan pula Materi Pengantar tentang PPPK dan Peran Pembinaan Pengawasan Profesi Keuangan oleh Kepala Bidang Pengembangan Profesi Keuangan PPPK: Dr. Arie Wibowo, S.E., S.T., M.S.Ak., CPA.
Lantas, moderator mengundang ketiga narasumber dan memberi kesempatan tiga puluh menit untuk memberikan pemaparan dan pembahasan dari sudut pandang masing-masing mengenai Aset Digital. Narasumber pertama adalah Singgih Wijayana Singgih Wijayana, S.E., M.Si., Ph.D, Dosen Departemen Akuntansi FEB UGM. Dari perspektif profesi Akuntansi, Singgih memaparkan bahwa aset digital, yang berkembang pesat sebab adanya teknologi blockchain, dapat diklasifikasikan sebagai sediaan atau aset tak-berwujud. Singgih menambahkan bahwa perlakuan akuntansi terhadap aset digital perusahaan akan bergantung dari model bisnis perusahaan tersebut. Singgih Wijayana juga menegaskan bahwa kedepannya, perlu kajian lebih lanjut terutama setelah pengakuan awal.
Dari mata Penilaian, Desmar Dam, S.E., M.M., MAPPI (Cert.), Partner KJPP Desmar, Susanto, Salman & Rekan, Ketua Badan Pelaksana Pendidikan, MAPPI, memulai sesinya dengan pemaparan mengenai sejarah Uang Kripto yang diinisiasi oleh sistem teknologi blockchain yang digagas seseorang tak dikenal dengan pseudonim Satoshi Nakamoto. Desmar melanjutkan bahwa adanya internet melanggengkan transfer data, mulai dari dokumen hingga media, yang menjadi penopang merebaknya aset digital. Lalu, Desmar memantik pertanyaan yang hangat di bidang Penilaian yaitu: Apakah Aset Digital dapat dikategorikan sebagai "Asset Class" atau "Currency"? Desmar mencoba menerapkan pendekatan tradisional untuk menilai aset digital, melalui market pricing. Desmar lalu menerapkan pendekatan pasar atau market approach, serta pendekatan pendapatan atau income approach sebagai pendekatan yang direkomendasikan untuk menilai aset digital.
Danang Teguh Qoyyimi, ASAI, Ph.D, dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM), menjelaskan dari sisi profesi aktuaria bahwa aset digital sejatinya memiliki resiko dari berbagai aspek. Resiko-resiko beserta elemen dalam aset digital misalnya model dan stakeholders akan secara kontinu didata dan dikelola dengan manajemen oleh para aktuaris. Danang memaparkan bahwa Aktuaria menilai bahwa aset digital memiliki ancaman terkait dengan serangan perangkat pemeras (ransomware attacks). Danang menambahkan bahwa terdapat peluang dan tantangan aset digital dari sisi profesi Aktuaria, di antaranya: volatilitas harga aset digital, insurability, liputan dunia maya, kekhawatiran mengenai regulasi, hingga tidak dapatnya aset digital untuk diasuransikan terhadap risiko fisik.
Pre-Event 1 Profesi Keuangan Expo ditutup dengan sesi Questions and Answers (Q&A) dan Fun Quiz. Pada sesi Q&A peserta memberikan pertanyaan kritis mengenai standarisasi penilaian aset digital di Indonesia, hingga studi kasus pembukuan aset digital di Amerika Serikat. Pada sesi Fun Quiz, panitia mempersiapkan Quizizz untuk dikerjaan secara real-time oleh peserta baik secara luring maupun daring. Peringkat satu sampai tiga Fun Quiz mendapat hadiah menarik dan diiringi tepuk tangan meriah para peserta. Usainya sesi Fun Quiz dilanjutkan penutupan oleh MC dan mengakhiri seluruh rangkaian Pre-Event 1 Profesi Keuangan Expo Tahun 2022.
Reportase: Hayfaza Nayottama