• Tentang UGM
  • SIMASTER
  • SINTESIS
  • Informasi Publik
  • SDGs
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
  •  Tentang Kami
    • Sekilas Pandang
    • Sejarah Pendirian
    • Misi dan Visi
    • Nilai-Nilai
    • Pimpinan Fakultas
    • Pimpinan Senat
    • Pimpinan Departemen
    • Pimpinan Program Studi
    • Pimpinan Unit
    • Dewan Penasihat Fakultas
    • Laporan Tahunan
    • Fasilitas Kampus
    • Identitas Visual
    • Ruang Berita
    • Dies Natalis ke-70
  • Program Akademik
    • Program Sarjana
    • Program Magister
    • Program Doktor
    • Program Profesi
    • Program Akademik Singkat
    • Program Profesional & Sertifikasi
    • Program Sarjana Internasional (IUP)
    • International Doctorate in Business (IDB)
    • Kalender Akademik
    • Ruang dan Kegiatan
  • Fakultas & Riset
    • Keanggotaan Fakultas
    • Akreditasi Fakultas
    • Jaringan Internasional
    • Dosen
    • Profesor Tamu dan Rekan Peneliti
    • Staf Profesional
    • Publikasi
    • Jurnal Yang Diterbitkan
    • Makalah Kerja
    • Bidang Kajian
    • Unit Pendukung
    • Kemitraan Konferensi Internasional
    • Call for Papers
    • Pengabdian Kepada Masyarakat
    • Perpustakaan
  • Pendaftaran
  • Home
  • Berita

Mengulik Strategi Ekonomi Hijau dengan Carbon Pricing dan Trading

  • Berita
  • 14 November 2024, 11.24
  • Oleh : Admin
Ardiyanto Fitrady

Indonesia terus memperkuat komitmennya dalam menurunkan emisi karbon guna menghadapi tantangan perubahan iklim global. Salah satu strategi yang diusulkan adalah penerapan Nilai Ekonomi Karbon (NEK) melalui carbon pricing.

Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM sekaligus Wakil Kepala Pusat Studi Energi (PSE UGM), Ardiyanto Fitrady, Ph.D., memaparkan pentingnya internalisasi emisi karbon melalui mekanisme NEK dalam Seminar Nasional Ekonomi Hijau di Gedung Pusat Pembelajaran FEB UGM, Jumat (8/11).

Menurut Ardiyanto, perubahan iklim tidak hanya merusak lingkungan saja namun juga mengakibatkan eksternalitas negatif yang merugikan berbagai sektor secara global. Perubahan iklim mengakibatkan kerugian ekonomi yang besar dan tak dapat dipulihkan.

Ia menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen kuat dalam menurunkan emisi karbon melalui Nationally Determined Contribution (NDC) dengan target penurunan karbon sebesar 29%-41% di tahun 2030. Sebagai upaya mencapai NDC ini, pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden No. 98 tahun 2021 yang mencakup dua pendekatan utama yaitu mitigasi perubahan iklim dengan penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon (NEK) dan adaptasi perubahan iklim dengan mekanisme perdagangan karbon serta pungutan atas karbon.

Dalam paparannya Ardiyanto menjelaskan pendekatan mitigasi perubahan iklim melalui NEK atau lebih dikenal dengan carbon pricing dilakukan dengan internalisasi emisi karbon yang menjadikan biaya eksternal dari dampak emisi karbon ke dalam biaya produksi atau konsumsi dari emitter tersebut. Internalisasi ini dilakukan agar dapat mengembalikan pasar ke socially optimal level yang sebelumnya terdistorsi akibat eksternalitas.

“Emisi tidak dimasukkan ke dalam biaya produksi produsen. Akibatnya, terjadi kegagalan pasar karena kesejahteraan sosial tidak tercapai secara optimal,” ungkap Ardiyanto.

Lebih lanjut lagi, ia menjelaskan terdapat dua skema internalisasi emisi yaitu pembatasan dan perdagangan emisi (cap and trade) dan pajak karbon (pigovian tax). Pada skema cap and trade, pemerintah menetapkan batas atas emisi. Sementara skema pajak karbon, pemerintah mengenakan pajak tetap untuk setiap unit emisi karbon yang dihasilkan. “Potensi pajak karbon sebenarnya besar, tetapi tidak memberikan insentif langsung bagi produsen untuk beralih ke teknologi ramah lingkungan karena mereka akan lebih memilih membayar pajak,” jelasnya.

Ardiyanto menyampaikan bahwa NEK dapat mengurangi emisi karbon dengan cara meningkatkan biaya operasional produk tinggi emisi sehingga membuat harganya lebih mahal. Kenaikan harga ini diharapkan dapat mempengaruhi keputusan investasi dan konsumsi terhadap produk sehingga mendorong produsen untuk beralih pada teknologi rendah karbon untuk mencapai tingkat emisi karbon yang lebih efisien.

“Kita perlu mengakui eksternalitas pada emisi karbon dan memberinya nilai ekonomi, supaya produsen memiliki insentif lebih untuk mengurangi emisi karbon,” tegas Ardiyanto.

Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa keberhasilan bursa karbon bergantung pada keseimbangan permintaan dan penawaran karbon di pasar. Oleh karena itu, pemerintah perlu menetapkan batas atas emisi dan memberlakukan pajak karbon yang lebih tinggi dibandingkan harga karbon di Bursa Karbon agar lebih cost-efficient bagi produsen untuk bertransaksi di bursa karbon.

