• Tentang UGM
  • SIMASTER
  • SINTESIS
  • Informasi Publik
  • SDGs
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
  •  Tentang Kami
    • Sekilas Pandang
    • Sejarah Pendirian
    • Misi dan Visi
    • Nilai-Nilai
    • Pimpinan Fakultas
    • Pimpinan Senat
    • Pimpinan Departemen
    • Pimpinan Program Studi
    • Pimpinan Unit
    • Dewan Penasihat Fakultas
    • Laporan Tahunan
    • Fasilitas Kampus
    • Identitas Visual
    • Ruang Berita
    • Dies Natalis ke-70
  • Program Akademik
    • Program Sarjana
    • Program Magister
    • Program Doktor
    • Program Profesi
    • Program Akademik Singkat
    • Program Profesional & Sertifikasi
    • Program Sarjana Internasional (IUP)
    • International Doctorate in Business (IDB)
    • Kalender Akademik
    • Ruang dan Kegiatan
  • Fakultas & Riset
    • Keanggotaan Fakultas
    • Akreditasi Fakultas
    • Jaringan Internasional
    • Dosen
    • Profesor Tamu dan Rekan Peneliti
    • Staf Profesional
    • Publikasi
    • Jurnal Yang Diterbitkan
    • Kertas Kerja
    • Bidang Kajian
    • Unit Pendukung
    • Kemitraan Konferensi Internasional
    • Call for Papers
    • Pengabdian Kepada Masyarakat
    • Perpustakaan
  • Pendaftaran
  • Home
  • Berita

Badan Supervisi OJK Soroti Peran Jasa Keuangan dan Kolaborasi Strategis dengan FEB UGM

  • Berita
  • 14 Mei 2025, 08.54
  • Oleh : kurnia.ekaptiningrum
Muhammad Edhie Purnawan

Sektor jasa keuangan telah membuktikan dirinya sebagai pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sektor ini terbukti mampu berperan sebagai penggerak stabilitas makroekonomi, menyalurkan modal produktif, memperluas inklusi keuangan, dan mendukung agenda keberlanjutan.

“Dalam konteks dinamika global yang penuh tantangan, seperti tensi geopolitik, fragmentasi perdagangan, dan divergensi pemulihan ekonomi, sektor ini telah menunjukkan ketahanan dan kemampuan adaptasi yang luar biasa,” jelas Anggota Badan Supervisi OJK, Muhammad Edhie Purnawan, Ph.D., saat menyampaikan keynote speech dalam Partners’ Meeting FEB UGM, Jum’at (25/4/2025) di Kampus MM FEB UGM Jakarta.

Edhie menyampaikan dalam laporan OJK pada Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2025 disebutkan bahwa sektor jasa keuangan tidak hanya bertahan, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi nasional. Sepanjang 2024, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,03% di tengah tekanan global, dengan sektor jasa keuangan menjadi penopang utama. Tiga indikator utama menunjukkan ketahanan sektor ini uaitu rasio kecukupan modal (CAR) perbankan mencapai 26,69%, loan-to-deposit ratio (LDR) terjaga di kisaran 80–85%, dan rasio kredit bermasalah (NPL) stabil di bawah 3%.

“Keberhasilan sektor ini juga terlihat dari pengalaman selama pandemi COVID-19. Program restrukturisasi kredit senilai Rp830 triliun untuk 6,6 juta debitur, mayoritas UMKM, menjadi contoh nyata respons kebijakan yang efektif dan adaptif,” ungkapnya.

Fungsi intermediasi sektor keuangan, lanjut Edhie,  menunjukkan performa solid,dengan total penyaluran kredit perbankan mencapai Rp7.827 triliun atau tumbuh 10,39% (yoy). Kredit kepada sektor produktif, khususnya UMKM, menjadi sorotan, sejalan dengan mandat pemerintah meningkatkan kontribusi UMKM terhadap PDB. Tidak hanya itu, pertumbuhan signifikan juga terjadi pada sektor pembiayaan digital. Fintech peer-to-peer lending mencatat outstanding pembiayaan Rp77,02 triliun (naik 29,14%), sementara layanan Buy Now Pay Later mencapai transaksi Rp28,94 triliun. Di sisi lain, pasar modal berhasil menghimpun dana Rp259,24 triliun dari 199 penawaran umum sepanjang 2024, menjadi alternatif pembiayaan penting di luar perbankan.

Capaian membanggakan lainnya adalah tingkat inklusi keuangan nasional mencapai 85% pada 2024, mendekati target 90% di tahun ini. Akses layanan keuangan diperluas lewat digitalisasi, seperti aplikasi mobile banking dan fintech. Namun, Edhie menggarisbawahi masih adanya ketimpangan regional, terutama antara Jawa dan kawasan timur Indonesia. Misalnya, tingkat inklusi keuangan di Jawa mencapai 90%, tetapi hanya 70% di Papua. Literasi keuangan juga masih rendah, dengan hanya 38% masyarakat yang memahami produk keuangan secara mendalam.

“Untuk mengatasi ini, OJK perlu memperkuat kolaborasi dengan sektor pendidikan dan swasta untuk menyusun kurikulum literasi keuangan yang terjangkau dan relevan,” ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut Edhie turut menyoroti tentang peran sektor jasa dalam mendukung transisi menuju ekonomi hijau. OJK mendorong penyaluran kredit untuk proyek ramah lingkungan, seperti energi terbarukan dan transportasi rendah karbon. Pada 2024, pembiayaan hijau mencapai Rp150 triliun, didominasi sektor energi surya dan hidro. Selain itu, emisi obligasi hijau (green bonds) dan obligasi berkelanjutan (sustainability bonds) meningkat signifikan, mencapai Rp50 triliun pada 2024 mengindikasikan meningkatnya kesadaran terhadap investasi berwawasan lingkungan. Peluncuran Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI) dan Bursa Karbon juga memperkuat ekosistem keuangan hijau, menempatkan Indonesia di posisi strategis dalam upaya mitigasi perubahan iklim.

Meski mencatat berbagai capaian, Edhie menyebutkan sektor jasa keuangan menghadapi sejumlah tantangan, antara lain risiko keamanan siber yang meningkat, kompleksitas geopolitik global, ketimpangan tegional. serta rendahnya literasi keuangan. Oleh sebab itu ia menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor sebagai solusi berkelanjutan.

“Kolaborasi antara industri, akademisi, dan pemerintah menjadi kunci untuk mengatasi tantangan ini,” terangnya.

Ia mencontohkan, universitas dapat mengembangkan kurikulum berbasis fintech dan keuangan berkelanjutan. Sementara industri dapat berinvestasi dalam riset dan pengembangan produk keuangan inovatif. Selain itu, OJK perlu terus memperkuat regulasi berbasis data (data-driven regulation) untuk memastikan sektor ini tetap adaptif dan inklusif.

Edhi menambahkan, sektor jasa keuangan kedepannya diharapkan dapat terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi, memperkuat tata kelola berbasis ESG, dan menjangkau segmen masyarakat yang masih terpinggirkan. Dengan fondasi yang solid dan visi yang jelas, sektor ini tidak hanya akan mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga membawa Indonesia menuju posisi yang lebih kuat di panggung global sebagai ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan tangguh.

Reportase: Kurnia Ekaptiningrum

Sustainable Development Goals

SDG 1 SDG 4 SDG 8 SDG 9 SDG 10 SDG 13 SDG 16 SDG 17 

Views: 753
Tags: SDG 1: Tanpa Kemiskinan SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim SDG 16: Perdamaian Keadilan Dan Kelembagaan Yang Tangguh SDG 17: Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan SDG 4: Pendidikan Berkualitas SDG 8: Pekerjaan Layak Dan Pertumbuhan Ekonomi SDG 9: Industri Inovasi Dan Infrastruktur SDGs

Related Posts

Lunch box Simfoni FEB UGM

Kurangi Sampah Plastik, FEB UGM Bagi 586 Lunch Box Bagi Mahasiswa Baru

Berita Rabu, 6 Agustus 2025

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) membagikan 586 kotak bekal makan atau lunch box bagi mahasiswa baru program sarjana FEB UGM angkatan 2025.

Pionir Simfoni 2025

Separuh Mahasiswa Baru FEB UGM 2025 Peroleh Subsidi UKT

Berita Rabu, 6 Agustus 2025

Sebanyak 50,36 persen mahasiswa baru Kelas Reguler Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) mendapatkan subsidi Uang Kuliah Tunggal (UKT).

Pionir Simfoni

FEB UGM Sambut 586 Mahasiswa Baru Program Sarjana 2025 Lewat PIONIR SIMFONI

Berita Rabu, 6 Agustus 2025

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) membuka rangkaian pengenalan kampus FEB bagi mahasiswa baru 2025 melalui acara PIONIR SIMFONI, Rabu (6/8/2025) di Kampus FEB UGM.

Intan Ayu Kartika

Membedah Strategi Baru TMII Dorong Pariwisata yang Berdampak Sosial

Berita Selasa, 5 Agustus 2025

Sektor pariwisata memegang peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta pelestarian budaya, perlindungan lingkungan, dan penguatan inklusivitas sosial.

Berita Terkini

  • Kurangi Sampah Plastik, FEB UGM Bagi 586 Lunch Box Bagi Mahasiswa Baru
    6 Agustus, 2025
  • Separuh Mahasiswa Baru FEB UGM 2025 Peroleh Subsidi UKT
    6 Agustus, 2025
  • FEB UGM Sambut 586 Mahasiswa Baru Program Sarjana 2025 Lewat PIONIR SIMFONI
    6 Agustus, 2025
  • Membedah Strategi Baru TMII Dorong Pariwisata yang Berdampak Sosial
    5 Agustus, 2025
  • FEB UGM Bekali Staf Profesional dengan Keterampilan SQL dan Manajemen Database
    5 Agustus, 2025

Artikel Terkait

  • Kurangi Sampah Plastik, FEB UGM Bagi 586 Lunch Box Bagi Mahasiswa Baru
    6 Agustus, 2025
  • Separuh Mahasiswa Baru FEB UGM 2025 Peroleh Subsidi UKT
    6 Agustus, 2025
  • FEB UGM Sambut 586 Mahasiswa Baru Program Sarjana 2025 Lewat PIONIR SIMFONI
    6 Agustus, 2025
  • Membedah Strategi Baru TMII Dorong Pariwisata yang Berdampak Sosial
    5 Agustus, 2025
  • FEB UGM Bekali Staf Profesional dengan Keterampilan SQL dan Manajemen Database
    5 Agustus, 2025
Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Jln. Sosio Humaniora No.1, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 55281

Peta & Arah
Informasi Kontak Selengkapnya

Departemen

  • Akuntansi
  • Ilmu Ekonomi
  • Manajemen

Direktori Fakultas

  • Informasi Publik
  • Manajemen Ruang
  • Manajemen Aset
  • Manajemen Makam

Alumni

  • Komunitas Alumni
  • Layanan Alumni
  • Pelacakan Studi
  • Pekerjaan & Magang
  • Beasiswa

Social Media

© 2025 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM

Kebijakan PrivasiPeta Situs

💬 Butuh bantuan?
1
FEB UGM Official WhatsApp
Halo 👋
Bisakah kami membantu Anda?
Buka percakapan