Strategi Jitu Bagi UMKM Untuk Menangkan Pasar di Era Digital
- Detail
- Ditulis oleh Shofi
- Kategori: Berita
- Dilihat: 14
Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dihadapkan pada tantangan untuk tetap relevan dan menciptakan produk yang menjawab kebutuhan pasar di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan perubahan perilaku konsumen dewasa ini. Tidak sedikit UMKM yang saat ini berjuang untuk memahami strategi bisnis berbasis digital dan membangun daya saing yang kokoh.
Guna mendorong penguatan usaha bagi pelaku UMK, Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM melalui Bidang Kajian Kewirausahaan, Inovasi, dan UMKM menyelenggarakan Pelatihan Digitalisasi Bisnis UMKM pada 19 November 2024. Dalam kesempatan tersebut mengundang CMO Sevenpreneur, Ivan Halim, B.Sc sebagai pembicara untuk menyampaikan materi bertema "Developing Good Product & Unique Selling Proposition."
Ivan menyampaikan bahwa pelaku UMKM perlu berinovasi dan memahami kebutuhan pelanggan. Hal tersebut penting dilakukan melihat data Kementerian Koperasi dan UKM Indonesia tahun 2021 yang mencatat hanya 1% UMKM di Indonesia yang mampu bertahan sampai 10 tahun. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh kurangnya akses ke modal, kurangnya pengetahuan pasar, dan kurangnya keterampilan bisnis.
“Data ini juga didukung oleh fenomena bahwa 60% pengusaha Indonesia takut gagal dalam berbisnis karena takut kehilangan uang, takut tidak mampu bersaing dengan bisnis yang lebih besar, dan takut tidak dapat menemukan pelanggan,” jelasnya.
Ivan pun membagikan tips bagaimana membuat produk laku keras. Menurutnya, seorang pebisnis harus mengetahui empat kunci yang mendefinisikan Good Product/Service, yaitu keresahan, kebutuhan, keinginan, dan kebiasaan pelanggan. Dengan mengintegrasikan keempat faktor ini diharapkan dapat menciptakan sebuah bisnis yang mampu memenuhi ekspektasi pasar dan menciptakan loyalitas pelanggan.
Dalam penjualan produk perlu juga bisa untuk membedakan produk/jasa dari pesaing dengan mengidentifikasi unique selling proposition. Hal ini dilakukan untuk membuat produk memiliki ciri khas dan nilai tambah (added-value) bagi pelanggan.
“Produk yang ditawarkan harus unik dan spesifik. Artinya produk memiliki pembeda dengan kompetitor dan detail yang menarik. Cara menemukannya dengan mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, memahami kelebihan dan kekurangan produk atau jasa, dan mengidentifikasi kompetitor,” imbuhnya.
Ia menyampaikan bahwa produk yang baik dan cocok dengan pasar (product-market fit) memiliki beberapa karakteristik yang harus diketahui oleh pebisnis semenjak awal merintis bisnisnya. Empat tanda tersebut meliputi konsumen memiliki kebutuhan yang jelas dan mendesak, konsumen bersedia membayar harga yang berarti bagi mereka, konsumen secara aktif membeli lebih banyak dan memberi tahu orang lain, serta konsumen menuntut lebih banyak fitur dan bersedia menunggu inovasi lainnya dari pebisnis.
“Dalam inovasi, teknologi itu bukan alat utama disrupsi. Menjadi tidak fokus pada customer adalah masalahnya. Make something people want,” pungkas Ivan.
Reporter: Shofi Hawa Anjani
Editor: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals