• Tentang UGM
  • SIMASTER
  • SINTESIS
  • Informasi Publik
  • SDGs
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
  •  Tentang Kami
    • Sekilas Pandang
    • Sejarah Pendirian
    • Misi dan Visi
    • Nilai-Nilai
    • Pimpinan Fakultas
    • Pimpinan Senat
    • Pimpinan Departemen
    • Pimpinan Program Studi
    • Pimpinan Unit
    • Dewan Penasihat Fakultas
    • Laporan Tahunan
    • Fasilitas Kampus
    • Identitas Visual
    • Ruang Berita
    • Dies Natalis ke-70
  • Program Akademik
    • Program Sarjana
    • Program Magister
    • Program Doktor
    • Program Profesi
    • Program Akademik Singkat
    • Program Profesional & Sertifikasi
    • Program Sarjana Internasional (IUP)
    • International Doctorate in Business (IDB)
    • Kalender Akademik
    • Ruang dan Kegiatan
  • Fakultas & Riset
    • Keanggotaan Fakultas
    • Akreditasi Fakultas
    • Jaringan Internasional
    • Dosen
    • Profesor Tamu dan Rekan Peneliti
    • Staf Profesional
    • Publikasi
    • Jurnal Yang Diterbitkan
    • Kertas Kerja
    • Bidang Kajian
    • Unit Pendukung
    • Kemitraan Konferensi Internasional
    • Call for Papers
    • Pengabdian Kepada Masyarakat
    • Perpustakaan
  • Pendaftaran
  • Home
  • Berita

Bonus Demografi: Kesempatan atau Ancaman?

  • Berita
  • 3 Maret 2019, 18.52
  • Oleh : Admin
IMF

Data Sensus Penduduk tahun 2018 menunjukkan bahwa populasi penduduk berusia produktif (15-64 tahun) yaitu mencapai angka 179,13 juta jiwa atau sekitar 67,6% dari total seluruh penduduk Indonesia. Besarnya angka tersebut menyebabkan Indonesia digadang-gadang akan segera memasuki fase baru yang dikenal dengan bonus demografi. Bonus demografi ialah keadaan dimana penduduk berusia produktif lebih banyak dibandingkan penduduk yang berusia non-produktif. Di Indonesia sendiri, puncak bonus demografi diprediksi akan terjadi pada 2030 mendatang. Bonus demografi dikatakan sebagai sebuah bonus manakala generasi muda mampu mendapatkan pendidikan dan fasilitas yang layak guna meningkatkan kualitas dirinya. Maka dari itu, saat ini Indonesia berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya dengan harapan akan dapat mencetak calon-calon pemimpin di masa depan supaya nantinya bonus demografi tersebut betul-betul akan menjadi sebuah bonus alih-alih sebuah kutukan. Fenomena ini yang kemudian diangkat dan didiskusikan dalam Forum Diskusi yang mengusung tema “Work in Progress: Improving Youth Labor Market Outcomes in Emerging Market and Developing Economies” pada Jumat (1/3).

Acara yang digelar di Auditorium Gedung Pembelajaran Lantai 8 ini merupakan sebuah Forum Diskusi yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) ini turut menggandeng lembaga-lembaga kenamaan, yaitu International Monetary Fund (IMF) dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI). Forum Diskusi tersebut diisi oleh para ekonom ternama, yakni John C. Bluedorn, Ph. D. selaku perwakilan dari IMF, Gumilang Aryo Sahadewo, S.E., M.A., Ph.D. selaku dosen FEB UGM, serta Dr. Ninasapti Triaswati, S.E., M.Sc. selaku perwakilan dari ISEI. Acara yang berlangsung sejak pagi hari itu dipandu oleh moderator Jesita Wida Ajani sebagai Mahasiswa Berprestasi FEB UGM 2018.

Acara dibuka dengan pemaparan yang disampaikan oleh John C. Bluedorn. Menurutnya, pembangunan dan pertumbuhan ekonomi erat kaitannya dengan peran generasi muda. Sepertiga dari total pekerja usia produktif diisi oleh anak muda usia 15-24 tahun, bahkan diprediksi bahwa generasi muda di negara berkembang mampu menaikkan output riil hingga 5%. Akan tetapi, saat ini generasi muda tengah dihadapkan pada persoalan mengenai tingkat ketidakaktifan kaum muda yang cukup tinggi. Pasalnya, 20% generasi muda saat ini sedang tidak bekerja, tidak sekolah, serta tidak mengambil pelatihan khusus.

Pembahasan mengenai tenaga kerja muda tersebut kemudian diulas lebih lanjut oleh Gumilang. Menurutnya, pengangguran dari kalangan generasi muda disebabkan oleh beberapa faktor seperti ketidakcocokan keterampilan, lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan, serta rendahnya permintaan akan pelatihan keterampilan. Data dari International Labor Organization (ILO) menyebutkan bahwa setidaknya 60% pekerja di Indonesia bekerja di bidang yang tidak sesuai dengan pendidikannya. Bahkan belum semua masyarakat Indonesia mendapatkan akses pendidikan, terutama kalangan masyarakat menengah ke bawah. Hal tersebut yang menyebabkan pasar tenaga kerja di Indonesia menjadi kurang kompetitif dibandingkan negara-negara lainnya.

Permasalahan di sektor tenaga kerja tak cukup sampai di situ. Nina memaparkan bahwa kemunculan berbagai start up digital sebagai buah karya Revolusi Industri 4.0 turut menjadi ancaman bagi pasar tenaga kerja. Di satu sisi, start up digital ini mempermudah hampir seluruh aspek kehidupan manusia, mulai dari kemudahan memperoleh informasi secara lengkap dan cepat hingga membeli barang secara daring. Di sisi lain, kemajuan teknologi tersebut menyebabkan terjadinya gap pada pasar tenaga kerja, terutama apabila suatu negara kurang didukung dengan infrastruktur yang baik. Oleh sebab itu, diperlukan intervensi dari pemerintah agar perubahan paradigma dari labor intensive menjadi capital intensive ini tak lantas menyebabkan peningkatan angka pengangguran di Indonesia.

Sumber: Febyolla Putri Aninditya

Views: 718

Related Posts

Primastuti Indah Suryani

Optimasi Media Sosial Tingkatkan Visibilitas UMKM

Berita Jumat, 25 Juli 2025

Membangun merek dan menjangkau konsumen kini tidak lagi mengandalkan promosi konvensional. Media sosial saat ini telah menjadi kanal utama dalam membentuk citra usaha. Melalui pelatihan bertema “Optimasi Sosial Media dengan Pembuatan Konten”, FEB UGM mendorong pelaku UMKM melakukan optimasi media sosial untuk dengan pengembanagn strategi konten yang efektif sebagai upaya untuk meningkatkan visibilitas UMKM.

Pelatihan yang diselenggarakan oleh Bidang Kajian Kewirausahaan, Inovasi, dan UMKM pada 17 Juli 2025 di FEB UGM ini menghadirkan Primastuti Indah Suryani, M.Si., M.M., selaku content creator dan digital marketing trainer.

Field Trip GSW 2025

GSW 2025 Ajak Mahasiswa Asing Belajar Dunia Industri dan Seni di Yogyakarta

Berita Jumat, 25 Juli 2025

Suara denting logam menggema di sebuah workshop kerajinan perak di Kotagede, Yogyakarta. Di atas landasan besi, lempengan perak ditempa perlahan oleh tangan-tangan terampil. Sementara di sudut lain asap patri mengepul halus, berpadu dengan aroma logam panas yang menguar di udara.

Pemandangan ini menjadi pengalaman berkesan bagi Ali Matough Ali Essa, mahasiswa University of Glasgow, Inggris.

Andar Danova L Goeltom

Green Jobs dan Kurikulum Hijau, Kunci Masa Depan Pariwisata Indonesia

Berita Kamis, 24 Juli 2025

Perubahan besar tengah terjadi di industri pariwisata global. Wisatawan saat ini, terutama generasi muda dan wisatawan internasional, semakin peduli terhadap dampak lingkungan dari aktivitas perjalanan mereka.

Qisha Quarina

Tingkat Pengangguran Menurun, Dosen FEB UGM Sebut Pekerjaan Layak Masih Jadi PR

Berita Kamis, 24 Juli 2025

Di tengah meningkatnya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor industri, data statistik ketenagakerjaan nasional justru menunjukkan tren positif dengan  tingkat pengangguran terbuka (TPT) mengalami penurunan.

Berita Terkini

  • Optimasi Media Sosial Tingkatkan Visibilitas UMKM
    Juli 25, 2025
  • GSW 2025 Ajak Mahasiswa Asing Belajar Dunia Industri dan Seni di Yogyakarta
    Juli 25, 2025
  • Green Jobs dan Kurikulum Hijau, Kunci Masa Depan Pariwisata Indonesia
    Juli 24, 2025
  • Tingkat Pengangguran Menurun, Dosen FEB UGM Sebut Pekerjaan Layak Masih Jadi PR
    Juli 24, 2025
  • FEB UGM Terima Kunjungan FEB Unesa dan FEB UMP
    Juli 24, 2025

Artikel Terkait

  • Optimasi Media Sosial Tingkatkan Visibilitas UMKM
    Juli 25, 2025
  • GSW 2025 Ajak Mahasiswa Asing Belajar Dunia Industri dan Seni di Yogyakarta
    Juli 25, 2025
  • Green Jobs dan Kurikulum Hijau, Kunci Masa Depan Pariwisata Indonesia
    Juli 24, 2025
  • Tingkat Pengangguran Menurun, Dosen FEB UGM Sebut Pekerjaan Layak Masih Jadi PR
    Juli 24, 2025
  • FEB UGM Terima Kunjungan FEB Unesa dan FEB UMP
    Juli 24, 2025
Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Jln. Sosio Humaniora No.1, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 55281

Peta & Arah
Informasi Kontak Selengkapnya

Departemen

  • Akuntansi
  • Ilmu Ekonomi
  • Manajemen

Direktori Fakultas

  • Informasi Publik
  • Manajemen Ruang
  • Manajemen Aset
  • Manajemen Makam

Alumni

  • Komunitas Alumni
  • Layanan Alumni
  • Pelacakan Studi
  • Pekerjaan & Magang
  • Beasiswa

Social Media

© 2025 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM

Kebijakan PrivasiPeta Situs

💬 Butuh bantuan?
1
FEB UGM Official WhatsApp
Halo 👋
Bisakah kami membantu Anda?
Buka percakapan