Berawal dari kesulitan yang dihadapi mahasiswa rantau dan tinggal di kos-kosan yang sering kesulitan mencari bantuan layanan rumah tangga seperti perbaikan hingga membersihkan kamar kos, mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) mengembangkan gagasan platform digital Bantoo. Platform digital yang diusung menghubungkan antara pengguna dengan penyedia jasa layanan.
“Ketika mengalami kerusakan atau masalah kecil di kamar, kebutuhan perbaikan masalah kos seringkali bergantung terhadap penjaga dan kenalan pemilik kos terbatas pada ketersediaan dan kemampuan teknis. Selain itu, mencari jasa informal memiliki risiko harga yang tidak transparan atau terlalu tinggi, terlebih lagi untuk anak rantau,” ungkap Tabina Maritza Wisnu selaku CEO Bantoo.
Tabina Maritza Wisnu, (Manajemen 2022) bersama dengan Sarah Azizah (Akuntansi 2023), dan Kreskaia Diandrayesha (Ilmu Ekonomi 2023) mengusung Bantoo dengan konsep micro-task platform, menyediakan berbagai layanan mulai dari perbaikan kecil, kebersihan, perakitan furniture, pengecatan, hingga pengantaran barang dalam satu aplikasi. Di sisi lain, platform ini juga membuka ruang bagi pekerja lokal dan UMKM untuk mendapatkan akses pasar yang lebih modern.
“Kami ingin menghadirkan platform yang bukan hanya memudahkan pengguna, tetapi juga memberdayakan pekerja lokal agar punya akses pasar yang lebih adil dan modern,” jelas
Gagasan bisnis ini berhasil menghantarkan tim Bantoo meraih juara tiga dalam Program Pra-Inkubasi Young Entrepreneur Show! (YES!) 2025 yang diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga Mahasiswa Manajemen (IKAMMA) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM).
Tabina mengaku tidak menduga ia dan tim bisa lolos tiga besar dalam program pra inkubasi FEB UGM. Sebab, mereka menemui kendala dalam mengatur waktu untuk diskusi karena berasal dari kelas dan tingkat yang berbeda.
“Ini merupakan kompetisi inkubasi bisnis pertama kami, rasa gugup sampai antusias pasti ada. Kami memang tidak menyangka bisa menang dengan kelompok lain yang memiliki ide bisnis yang tidak kalah inovatif dan menarik,” ungkapnya.
Meskipun hingga saat ini Bantoo masih berada pada tahap konseptual dan belum memasuki fase prototipe, tim telah memetakan gambaran jelas mengenai kebutuhan pengguna, mekanisme kerja platform, dan strategi bisnis yang ingin mereka bangun. Kedepan tim akan melakukan riset dan survei ke calon pengguna dan calon penyedia layanan sebelum melakukan pengembangan aplikasi.
Reportase: Shofi Hawa Anjani
Editor: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals
