Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) berhasil meraih juara dua dalam Vetra Stock Competition (Equity Research Competition) 2025 yang diselenggarakan oleh UPN “Veteran” Jakarta pada 25 Oktober 2025. Tim Anchor Capital terdiri dari Immanuel Andrew Tambunan (Akuntansi 2024), Faaza Fadhlurrahman (Akuntansi 2023), dan Ibnu Zidan Alfariz (Akuntansi 2024).
Kompetisi ini diikuti oleh 50 tim dari berbagai perguruan tinggi ternama di Indonesia. Beberapa diantaranya adalah Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), UPN “Veteran” Yogyakarta, Universitas Prasetiya Mulya, Universitas Multimedia Nusantara (UMN), dan Universitas Negeri Semarang (UNNES).
Immanuel menjelaskan tahapan kompetisi terdiri dari berbagai seleksi awal berupa penyusunan paper equity research. Dari puluhan tim yang mendaftar, hanya 10 tim terbaik yang berhasil lolos ke babak final. Pada tahap ini, finalis diminta untuk memaparkan hasil riset saham mereka di hadapan tiga juri profesional dari industri pasar modal.
Dalam perlombaan ini, setiap tim diminta untuk menganalisis salah satu emiten publik yang telah ditentukan panitia dan menghitung nilai intrinsik sahamnya. Proses penilaian meliputi analisis kondisi makroekonomi, industri, keunggulan kompetitif perusahaan, aspek ESG (Environmental, Social, and Governance), Porter’s Five Forces, analisis keuangan, valuasi, risiko investasi, hingga analisis teknikal.
Pada tahap awal, tim FEB UGM memilih PT Indosat Tbk (ISAT) sebagai objek penelitian. Mereka melakukan analisis mendalam menggunakan berbagai sumber seperti laporan keuangan tahunan, laporan keberlanjutan, serta presentasi perusahaan. Data riset juga diperkuat dengan kondisi pasar dan tren industri telekomunikasi.
Memasuki babak final, panitia menantang seluruh tim untuk melakukan analisis baru terhadap emiten berbeda, yakni PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dengan metode dan kriteria penilaian yang sama. Bedanya, pada tahap ini, peserta hanya diberikan waktu terbatas untuk menyusun analisis dan presentasi dalam bentuk PowerPoint, tanpa paper pendamping.
“Tantangan terbesar kami adalah bagaimana beradaptasi cepat dengan anggota tim baru dan menyatukan gaya analisis yang berbeda dalam waktu yang terbatas. Tapi dari situ kami banyak belajar tentang kerja tim, pembagian tugas yang efektif, dan berpikir strategis di bawah tekanan,” pungkasnya.
Reportage by: Orie Priscylla Mapeda Lumalan
Editor: Kurnia Ekaptiningrum




