• Tentang UGM
  • SIMASTER
  • SINTESIS
  • Informasi Publik
  • SDGs
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
  •  Tentang Kami
    • Sekilas Pandang
    • Sejarah Pendirian
    • Misi dan Visi
    • Nilai-Nilai
    • Pimpinan Fakultas
    • Pimpinan Senat
    • Pimpinan Departemen
    • Pimpinan Program Studi
    • Pimpinan Unit
    • Dewan Penasihat Fakultas
    • Laporan Tahunan
    • Fasilitas Kampus
    • Identitas Visual
    • Ruang Berita
    • Dies Natalis ke-70
  • Program Akademik
    • Program Sarjana
    • Program Magister
    • Program Doktor
    • Program Profesi
    • Program Akademik Singkat
    • Program Profesional & Sertifikasi
    • Program Sarjana Internasional (IUP)
    • International Doctorate in Business (IDB)
    • Kalender Akademik
    • Ruang dan Kegiatan
  • Fakultas & Riset
    • Keanggotaan Fakultas
    • Akreditasi Fakultas
    • Jaringan Internasional
    • Dosen
    • Profesor Tamu dan Rekan Peneliti
    • Staf Profesional
    • Publikasi
    • Jurnal Yang Diterbitkan
    • Kertas Kerja
    • Bidang Kajian
    • Unit Pendukung
    • Kemitraan Konferensi Internasional
    • Call for Papers
    • Pengabdian Kepada Masyarakat
    • Perpustakaan
  • Pendaftaran
  • Home
  • Berita

Indonesia Masih Menghadapi Tantangan Dalam Memperluas Cakupan dan Efektivitas Program Perlindungan Sosial

  • Berita
  • 24 Juli 2023, 07.28
  • Oleh : Admin
Professor Rema Hanna

Jumat (21/7), Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) kembali menyelenggarakan Seminar dan Kuliah Umum (SinarKU) bertema “Perlindungan Sosial di Negara Berkembang: Pelajaran dari Indonesia”. Mengutip Franklin D. Roosevelt, Presiden ke-32 Amerika Serikat (AS), “The test of our progress is not whether we add more to the abundance of those who have much; it is whether we provide enough for those who have too little.” Maka dalam rangka memanifestasikan hal ini, SinarKU kali ini membahas penerapan perlindungan sosial, serta insight yang dapat dipelajari dari analisis terhadap mekanismenya di Indonesia.

SinarKU kali ini menghadirkan Prof. Rema Hanna, Jeffrey Cheah Professor of South East Asia Studies, Harvard dan dimoderatori oleh Wisnu Setiadi Nugroho, Ph.D., dosen Departemen Ilmu Ekonomi. Prof. Hanna mengawali kuliah dengan menjelaskan definisi bahwa perlindungan sosial mengacu pada inisiatif dan kebijakan pemerintah yang dirancang untuk memberikan jaring pengaman bagi populasi rentan, dengan tujuan mengurangi kemiskinan, meningkatkan mata pencaharian, dan mengurangi ketidaksetaraan. Hal ini mencakup program-program seperti transfer tunai, bantuan pangan, akses perawatan kesehatan, dan dukungan pendidikan. Prof. Hanna juga memaparkan kilas balik bahwa perlindungan sosial menjadi sangat penting terutama pada saat terjadi guncangan ekonomi atau krisis, seperti pandemi COVID-19.

Lantas, sebagai perbandingan awal, Prof. Hanna mengulik dalam konteks AS, mekanisme perlindungan sosial utamanya dioperasikan melalui berbagai program kesejahteraan dan sistem asuransi sosial. Program seperti Social Security, Medicare, dan Medicaid merupakan tulang punggung perlindungan sosial di AS. Lebih rincinya, Social Security menawarkan tunjangan pensiun dan cacat bagi pensiunan, korban yang ditinggalkan, dan individu yang cacat. Di sisi lain, Medicare menyediakan asuransi kesehatan bagi warga lanjut usia, dan Medicaid memperluas akses perawatan kesehatan bagi individu berpendapatan rendah. Program-program ini bertujuan untuk memberikan keamanan finansial, akses perawatan kesehatan, dan pengurangan kemiskinan, terutama bagi kelompok lanjut usia dan marginalized groups. Meski demikian, dalam beberapa tahun terakhir, AS telah menaja diskusi tentang perluasan mekanisme perlindungan sosialnya, terutama terkait ketidaksetaraan pendapatan dan disparitas akses kesehatan. Usulan untuk asuransi kesehatan universal, pendidikan terjangkau, dan peningkatan upah minimum diperdebatkan, didorong oleh tujuan meningkatkan jaring pengaman sosial serta mengurangi kemiskinan.

Prof. Hanna lantas merujuk pada kasus di negara berkembang yaitu di Indonesia. Di negara ini, program perlindungan sosial telah mengalami perkembangan signifikan untuk mengatasi beragam kebutuhan dan tantangan negara. Indonesia memiliki sejumlah program yang menargetkan berbagai golongan, termasuk program bantuan tunai bersyarat (PKH) untuk keluarga berpendapatan rendah, program Kartu Sembako untuk rumah tangga miskin, dan cakupan asuransi kesehatan melalui Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (BPJS Kesehatan). Inisiatif-inisiatif ini bertujuan untuk memberikan bantuan keuangan, keamanan pangan, dan akses perawatan kesehatan kepada populasi Indonesia yang rentan.

Namun, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam memperluas cakupan dan efektivitas program perlindungan sosialnya. Isu seperti akurasi penargetan, fragmentasi program, dan pendanaan yang tidak memadai menghambat dampak potensial dari inisiatif-inisiatif ini. Selain itu, struktur tata kelola terdesentralisasi di Indonesia menimbulkan tantangan dalam mengkoordinasikan dan memberikan layanan perlindungan sosial secara seragam di berbagai wilayah. Dalam perspektif ekonomi, perlindungan sosial dijustifikasi oleh teori jaring pengaman sosial dan pengurangan kemiskinan, jelasnya.

Prof. Hanna lantas menyimpulkan bahwa baik di Amerika Serikat maupun di negara berkembang seperti Indonesia, peran perlindungan sosial diakui sebagai sarana untuk mengatasi ketidaksetaraan, mengurangi kemiskinan, dan memastikan hak asasi manusia dasar. Namun, tingkat dan efektivitas program-program ini berbeda disebabkan oleh variasi dalam perkembangan ekonomi, struktur tata kelola, dan norma-norma sosial. Kedua negara terus mendiskusikan desain dan cakupan mekanisme perlindungan sosial yang optimal untuk memastikan hasil yang adil bagi masyarakat. Pada intinya, diperlukan perluasan dan pengoptimalan mekanisme perlindungan sosial yang didorong oleh tujuan bersama demi mengentaskan kemiskinan, meningkatkan kesetaraan, dan meningkatkan kesejahteraan secara holistik.

Reportase: Hayfaza Nayottama
Simak video selengkapnya: https://youtu.be/SYPEu9L4HJI 

Views: 1,165

Related Posts

Apia Dewi Agustin

Kisah Apia, Penerima Beasiswa PMDSU Jadi Lulusan Terbaik Magister Sains Akuntansi FEB UGM

Wisuda Sabtu, 26 Juli 2025

Masih ingat dengan Apia Dewi Agustin? Namanya sempat mencuri perhatian publik beberapa waktu lalu karena kisah inspiratifnya. Gadis yang berasal dari sebuah pelosok desa di Kab.

Primastuti Indah Suryani

Optimasi Media Sosial Tingkatkan Visibilitas UMKM

Berita Jumat, 25 Juli 2025

Membangun merek dan menjangkau konsumen kini tidak lagi mengandalkan promosi konvensional. Media sosial saat ini telah menjadi kanal utama dalam membentuk citra usaha. Melalui pelatihan bertema “Optimasi Sosial Media dengan Pembuatan Konten”, FEB UGM mendorong pelaku UMKM melakukan optimasi media sosial untuk dengan pengembanagn strategi konten yang efektif sebagai upaya untuk meningkatkan visibilitas UMKM.

Pelatihan yang diselenggarakan oleh Bidang Kajian Kewirausahaan, Inovasi, dan UMKM pada 17 Juli 2025 di FEB UGM ini menghadirkan Primastuti Indah Suryani, M.Si., M.M., selaku content creator dan digital marketing trainer.

Field Trip GSW 2025

GSW 2025 Ajak Mahasiswa Asing Belajar Dunia Industri dan Seni di Yogyakarta

Berita Jumat, 25 Juli 2025

Suara denting logam menggema di sebuah workshop kerajinan perak di Kotagede, Yogyakarta. Di atas landasan besi, lempengan perak ditempa perlahan oleh tangan-tangan terampil. Sementara di sudut lain asap patri mengepul halus, berpadu dengan aroma logam panas yang menguar di udara.

Pemandangan ini menjadi pengalaman berkesan bagi Ali Matough Ali Essa, mahasiswa University of Glasgow, Inggris.

Andar Danova L Goeltom

Green Jobs dan Kurikulum Hijau, Kunci Masa Depan Pariwisata Indonesia

Berita Kamis, 24 Juli 2025

Perubahan besar tengah terjadi di industri pariwisata global. Wisatawan saat ini, terutama generasi muda dan wisatawan internasional, semakin peduli terhadap dampak lingkungan dari aktivitas perjalanan mereka.

Berita Terkini

  • Kisah Apia, Penerima Beasiswa PMDSU Jadi Lulusan Terbaik Magister Sains Akuntansi FEB UGM
    Juli 26, 2025
  • Optimasi Media Sosial Tingkatkan Visibilitas UMKM
    Juli 25, 2025
  • GSW 2025 Ajak Mahasiswa Asing Belajar Dunia Industri dan Seni di Yogyakarta
    Juli 25, 2025
  • Green Jobs dan Kurikulum Hijau, Kunci Masa Depan Pariwisata Indonesia
    Juli 24, 2025
  • Tingkat Pengangguran Menurun, Dosen FEB UGM Sebut Pekerjaan Layak Masih Jadi PR
    Juli 24, 2025

Artikel Terkait

  • Kisah Apia, Penerima Beasiswa PMDSU Jadi Lulusan Terbaik Magister Sains Akuntansi FEB UGM
    Juli 26, 2025
  • Optimasi Media Sosial Tingkatkan Visibilitas UMKM
    Juli 25, 2025
  • GSW 2025 Ajak Mahasiswa Asing Belajar Dunia Industri dan Seni di Yogyakarta
    Juli 25, 2025
  • Green Jobs dan Kurikulum Hijau, Kunci Masa Depan Pariwisata Indonesia
    Juli 24, 2025
  • Tingkat Pengangguran Menurun, Dosen FEB UGM Sebut Pekerjaan Layak Masih Jadi PR
    Juli 24, 2025
Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Jln. Sosio Humaniora No.1, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 55281

Peta & Arah
Informasi Kontak Selengkapnya

Departemen

  • Akuntansi
  • Ilmu Ekonomi
  • Manajemen

Direktori Fakultas

  • Informasi Publik
  • Manajemen Ruang
  • Manajemen Aset
  • Manajemen Makam

Alumni

  • Komunitas Alumni
  • Layanan Alumni
  • Pelacakan Studi
  • Pekerjaan & Magang
  • Beasiswa

Social Media

© 2025 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM

Kebijakan PrivasiPeta Situs

💬 Butuh bantuan?
1
FEB UGM Official WhatsApp
Halo 👋
Bisakah kami membantu Anda?
Buka percakapan