Tips Study Life Balance Bagi Mahasiswa
- Detail
- Ditulis oleh Najwah
- Kategori: Berita
- Dilihat: 448
Transisi dari masa SMA ke dunia perkuliahan merupakan salah satu tantangan terbesar bagi mahasiswa baru. Perbedaan kultur dan lingkungan seringkali menyebabkan mahasiswa baru mengalami kesulitan dalam beradaptasi, yang berdampak pada pencapaian akademis maupun kesehatan mental mereka, terutama di semester awal. Lantas bagaimana mahasiswa bisa mewujudkan study life balance?
Menjawab masalah ini, Career and Student Development Unit (CSDU) FEB UGM bersama KarirLab menyelenggarakan pelatihan soft skill bertajuk “Achieving Study-Life Balance for Optimal Performance and Well-Being”. Pelatihan ini dilaksanakan secara luring di Auditorium Pertamina Tower FEB UGM, serta di Auditorium Pusat Pembelajaran selama dua hari yaitu 8-9 Oktober 2024.
Dalam pelatihan tersebut menghadirkan Sanidya Prabaswara, psikolog klinis menyampaikan sejumlah strategi dan tips study life balance bagi mahasiswa. Sanidya menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kehidupan kuliah dan pribadi bagi mahasiswa baru. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah dengan mengenal diri sendiri dan memahami bahwa stres tidak selalu bersifat negatif.
“Mengenal diri sendiri merupakan bagian dari refleksi dan kesadaran pribadi. Selain itu, sebenarnya stres juga tidak selalu buruk,” ujar Sanidya.
Ia membedakan antara stres positif (eustress) dan stres negatif (distress). Eustress adalah jenis stres yang memotivasi individu untuk bekerja lebih baik, misalnya ketika merasa terdorong belajar untuk ujian yang akan datang. Sebaliknya, distress merupakan jenis stres yang justru menurunkan kinerja dan mempengaruhi kesehatan mental, misalnya ketika menghadapi ujian yang sulit hingga merasa tertekan dan kehilangan motivasi belajar. “Namun, perlu diingat jika kita tak bisa menyamaratakankan ini ke semua orang. Bisa saja satu situasi yang kita anggap stressful, justru tidak untuk orang lain. Hal ini wajar karena penyebab stres untuk setiap orang berbeda-beda,” tambahnya.
Lebih lanjut Sanidya menjelaskan tentang konsep study-life balance yang merupakan titik keseimbangan atau equilibrium antara kehidupan akademik dan kehidupan personal. Hal ini hanya dapat dicapai ketika seseorang mampu memprioritaskan dan mengalokasikan waktunya dengan proporsi yang adil. “Seimbang berarti elemen-elemen yang berbeda di dalamnya diposisikan secara proporsional, berdasarkan prioritas dan kebutuhan kita. Artinya, kita tahu kapan untuk istirahat dan kapan harus belajar,” terang Sanidya.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga study-life balance bagi mahasiswa agar dapat mengelola energi dengan lebih baik. Dengan keseimbangan yang baik, mahasiswa dapat mengembangkan kebiasaan belajar yang sehat dan berkelanjutan, tanpa merasa tertekan oleh stres yang berlebihan. Salah satu cara untuk mencapai keseimbangan ini adalah dengan perawatan diri, baik secara fisik maupun mental.
Sanidya pun membagikan tips dalam melakukan perawatan diri ini, seperti mengenali kebutuhan diri sendiri, menemukan stressor, membuat strategi, dan memulai dari langkah kecil. Meskipun begitu, ia menekankan bahwa strategi perawatan diri dapat berbeda-beda bagi setiap individu. “Strategi yang berhasil untuk orang lain belum tentu cocok untuk kita juga. Hal ini wajar karena setiap orang memiliki jenis stres yang berbeda,” jelasnya.
Tak lupa ia juga membagikan tips dalam mencapai study-life balance. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain membuat jadwal harian, memecah tugas besar menjadi bagian yang lebih kecil, memanfaatkan metode belajar online, memberikan estimasi waktu yang lebih panjang untuk menyelesaikan tugas, serta tidak lupa merawat diri. Selain itu, ia juga memperkenalkan dua metode yang dapat digunakan untuk mengatur waktu dan menetapkan tujuan, yaitu metode SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time Bound) dan metode matriks Eisenhower (Urgency and Importance).
Penyelenggaraan pelatihan soft skills ini merupakan wujud komitmen FEB UGM dalam mendukung kelancaran studi bagi mahasiswanya sekaligus mewujudkan kampus yang sehat. Melalui pelatihan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa baru FEB UGM dalam menyeimbangkan kehidupan kuliah dan personal mereka. Dengan keseimbangan tersebut, mahasiswa dapat tumbuh menjadi individu yang sehat, baik secara fisik maupun mental.
Reportase: Najwah Ariella Puteri
Editor: Kurnia Ekpatiningrum
Sustainable Development Goals