Di era serba digital dewasa ini, mahasiswa sebaiknya tidak hanya mengulik seputar topik teknologi informasi (IT) saja, tetapi topik pembahasan pengembangan manusia, yang kini juga menjadi sangat relevan dan menarik untuk didiskusikan.
Pada era perkembangan teknologi ini, ide rekayasa atau engineering dapat dimulai dari tempat yang kecil lalu berkembang menjadi lebih besar dan menjadi perusahaan yang memberikan dampak pada jutaan orang di sekitarnya.
Pada Jumat (13/05), Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM mengadakan syawalan dalam rangka silaturahmi Hari Raya Idul Fitri 1443 H. Acara ini dihadiri oleh civitas FEB UGM, Perwakilan Dharma Wanita FEB UGM, dan tamu undangan yang berasal dari Bank Mandiri Fisipol UGM, BRI Danareksa Joglo Semar, OJK, KAFEGAMA pusat Yogyakarta, Mahasiswa FEB UGM, dan masih banyak lagi.
Pada Sabtu (16/04) Pusat Kajian Akuntansi dan Regulasi (PAKAR), Laboratorium Akuntansi, Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM yang juga bekerja sama dengan Ikatan Akuntan Indonesia Yogyakarta mengadakan kegiatan Training of Trainer (ToT) penggunaan aplikasi SAWUT dengan tema “PSAK 112: Akuntansi Wakaf dan Aplikasi SAWUT (Sistem Akuntansi Wakaf Uang Tunai).” Kegiatan ini juga untuk pelaksanaan peluncuran SAWUT-EDU (Sistem Akuntansi Wakaf Tunai Versi Edukasi).
Jumat (28/4) Program Magister Sains dan Doktor Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (MD FEB UGM) dan Bank Jago berkolaborasi mengadakan webinar bertajuk “Webinar MD REFO: Strategi Collaborative Network Antara Perbankan dan Crowd Ritel”.
Pembangunan manusia yang berkelanjutan atau sustainable human development merupakan suatu topik yang cukup baru dan menarik untuk mahasiswa pelajari lebih jauh.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM kembali sabet peringkat tinggi dalam QS World University Ranking 2022 by Subject.
Pusat Kajian Akuntansi dan Regulasi (PAKAR), Laboratorim Akuntansi, Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM telah menyelenggarakan webinar dengan topik “Accountability in Non-Profit Organization” pada hari Kamis (14/04).
Dunia filantropi di Indonesia memegang kunci dalam konteks sosial. Dalam hal ini, konstelasi politik, sosial, ekonomi Indonesia membuat Muhammadiyah memiliki modal dalam hal yang luas untuk mobilisasi dalam bentuk zakat, infaq, wakaf, dan sedekah.