Peran Negara dalam Menyediakan Perumahan Layak Huni yang Terjangkau
- Detail
- Ditulis oleh Kirana
- Kategori: Berita
- Dilihat: 1945
Dalam rangka lebih jauh memperkenalkan seputar literasi keuangan dan pendanaan properti hunian kepada mahasiswa dan masyarakat umum, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) bersama dengan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) mengadakan kuliah umum bertajuk “Susah Punya Rumah? Kata Siapa?” pada Kamis (17/11). Kuliah umum tersebut dibuka dengan sambutan oleh Ananta Wiyogo, selaku Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (Persero), dan diisi oleh dua pemateri ahli, yaitu Dodok Dwi Handoko, selaku Tenaga Pengkaji KND Kementerian Keuangan, dan Martin Daniel, selaku Chief Economist PT Sarana Multigriya Finansial (Persero).
Berdasarkan UUD 1945 Pasal 28 H ayat (1), setiap warga Negara memiliki hak untuk dapat hidup sejahtera, lahir dan batin, bertempat tinggal, serta mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Maka dari itu, pemerintah wajib menyediakan hunian layak kepada masyarakatnya. Akan tetapi, pemerintah membutuhkan sarana dalam memenuhi hal tersebut sehingga hadirlah PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) yang bertugas menyediakan dana jangka panjang untuk perumahan kelas menengah kebawah. Misi utama perusahaan tersebut adalah untuk memberi akses hunian layak terjangkau kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) melalui inovasi produk yang inovatif.
Menurut materi yang disampaikan Dodok, permasalahan yang masih terjadi dalam pembiayaan perumahan di Indonesia di antaranya adanya ketimpangan daya beli masyarakat, transisi demografi yang mengarah ke perkotaan, dan kebutuhan penyediaan hunian meningkat sehingga ada ketidaksesuaian supply-demand. Selain itu, terdapat juga urgensi di mana perumahan merupakan sektor yang strategis dalam perekonomian karena memiliki multiplier effect yang kuat terhadap kurang lebih 174 sektor ekonomi lainnya.
Pak Dodok juga menyatakan meskipun sudah terdapat sejumlah instrumen kebijakan untuk mendukung perumahan MBR seperti Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT), skema pembiayaan yang tersedia belum optimal dan perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai efektivitas program eksisting.
Pada materi yang disampaikan Martin, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) sendiri menawarkan produk-produk inovatif sebagai alternatif solusi penyediaan hunian layak. Di antaranya yang pertama adalah Program KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang merupakan dana pendampingan porsi perbankan untuk pembiayaan KPR sejahtera FLPP yang ditujukan kepada Bank penyalur KPR FLPP. Yang kedua adalah Pembiayaan Mikro Perumahan, yaitu program yang memberikan akses pembiayaan bagi komunitas perempuan pra sejahtera dan ingin melakukan renovasi rumah yang sekaligus berfungsi sebagai tempat usahanya. Yang ketiga adalah Program Peningkatan Kualitas Rumah di Daerah Kumuh yang menyalurkan dana kepada masyarakat di daerah kumuh untuk membangun rumah yang dimilikinya menjadi rumah layak huni.
Harapannya kuliah umum ini dapat menginspirasi para mahasiswa yang masih muda untuk mulai mempersiapkan kepemilikan hunian tempat tinggal sedini mungkin sehingga statistik kepemilikan rumah generasi muda yang sangat rendah dapat berangsur membaik. Kuliah umum diakhiri dengan sesi tanya jawab yang menarik antara partisipan dan pemateri.
Reportase: Kirana Lalita Pristy