• Tentang UGM
  • SIMASTER
  • SINTESIS
  • Informasi Publik
  • SDGs
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
  •  Tentang Kami
    • Sekilas Pandang
    • Sejarah Pendirian
    • Misi dan Visi
    • Nilai-Nilai
    • Pimpinan Fakultas
    • Pimpinan Senat
    • Pimpinan Departemen
    • Pimpinan Program Studi
    • Pimpinan Unit
    • Dewan Penasihat Fakultas
    • Laporan Tahunan
    • Fasilitas Kampus
    • Identitas Visual
    • Ruang Berita
    • Dies Natalis ke-70
  • Program Akademik
    • Program Sarjana
    • Program Magister
    • Program Doktor
    • Program Profesi
    • Program Akademik Singkat
    • Program Profesional & Sertifikasi
    • Program Sarjana Internasional (IUP)
    • International Doctorate in Business (IDB)
    • Kalender Akademik
    • Ruang dan Kegiatan
  • Fakultas & Riset
    • Keanggotaan Fakultas
    • Akreditasi Fakultas
    • Jaringan Internasional
    • Dosen
    • Profesor Tamu dan Rekan Peneliti
    • Staf Profesional
    • Publikasi
    • Jurnal Yang Diterbitkan
    • Kertas Kerja
    • Bidang Kajian
    • Unit Pendukung
    • Kemitraan Konferensi Internasional
    • Call for Papers
    • Pengabdian Kepada Masyarakat
    • Perpustakaan
  • Pendaftaran
  • Home
  • Berita

Kontribusi Ekonom FEB UGM Dalam Pembangunan Pertanian Indonesia

  • Berita
  • 23 September 2024, 17.33
  • Oleh : Admin
Prof Catur Sugiyanto

Kemajuan sektor pertanian Indonesia saat ini tak lepas dari peran tokoh-tokoh bangsa di masa lalu. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) turut berkontribusi dalam pembangunan sektor pertanian di tanah air. Tidak sedikit ahli atau ekonom lintas generasi FEB UGM yang berperan dalam pengembangan sektor pertanian, salah satunya adalah Prof. Mubyarto.

Guru Besar Ilmu Ekonomi FEB UGM, Prof. Dr. Catur Sugiyanto, MA., menyebutkan Prof. Mubyarto merupakan sosok yang mempelajari perilaku petani kecil di Indonesia yang berfokus pada surplus beras yang dapat dipasarkan. Meskipun berskala kecil, Mubyarto memandang petani Indonesia adalah pelaku ekonomi yang rasional dan bertindak untuk menjaga kelangsungan hidup keluarga mereka.

“Pemikiran Pak Muby ini terkait erat dengan upaya revolusi hijau untuk meningkatkan produktivitas petani melalui kebijakan intensifikasi seperti BIMAS dan INMAS,” tuturnya saat menyampaikan orasi ilmiah berjudul Sekelumit Bunga Rampai Pemikiran Ekonom FEB UGM dalam Pembangunan Sektor Pertanian RI, Kamis (19/9) dalam Rapat Senat Terbuka peringatan Dies Natalis ke-69 FEBE UGM di Gedung Pembelajaran Lantai 8 FEB UGM.

Pemikiran Prof. Mubyarto ini kemudian dilengkapi oleh ekonom lain seperti Prof. Gunawan Sumodiningrat, M.Ec. Sumodiningrat dan Pitt meneliti pengaruh risiko dan profitabilitas terhadap adopsi varietas unggul oleh petani. Mereka menemukan bahwa faktor risiko, akses terhadap kredit serta kualitas irigasi menjadi kunci dalam keputusan petani untuk mengadopsi teknologi dalam pertanian. Analisis Sumodiningrat melengkapi pandangan Mubyarto dengan menambahkan dimensi risiko dan keuntungan ekonomi sebagai faktor kunci dalam keputusan petani. Hal ini juga relevan dengan program pemerintah yang mendorong adopsi teknologi pertanian melalui BIMAS, dimana kredit dan ketersediaan teknologi sangat berpengaruh terhadap keputusan petani.

Dalam orasi tersebut, Prof. Catur juga membahas hasil penelitian dari ekonom lain seperti Dr. Soetatwo Hadiwigeno yang menekankan pentingnya infrastruktur irigasi dan kredit bagi petani, khususnya melalui program Bimas, dalam meningkatkan pendapatan petani. Soetatwo juga menyoroti peran infrastruktur irigasi yang berpengaruh besar terhadap adopsi teknologi pertanian. Penelitian Hadiwigeno berhubungan langsung dengan pemikiran Sumodiningrat tentang pentingnya kredit dan Prabowo tentang ketersediaan air bagi petani dalam mengadopsi teknologi baru. Selain itu, pemandangannya juga melengkapi pemikiran Timmer mengenai peran pemerintah dan BULOG dalam memberikan dukungan kepada petani untuk mengakses sumber daya yang diperlukan.

Catur menambahkan pemikiran ekonom FEB UGM lainnya tentang pertanian juga muncul dari Dr. Budiono Sri Handoko, M.A., yang menggunakan regresi neo-klasik untuk mengevaluasi efisiensi penggunaan input pertanian, terutama terkait dengan teknologi baru seperti benih unggul. Ia menemukan bahwa petani dengan lahan lebih luas cenderung lebih cepat mengadopsi teknologi baru, dan ada perbedaan struktural dalam pola permintaan input berdasarkan skala pertanian.

“Temuan Pak Bud memperkuat pandangan Sumodiningrat dan Mubyarto bahwa petani lebih besar memiliki keunggulan dalam adopsi teknologi, sementara petani kecil lebih sensitif terhadap risiko dan harga input. Pemikiran ini juga sejalan dengan kebijakan kredit pertanian yang bertujuan untuk memperluas akses bagi petani kecil agar mereka bisa meningkatkan produktivitas melalui teknologi baru,” paparnya.

Catur mengatakan ekonom Dr. Bagus Santoso., M.Soc.Sc., juga menemukan bahwa setelah mencapai swasembada beras pada 1984, produktivitas beras nasional justru menurun. Hal ini terkait dengan perubahan perilaku petani yang mulai mengurangi penggunaan bibit unggul setelah harga output naik. Penemuan Santosa ini menyoroti perlunya kebijakan yang lebih berkelanjutan setelah swasembada tercapai.

“Secara keseluruhan, ada benang merah yang kuat antara berbagai penelitian ini. Semuanya menyoroti pentingnya interaksi antara kebijakan, teknologi, risiko, dan insentif ekonomi dalam keberhasilan pembangunan pertanian di Indonesia,” terangnya.

Di akhir pidatonya Catur menyampaikan bahwa revolusi hijau membawa perubahan signifikan. Hanya saja, keberhasilan jangka panjang bergantung pada pengelolaan risiko, akses kredit, infrastruktur, dan stabilitas harga yang memadai. Kritik terhadap ketergantungan berlebihan pada beras dan fokus pada Jawa mengindikasikan perlunya diversifikasi dan pendekatan yang lebih inklusif untuk memastikan ketahanan pangan di masa depan.

Para ekonom FEB UGM ini telah memberikan kontribusi signifikan dalam berbagai kebijakan dan penelitian yang mendukung pembangunan pertanian nasional. Pemikiran mereka relevan dalam menghadapi tantangan jangka panjang sektor pertanian, terutama dalam hal stabilitas harga, akses kredit, teknologi, serta diversifikasi pertanian yang lebih inklusif.

Reportase: Kurnia Ekaptiningrum 
Simak video selengkapnya di tautan berikut https://youtu.be/n_fzu7_IIFA 

Sustainable Development Goals

SDG 1 SDG 2 SDG 4 SDG 9 SDG 12 

Views: 569
Tags: SDG 1: Tanpa Kemiskinan SDG 12: Konsumsi Dan Produksi Yang Bertanggung Jawab SDG 2: Tanpa kelaparan SDG 4: Pendidikan Berkualitas SDG 9: Industri Inovasi Dan Infrastruktur

Related Posts

PEOPLE PLEASER

Dampak People Pleaser terhadap Kesehatan Mental

Berita Jumat, 3 Oktober 2025

Dalam kehidupan perkuliahan, mahasiswa kerap dihadapkan pada berbagai pilihan, mulai dari ajakan hangout, nongkrong sepulang kuliah, hingga perjalanan mendadak di akhir pekan.

Prof. AGUS SARTONO

MBG Gagasan Besar dan Realita

Suara Akademisi Jumat, 3 Oktober 2025

Oleh: Prof. Dr. R. Agus Sartono, M.B.A.
Guru Besar Departemen Manajemen FEB UGM
Deputi Bidang Pendidikan dan Agama, Kemenko Kesra/PMK RI 2010-2014

Makan Bergizi Gratis atau MBG sejatinya merupakan ide yang bagus, belajar dari pengalaman di negara maju.

Novat Pugo Sambodo

Dosen FEB UGM Soroti Dampak Ekonomi Konsumsi MBDK

Berita Rabu, 1 Oktober 2025

Konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) bukan hanya ancaman bagi kesehatan, tetapi juga menjadi beban ekonomi negara. Dari risiko obesitas hingga lonjakan biaya layanan kesehatan, dampaknya meluas hingga membebani anggaran negara. 

Dosen Program Studi Ilmu Ekonomi FEB UGM, Novat Pugo Sambodo, S.E., MIDEC., mengungkapkan bahwa meskipun minuman berpemanis bisa saja dilepas ke pasar tanpa intervensi pemerintah, risikonya jauh lebih besar daripada yang dibayangkan.

Ahmad Zaki

Tantangan dan Peluang ESG Assurance dalam Audit Laporan Keberlanjutan

Berita Rabu, 1 Oktober 2025

Isu Environmental, Social, and Governance (ESG) semakin menjadi perhatian penting di dunia bisnis. Perusahaan tidak hanya dituntut menyajikan laporan keuangan yang andal, tetapi juga melaporkan upaya keberlanjutan mereka.

Berita Terkini

  • Dampak People Pleaser terhadap Kesehatan Mental
    3 Oktober, 2025
  • MBG Gagasan Besar dan Realita
    3 Oktober, 2025
  • Dosen FEB UGM Soroti Dampak Ekonomi Konsumsi MBDK
    1 Oktober, 2025
  • Tantangan dan Peluang ESG Assurance dalam Audit Laporan Keberlanjutan
    1 Oktober, 2025
  • Tips Menjaga Kesehatan Mental Bagi Mahasiswa
    30 September, 2025
Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Jln. Sosio Humaniora No.1, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 55281

Peta & Arah
Informasi Kontak Selengkapnya

Direktori Fakultas

  • Informasi Publik
  • Manajemen Ruang
  • Manajemen Aset
  • Manajemen Makam

Mahasiswa

  • Komunitas Mahasiswa
  • Layanan Mahasiswa
  • Asrama Mahasiswa
  • Pengembangan Karir
  • Paparan Internasional
  • Beasiswa
  • Magang

Alumni

  • Komunitas Alumni
  • Layanan Alumni
  • Pelacakan Studi
  • Pekerjaan & Magang
  • Beasiswa

Social Media

© 2025 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM

Kebijakan PrivasiPeta Situs

💬 Butuh bantuan?
1
FEB UGM Official WhatsApp
Halo 👋
Bisakah kami membantu Anda?
Buka percakapan
[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju