Inspirasi Mendiang Putri Terkasih kepada Prof. Wakhid yang Meraih Guru Besar UGM
- Detail
- Ditulis oleh Kurnia
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2511
Ada kisah haru saat pengukuhan Guru Besar di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (30/4). Prof. Wakhid Slamet Ciptono, M.B.A., M.P.M., Ph.D., tak kuasa menahan air mata di akhir membacakan ucapan terima kasih dalam pidato pengukuhannya. Wakhid mengingat kembali momen-momen bahagia bersama dengan putri bungsunya yang belum lama meninggal karena sakit.
Sang putri, Yurivani Amanda Bonita bagai pahlawan bagi Wakhid dan keluarga. Pasalnya, sang putrilah yang menjadi pendorong kuat untuk Wakhid semangat meraih gelar tertinggi akademik sebagai profesor.
"Pada hari Jum’at 19 Januari 2024, Allaah SWT telah memanggil putri atau adik kami yang sangat kami sayangi Yurivani Amanda Bonita. Dik Nita adalah 'the family hero', Insha Allah Dik Nita mendapatkan tempat mulia surga Al-Jannah dan menjadi bidadari surgaNya. Aamiin. Papa bisa melaksanakan pidato pengukuhan Guru Besar di Balai Senat UGM saat ini karena dorongan, dukungan, dan perjuangan Dik Nita, Mas Ivan dan Mama," paparnya sembari menahan haru.
Perjuangan Wakhid menyandang guru besar tergolong berliku. Ia sempat dua kali gagal mengajukan guru besar di tahun 2012 dan 2015. Setelah itu ia mengambil waktu untuk rehat hingga sang putri mendorongnya untuk kembali mengajukan kenaikan jabatan ke guru besar di tahun 2020. Almarhum putrinya yang merupakan alumnus Prodi Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdK) FISIPOL UGM tahun 2019 lalu ini menjadi pendorong kuat dan motivasi besar Wakhid untuk berjuang lagi mencapai guru besar.
"Saya ini termasuk yang lambat mencapai guru besar namun berkat dorongan dari Dik Nita saya jadi terus semangat," ucap Guru Besar dalam bidang Ilmu Manajemen ini.
Wakhid mengungkapkan bahwa dirinya bahkan dijuluki sang putri sebagai spesialis injury time. Sebab, ia sempat dua kali gagal masuk tes perguruan tinggi dan baru berhasil di tahun ketiga. Kala itu, ia gagal dua kali masuk ke Fakultas Kedokteran dan baru di tahun ketiga berhasil diterima di Fakultas Ekonomi UGM yang sekarang adalah FEB UGM.
"Jadi Dik Nita terus mendorong saya untuk meraih guru besar. Katanya papa itu kan spesial injury time dan akhirnya berhasil," kenangnya.
Wakhid menyelesaikan pendidikan sarjana di FEB UGM. Lalu, ia menempuh studi lanjut S2 di School of Business, Western Carolina University, Cullowhee, North Carolina, USA. Selanjutnya pendidikan doktor diselesaikan di University of Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia.
Dalam pengukuhannya Wakhid menyampaikan pidato berjudul Kesadaran Praktik Manajemen: Optimisasi Nilai-Nilai Ekonomika Kebahagiaan dan Bisnis Kebaikan. Ia memaparkan bahwa masyarakat dunia, khususnya Indonesia menunggu kontribusi nyata kesadaran praktik manajemen yang tidak hanya menjadikan organisasi sukses, tetapi yang lebih penting menjadikan organisasi bernilai. Nilai-nilai yang menjadikan manusia berkeadilan dan berkeadaban menempatkan manusia sesuai keaslian dan jati dirinya.
"Dua kata kunci kebahagiaan dan kebaikan dalam kaitannya dengan ekonomika kebahagiaan dan bisnis kebaikan adalah upaya manusia dalam mengantisipasi fenomena global seperti global boiling yang tengah terjadi pada saat ini," jelas pria kelahiran Semarang 63 tahun silam ini.
Lebih lanjut Wakhid optimisasi nilai-nilai ekonomika kebahagiaan dan bisnis kebaikan pada prinsipnya adalah mewujudkan keseimbangan antara pembelajaran ekonomika kebahagiaan dan inovasi bisnis kebaikan ke dalam full dexterous organization. Organisasi publik dan bisnis di Indonesia memerlukan peran organisasi berketangkasan penuh untuk membangun budaya pembelajaran dan program inovasi yang efektif dan efisien. Budaya pembelajaran mendukung aksi ekonomika kebahagiaan melalui Ekonomi Pancasila, dan program inovasi mendukung implementasi bisnis kebaikan melalui Manajemen Merah Putih. Ekonomi Pancasila sebagai transformasi kapitalisme melalui ekonomi demokratik selaras dengan budaya Indonesia, memerlukan peran mediasi kewirausahaan sosial.
Kewirausahaan sosial sebagai primary activity praktik bisnis berkesadaran baik bagi usaha besar, maupun usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM) di Indonesia. Dengan demikian, diharapkan bangsa Indonesia mampu mewujudkan Indonesia Emas 2045 dengan sukses dan bernilai. Untuk itu, organisasi bisnis dan pemerintah harus menyadari bahwa pendidikan kesejahteraan/kemakmuran, kebaikan, dan kebahagiaan keluarga merupakan faktor kunci keberhasilan Indonesia Emas 2045.
Wakhid merupakan sosok dosen dan peneliti di FEB UGM yang fokus mengkaji ekonomi pancasila atau ekonomi kerakyatan dan manajemen merah putih untuk mengoptimalkan nilai-nilai ekonomi kebahagiaan dan bisnis kebaikan. Kedepan ia akan terus giat melakukan riset dalam bidang-bidang tersebut. Tak hanya berhenti di penelitian, ia juga mendorong sejumlah UMKM di DIY untuk mengimplementasikan nilai-nilai ekonomi kerakyatan seperti budaya gotong-royong dan menggiatkan koperasi sebagai soko guru perekonomian bangsa.
Meraih jabatan guru besar di usia yang tidak lagi muda, Wakhid mendorong rekan-rekan dosen lainnya untuk tidak menunda-nunda pengajuan kenaikan jabatan guru besar. Terlebih jika semua persyaratan telah terpenuhi. Dengan meraih jabatan guru besar nantinya diharapkan bisa memberikan kontribusi yang lebih besar lagi bagi masyarakat.
"Segera saja ajukan kalau saja bila sudah terpenuhi syaratnya. Jika mengajukan dan ditolak jangan pernah menyerah karena kegagalan yang riil itu saat sudah menyerah. Selagi masih ada kesempatan meski hanya sebesar lubang jarum teruslah berusaha," tuturnya.
Reportase: Kurnia Ekaptiningrum