Terakhir, Ardiyanto menjelaskan mengenai prinsip FASTER yang dapat digunakan agar carbon pricing dapat lebih efisien. Prinsip tersebut menekankan Fairness atau pemerataan distribusi dan transisi, Alignment of policies and objectives atau harmonisasi kebijakan, Stability and flexibility atau konsistensi kerangka kebijakan dan tujuan, Transparency atau perumusan kebijakan dan implementasi yang transparan, Efficiency and cost effectiveness atau kebijakan yang efisien dan cost efficient, serta Reliability and environmental integrity atau penurunan emisi terukur.

“Kita membutuhkan ekosistem dengan batas atas emisi dan pajak karbon agar dapat memberikan insentif bagi produsen untuk menurunkan emisi karbon mereka. Dengan demikian, ini tidak lagi menjadi business as usual,” pungkasnya.

Reportase: Najwah Ariella Puteri
Editor: Kurnia Ekaptiningrum

Sustainable Development Goals

SDG 4 SDG 7 SDG 8 SDG 9 SDG 10 SDG 11 SDG 12 SDG 13 SDG 17

Views: 1,366
Tags: SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan SDG 11: Kota Dan Pemukiman Yang Berkelanjutan SDG 12: Konsumsi Dan Produksi Yang Bertanggung Jawab SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim SDG 17: Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan SDG 4: Pendidikan Berkualitas SDG 7: Energi Bersih Dan Terjangkau SDG 8: Pekerjaan Layak Dan Pertumbuhan Ekonomi SDG 9: Industri Inovasi Dan Infrastruktur SDGs

Related Posts

Softskill - Interview Skill FEB UGM 2025

Alumni FEB UGM Bagian Tips Sukses Wawancara Kerja Bagi Mahasiswa

Berita Jumat, 14 November 2025

Kemampuan berkomunikasi efektif, memahami diri, dan menyampaikan nilai secara meyakinkan menjadi kunci sukses dalam proses wawancara kerja. Kesadaran inilah yang ingin ditumbuhkan melalui kegiatan Mandatory Soft Skills: Interview Skills, yang digelar Career and Student Development Unit (CSDU) FEB UGM bersama Lutfi Anggriawan, MR 5, CFP, CHRM, Branch Office Head (Assistant Vice President) BRI Cabang Yogyakarta Cik Ditiro yang juga alumni Manajemen FEB UGM.

Lutfi, menyampaikan interview skills merupakan kemampuan kandidat untuk mempresentasikan diri dan kompetensinya secara efektif dalam proses wawancara, termasuk dalam komunikasi verbal, non-verbal, serta kemampuan menjawab pertanyaan dengan tepat dan terarah.

Tim Basket Putra FEB UGM

Tim Basket FEB UGM Raih Emas dan Perak Porsenigama 2025

Prestasi Jumat, 14 November 2025

Tim Basket Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) kembali menorehkan prestasi gemilang di Pekan Olahraga dan Seni Universitas Gadjah Mada (Porsenigama) 2025.

Pengukuhan Guru Besar Gugup Kismono

Prof. Gugup Kismono Dikukuhkan Guru Besar, Soroti Work Life Balance di Era Gig Economy

Berita Kamis, 13 November 2025

Dunia kerja masa kini tengah menghadapi tantangan besar akibat perubahan orientasi hidup generasi muda dan meningkatnya tekanan digital. Perubahan besar dalam dunia kerja ini menuntut cara pandang baru terhadap keseimbangan hidup.

Entrepreneurs Table

Tiga Ide Bisnis Inovatif Mahasiswa FEB UGM Pemenang Program Pra-Inkubasi YES! 2025

Berita Rabu, 12 November 2025

Kelompok LAZE, RB Nusantara, dan Bantoo dinobatkan sebagai tiga pemenang Program Pra-Inkubasi Young Entrepreneur Show! (YES!) 2025 yang diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga Mahasiswa Manajemen (IKAMMA) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM).

Berita Terkini

  • Alumni FEB UGM Bagian Tips Sukses Wawancara Kerja Bagi Mahasiswa
    14 November, 2025
  • Tim Basket FEB UGM Raih Emas dan Perak Porsenigama 2025
    14 November, 2025
  • Prof. Gugup Kismono Dikukuhkan Guru Besar, Soroti Work Life Balance di Era Gig Economy
    13 November, 2025
  • Tiga Ide Bisnis Inovatif Mahasiswa FEB UGM Pemenang Program Pra-Inkubasi YES! 2025
    12 November, 2025
  • Milky Moo, Usaha Mahasiswa FEB UGM dengan Sentuhan Sehat dan Ramah Lingkungan
    12 November, 2025

Agenda

  • 14Nov Public Lecture: Private Equity Introduction
All Events
Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Jln. Sosio Humaniora No.1, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 55281

Peta & Arah
Informasi Kontak Selengkapnya

Direktori Fakultas

  • Informasi Publik
  • Manajemen Ruang
  • Manajemen Aset
  • Manajemen Makam

Mahasiswa

  • Komunitas Mahasiswa
  • Layanan Mahasiswa
  • Asrama Mahasiswa
  • Pengembangan Karir
  • Paparan Internasional
  • Beasiswa
  • Magang

Alumni

  • Komunitas Alumni
  • Layanan Alumni
  • Pelacakan Studi
  • Pekerjaan & Magang
  • Beasiswa

Social Media

© 2025 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM

Kebijakan PrivasiPeta Situs

💬 Butuh bantuan?
1
FEB UGM Official WhatsApp
Halo 👋
Bisakah kami membantu Anda?
Buka percakapan
[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju