2013 Ekonomi Indonesia Masih Stabil
- Detail
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3310
Ekonom UGM Prof. Dr. Sri Adiningsih, M.Sc., memprediksikan perekonomian Indonesia masih bisa bertahan menghadapi ancaman krisis Eropa yang masih akan membayangi ekonomi dunia pada 2013 mendatang. Berbeda dengan China dan India yang pada krisis keuangan global 2008 masih dapat bertahan, namun di tahun 2012 mulai mengalami penurunan laju pertumbuhan ekonomi.
Menurutnya, pasar keuangan yang merupakan jalur utama pengaruh ketidakpastian ekonomi global merupakan salah satu sumber kerentanan ekonomi Indonesia. Pasalnya besaran dana portofolio yang masuk Indonesia pada 2012 diperkirakan masih akan menjadi sumber kerentanan ekonomi pada tahun 2013 mendatang.
“Begitu juga perdagangan internasional yang melemah pada 2012 masih akan berlanjut pada 2013. Sehingga perekonomian Indonesia 2013 masih akan bertumpu pada ekonomi domestik seperti konsumsi,” paparnya, Jum’at (28/12) dalam diskusi “Indonesian Economic Review and Outlook 2013” di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM.
Sementara untuk invetasi yang pertumbuhannya tergolong tinggi diperkirakan juga akan melemah pada 2013. Demikian halnya pada sektor non tradable seperti sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor konstruksi, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan yang biasanya tumbuh tinggi diperkirakan akan mengalami tekanan.
Melihat Gama leading economic indicator (LEI) sebelumnya, dikatakan Adiningsih pertumbuhan ekonomi Indonesia 2013 diperkirakan tidak akan jauh berbeda dengan pertumbuhan ekonomi pada 2012. Pertumbuhan ekonomi akan berada pada kisaran 6-6,5 persen. “Otoritas ekonomi diharapkan bisa menjaga stabilitas ekonomi makro maupun pasar keuangan dengan lebih baik pada tahun depan supaya iklim investasi dan usaha tidak memburuk,” ujarnya.
Adiningsih menambahkan berbagai kebijakan yang sifatnya memberikan stimulus pada pergerakan ekonomi juga perlu dilakukan. Salah satu pilihan yang dapat dipakai adalah dengan mengurangi subsidi BBM secara bertahap yang dialihkan untuk pembangunan infrastruktur agar dapat meningkatkan daya saing internasional produk Indonesia.
Prof. Dr. Tandelilin Eduardus, M.B.A. , dosen FEB UGM, mengatakan kekuatan ekonomi domestik Indonesia yang akan menjadi tumpuan pada 2013 mendatang kuat karena didukung beberapa factor. Inflasi yang cenderung stabil pada level kisaran sasaran 4,5%±1% mendorong pertumbuhan ekonomi domestic. Demikian pula konsumsi domestic yang tinggi, menurunnya angka pengangguran, aliran investasi yang juga meningkat, serta kurus yang bergerak pada level fundamental. “Konsisi sistem keuangan dan fungsi intermediasi perbankan yang tetap stabil juga berpengaruh,” terangnya.
Pada 2013 kinerja pasar surat berharga di Indonesia juga menunjukkan pergerakan positif seiring membaiknya prosepek ekonomi domestic. Selain itu juga didorong adanya ekspektasi positif membaiknya ekonomi global terutama di Amerika Serikat dan China.
Sumber: ika/ugm