Research Dissemination Day, Ajang untuk Mempertahankan Nilai Quality Research and Teaching
- Detail
- Ditulis oleh Lutfi
- Kategori: Berita
- Dilihat: 1416
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) menggelar acara Research Dissemination Day (RDD) pada hari Sabtu (15/12) di Auditorium Lantai 8 Gedung Pusat Pembelajaran FEB UGM. Dengan mengangkat tema "Exploring Opportunities Amidst Global Challenges and Uncertainty", acara RDD membahas strategi dan langkah-langkah untuk menghadapai tantangan dan ketidakpastian global melalui diseminasi penelitian yang telah dilakukan oleh para dosen dan peneliti Departemen Ilmu Ekonomi FEB UGM. Mereka yang melakukan diseminasi penelitian adalah Muhammad Edhie Purnawan, Rimawan Pradiptyo, Hengki Purwoto, Ahmad Akbar Susamto, Gumilang Aryo Sahadewo, Sekar Utami Setiastuti, Amri Anjas Asmara, dan Traheka Erdyas Bimanatya.
Acara dibuka dengan sambutan oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian, kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni FEB UGM Amirullah Setya Hardi. Dalam sambutannya, Amirullah menyampaikan bahwa diseminasi merupakan kewajiban seorang peneliti yang sudah selesai dalam melaksanakan penelitiannya. Selain itu, ia juga menambahkan bahwa acara ini merupakan ajang bagi FEB UGM dalam mempertahankan nilai quality research and teaching. Amirullah berharap pada tahun-tahun berikutnya, para dosen dan peneliti dari Departemen Akuntansi dan Manajemen dapat ikut andil dalam melakukan diseminasi penelitian.
Acara dibagi menjadi dua sesi. Turut hadir sebagai moderator sesi pertama, Sekretaris Departemen Ilmu Ekonomi FEB UGM Eny Sulistyaningrum. Topik pada sesi pertama lebih berfokus kepada sektor keuangan dan perbankan baik dari sisi konvensional dan syariah. Edhie Purnawan mengatakan bahwa perkembangan teknologi yang sangat pesat mengakibatkan terjadinya pergeseran penggunaan uang dari uang konvensional menjadi uang digital. Ia menambahkan bahwa International Monetary Fund (IMF) memprediksi 10-20 tahun lagi masyarakat sudah menggunakan uang digital dalam melakukan transaksi dan tidak ada lagi yang menggunakan uang konvensional dalam bertransaksi. Selain itu, mahasiswa FEB UGM saat ini juga perlu mempelajari lebih dalam mengenai teknologi agar tidak kalah dalam persaingan pada pasar tenaga kerja. "Mahasiswa FEB belajar coding dong! Mulai belajar teknologi supaya gak kalah dengan tenaga kerja asing," ujar Edhie.
Masih dalam sesi yang sama, Gumilang—dalam penelitian eksperimen yang dilakukan bersama Bernardinus Maria Purwanto dan Rimawan Pradiptyo—mengungkapkan bahwa besaran jaminan tidak memengaruhi bank kecil dalam mengambil proyek berisiko karena bank kecil sudah memiliki kecenderungan mengambil proyek berisiko. "Perilaku hazar moral yang terjadi pada bank-bank kecil disebabkan oleh suku bunga kredit tinggi saat besaran jaminan tinggi." ungkap Gumilang. Gumilang juga menambahkan penghapusan jaminan dan penetapan premi diferensial mendorong bank untuk menawarkan bunga di atas ambang bunga dan juga mendorong bank besar untuk meningkatkan kecenderungan mengambil bank mengambil proyek berisiko.
Dari sisi syariah, Akbar menyampaikan penelitiannya mengenai Credit Risk in Islamic and Conventional Banking: More Evidence From a Bank-Level Panel Data Analysis. Tidak berhenti disitu, pada sesi 1 Rimawan memaparkan hasil penelitiannya—penelitian dilakukan bersama Putu Sanjiwacika Wibisana dan Putu Arya Wigita—mengenai unregulated corruption. Rimawan mengatakan bahwa korupsi terbesar bukan di sektor publik—meskipun yang diatur dalam regulasi korupsi itu 90 persen sektor publik—melaikan di sektor swasta. "Korupsi di sektor swasta mencapai 119.7 triliun dari tahun 2001-2015, itu sekitar 60 persen dari nilai yang dikorupsi," tambah Rimawan. Berdasarkan hasil eksperimen penelitiannya, Rimawan menegaskan bahwa orang justru stress dan tidak mau berkontribusi ketika ketahuan bahwa korupsinya diatur dan diumumkan kepada publik bahwa ada orang yang mengambil uangnya. Selain itu, apabila hukuman kepada tersangka kasus korupsi semakin keras akan menyebabkan meningkatnya welfare efficiency, akan tetapi akan terjadi revelation aversion apabila hal ini terjadi.
Pada sesi 2 yang dimoderatori oleh Amirullah, dosen dan peneliti muda Departemen Ilmu Ekonomi FEB UGM ikut unjuk kebolehannya. Hengki memaparkan hasil penelitiannya mengenai Testing for Political Budget Cycles: Evidence from Indonesia Municipalities. Traheka membahas bagaimana harga minyak dunia memiliki pengaruh terhadap harga saham di Indonesia melalui pendekatan VECM (Vector Error Correction Model). Masih seputar harga minyak dunia, Sekar memaparkan hasil penelitiannya yang berjudul "Time-varying Pass-through of World Oil Prices Inflation to CPI Inflation in Indonesia". Di sisi lain, Amri menjelaskan terdapat technological gap antara negara berkembang dengan negara maju. Dalam penelitiannya, Amri memodelkan factor determinan yang memengaruhi technological catch up.
Sumber: Tri Lutfi