Professional Judgement menjadi Bekal Akuntan yang Tidak Dapat Tergantikan di Era Revolusi Industri 4.0
- Detail
- Ditulis oleh Leila
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2883
Sudah menjadi tradisi bagi Fakultas Ekonomika Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) untuk menyelenggarakan kegiatan dalam rangka menyambut perkuliahan perdana di semester yang baru, salah satunya kegiatan kuliah umum.
Pada Senin (10/2) lalu, dilaksanakan kuliah umum bertajuk "Peran dan Tanggung jawab Akuntan Publik di Era Revolusi Industri 4.0" di Gedung Pusat pembelajaran lantai 8. Acara yang diikuti oleh mahasiswa Program Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk) FEB UGM serta mahasiswa S1 Akuntansi ini turut menggaet Riadi Sugihtani, Tagor Sidik Sigiro dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Grant Thornton serta Tarkosunaryo dari Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) sebagai pembicara.
Kuliah umum ini merespon perkembangan teknologi informasi yang kian masif, salah satunya, Internet of Things (IoT). Kemajuan teknologi tentu membawa banyak manfaat, namun juga dibarengi dengan risiko. Salah satunya terkait sumber daya manusia yang mana teknologi atau mesin kini mampu menggantikan peran manusia. Banyak profesi akan terimbas, salah satunya auditor. Akan tetapi, profesi akuntan akan tetap memiliki prospek yang baik serta sangat dibutuhkan karena professional judgement tidak dapat digantikan oleh mesin. Demikian yang disampaikan oleh Bapak Tarkosunaryo maupun Bapak Tagor Sidik Sigoro.
Dalam kuliah umum tersebut, sekaligus dilaksanakan penandatanganan nota kesepahaman antara FEB UGM dengan KAP Grant Thornton dalam bidang pendidikan, pemagangan serta rekruitmen staf.
"FEB UGM menyambut gembira kerja sama dan MOU ini sebagai bukti bahwa KAP Grant Thornton memiliki komitmen yang tinggi, bersama-sama dengan FEB UGM dalam menghasilkan akuntan publik yang kompeten dan profesional," ujar Eko Suwardi selaku Dekan FEB UGM.
Sumber: Leila Chanifah Z & Sony Budiarso